Tg 317(365)

Kali ini Jejen sudah bertekad bulat akan datang pada reunian teman sma-nya dulu. Belum pernah dia menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan teman-teman masa remajanya. Entah dari mana kerinduan itu menjalar diseluruh tubuh Jejen, padahal sebelumnya dia seolah tak menanggapi dengan serius undangan reuni itu. Mungkinkah karena ada nama seseorang dalam list yang sudah menyanggupi akan hadir?

Hari yang dinanti akhirnya datang, Jejen berdandan rapi, baju licin dan harum ditambah kacamata hitam menempel di hidung yang batangnya ala kadar saja. Kadang melorot sampai menutupi lubang hidungnya. Dalam kepalanya menari-nari sang pujaan hati Denok yang belum sempat dipacarinya. Ada rasa menyesal karena tak berani berterus terang, sampai pembagian ijazah. Denok juga merasa kecewa berat. Keduanya ternyata sama membawa rasa kecewa.

"Haai..." Jejen menyalami Denok sedikit bergetar, mereka berpandangan, diiringi tepuk tangan gemuruh di sekelilingnya ( benar-benar seperti remaja ting-ting, padahal sudah punya istri dan anak). Tetiba Jejen memberi isyarat, menjauh dari temannya. Tak disangka Denok juga menjauh menuju tempat sepi. Si Kepo Danang curiga dan diam-diam mengikuti mereka. Keduanya sama melepaskan hasrat yang menyesak sejak tadi. Preeeett...bussh, bunyi suara dari toilet pria dan priitt ...brrth... bunyi nyaring dari toilet wanita. Danang yang ngumpet jadi kheki mendengar mereka buang angin, "Sejak dulu mereka punya rasa yang sama... sampai kentut pun sama ," Danang jadi sebeeell...

***

Balaiselasa,10kto2022