Kue Bainai Selera Asal yang Menggoda
Berbahagialah kita orang Indonesia yang memiliki aneka kuliner kebanggaan masing-masing suku bangsa. Kuliner kebanggaan orang minang selain randang yang sangat terkenal itu masih banyak sekali. Ada pangek masin, gulai bagar, ayam pop, itik lado hijau dan banyak lagi dari kelompok masakan teman nasi.
Kelompok kue-kue seperti pinyaram, bika (kue singgang), lapek bugi, kue bainai, sala lauak adalah sebahagian kecil dari kekayaan kuliner ranah minang yang tak kalah enaknya. Makanan ini menjadi kebanggaan masing-masing daerah di Sumatera Barat.
Kudapan khas orang Padang yang murah, meriah dan pas di lidah, salah satunya adalah kue kering berbahan dasar beras. Kue Bainai adalah nama yang dipakai untuk jenis kue kering yang jadi ikon di kota Padang. Kue ini sangat familiar di setiap keluarga, kue bainai tak pernah dilupakan setiap menyambut lebaran Idul fitri. Di antara kue modern yang dibuat dalam satu keluarga, pasti bainai selalu disandingkan. Tak afdol lebaran tanpa kue bainai.

Kudapan berbahan dasar beras ini pembuatannya tidak rumit, tetapi butuh kesungguhan karena setiap proses yang dilalui harus sesuai prosedur. Jika asal-asalan maka hasilnya jadi sangat keras, dilempar ke dinding tak akan pecah. Mungkin karena itulah sebagian orang di luar Padang menyebutnya kue keras, ada juga yang menyebutnya kue ladu, kue arai.
Bahan membuat kue bainai tidaklah sulit didapat juga sangat murah meriah. Tepung beras segar, garam, air kapur sirih adalah bahan utama. Tambahan santan, daun pandan atau telur hanyalah optional.
Kue bainai original tidak pernah memakai cetakan selain dari bunga pinang, kami menyebutnya arai pinang yang memberi aroma khas pada kue. Sangat berbeda dengan yang memakai cetakan buatan manusia. Orang tua kami tak akan pernah mau memakai cetakan buatan ini, dan inilah nilai khas kue bainai orang Padang.
Tepung beras yang digunakan harus yang segar dari beras jenis IR 42 yang direndam semalam kemudian ditumbuk pakai lesung atau pakai mesin penumbuk. Menggunakan mesin penumbuk telah diterima masyarakat, lesung sudah sangat jarang ada karena aliran air sungai melambat akibat pendangkalan.
Cara pembuatannya:
1. Tepung beras yang masih segar disangrai sebentar agar harum
2. Panaskan air di dandang, kukus tepung selama tiga puluh menit, boleh ditambahkan daun pandan.
3. Air bekas mengukus ditambahkan garam dan kapur sirih ( kami menyebutnya air sadah)
4. Tepung yang masih panas disiram air yang sudah berbumbu tadi sedikit demi sedikit dan diuleni hingga kalis. Tahap ini yang paling menguras energi. Jika asal saja maka pasti hasil kue nanti akan keras sekali.
5.Hasil ulenan yang sudah sangat kalis tidak bisa diukur tapi orang tua kami menggunakan satuan perasaan, mereka tahu kalau adonan sudah siap atau masih perlu diuleni lagi.
6. Ambil sekepal dan dibuat gulungan bulat panjang, lalu dipotong sama besar.
7. Arai pinang (bunga pinang) dibiarkan layu sebentar, diikat menyatu dan dioles sedikit minyak goreng sehingga adonan jadi harum bunga pinang.
8. Kue yang sudah dicetak memiliki bentuk yang cantik, alur bergerigi yang tercipta dari cetakan tandan bunga pinang digoreng dengan minyak yang panasnya sedang, semua kue harus terendam minyak.
9. Kue bainai siap untuk menemani minum kopi atau teh panas, garing dan gurih tiada tara.
Pengolahan kue dari penyediaan bahan sampai siap dicetak memang sedikit memakan waktu. Saat ini ibu-ibu muda jarang yang membuat kudapan kue bainai, tetapi mereka lebih suka membeli saja.

Membaca situasi yang berkembang, kue kebanggaan kami ini sekarang sudah banyak diproduksi skala rumahan, jadi tidak harus menunggu lebaran lagi untuk mencicipinya. Sudah juga ada varian rasa seperti bainai karamel dan bainai sedikit pedas karena ditambah cabe. Bagi penikmat selera asal, lebih suka kue bainai asli peninggalan tak benda dari orang-orang tua terdahulu.
"Jangan lalai membayar token
Token dibayar minta kuitansi
Meski banyak kuliner modern
Kue bainai tetap digemari"

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Uni. Sabana lamak.. Sukses selalu
Batua bana, sabana lamak ...Trims kunjungannya Pak.
Artinya apa iniii? Saya kurang jauh mainnya jadi ga tahu Ahaha....
Ulasan yang informatif. Makasih, Bun
Ha..ha..artinya betul-betul enak Bun, enak = lamak
Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan
Terima kasih Pak Tri, salam sukses selalu
Wah, harus tahu triknya ya bun biar nggak keras. Keren bun
Benar bu, tak bisa sembarang saja pembuatannya. Trims sudah berkunjung Bu.
Kudapan yang asyik buat cemilan, keren Bu Musdawati. Semoga menang
Terima kasih Pak Arif, Aamiin semoga bisa satu buku dengan Bapak.
Bisa kirim Surabaya,ga yaa ... Hehe...pengin tahu rasanya,Bu. Salam sehat dan sukses selalu.
Bisa Bu, he..he.. rasanya garing,gurih dan mengeyangkan. Salam bahagia selalu.
Terima kasih Pak ,semakin sukses juga buat Bapak selalu
wah resep yang keren dan menarik bu Musdawati semoga semakin sukses selalu
Terima kasih pak, semakin sukses juga buat Bapak selalu
Terima kasih resepnya bunda Musda, kue tradisonal memang nikmat, jadi pingin mencoba. Salam sehat dan bahagia selalu.
Salam sehat juga bunda, boleh dicoba Bunda..