Muslih

"Terus belajar untuk menjadi guru yang lebih baik dari kemarin, hari ini dan esok." Dari Bima , NTB merantau ke Kalimantan tahun 2000 dan sekrang mengabdi pada...

Selengkapnya
Navigasi Web
Yang Telah Pergi

Yang Telah Pergi

#Tagur hari ke-26

Kuseka air mata di sudut netra renta Bi Giyah. Tak tega melihat kesedihannya yang begitu menyesakkan dada. Tersiksa batin mengenang malam sepi tanpa kekasih, tanpa permata hati dan penyejuk mata yang menghibur. "Sudahlah Bi, doakan saja semoga anak dan cucu-cucunya sehat semua ," kataku berusaha menenangkan dan menghiburnya.

Sejak suaminya meninggal, wanita tua itu hidup sendiri. Aku sebagai keponakannya merasa terenyuh. Setelah berdiskusi dengan istri, aku membawanya untuk tinggal bersama kami. Kediaman kami yang hanya berjarak tiga puluh langkah dari rumah beliau, memudahkan untuk sesekali membersihkan rumahnya. Dia berharap anak-anaknya bisa pulang pada lebaran kali ini.

"Hendro, kabarkan kepada Mas dan Mbakmu, bahwa Bibi sedang sakit dan dirawat di Rumah sakit," perintahnya padaku pagi itu setelah shalat subuh. Tanpa membantah perintahnya, aku langsung mengirim pesan kepada empat orang anaknya. Semua jawaban yang kuterima belum ada yang bisa pulang sekarang. Aku tak tega menyampaikan kepada Bi Giyah alasan anak-anaknya. Seminggu kemudian berita duka kukirim kepada anak-anak Bi Giyah. Hingga tujuh hari kepergiannya, jejak tanah merah sudah mengering, bunga-bunga semakin layu, tak satu pun anak-anak Bi Giyah yang pulang.

Bumi Bahaum Bakuba, 11052021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kasihan Bu Giyah, anak-anaknya telah melupakannya. Sukses selalu buat Bapak Muslih

11 May
Balas

Pentigraf yang keren pak Muslih

11 May
Balas

Innalilahi wa innailaihi rojiun, semoga Husnul khatimah.Mungkin anaknya tak punya ongkos pulang

12 May
Balas



search

New Post