Kabut pagi menyambut kedatanganku, menghalau sepasang mata. Samar- samar kulihat perbukitan dan lembah yang berwarna hijau. Kutapaki anak tangga satu per satu. Sejenak aku terdiam mendengar gemericik air dari sela-sela pepohonan seakan mengikuti ayunan kaki menapaki tangga yang licin dan terjal.

Ingin rasanya kembali tapi rasa penasaran mengalahkan semuanya. Ada apa di balik kabut tebal yang Engkau buat ya Rabb?. Kuputuskan berjalan terus menapaki anak tangga. Sesekali kudengar siulan angin berhembus. Rasa dingin mulai menyelimuti, membuat raga serasa kaku.

Hujan pun seolah tak ingin kalah berusaha menghentikan langkah kaki ini. Kuputuskan berlindung di bawah pohon cemara. Kulihat alam semakin tak bersahabat, namun kulihat jarak semakin dekat di depan mata. Akhirnya kulanjutkan langkahku hingga tiba di tempat tujuan. Kabut itu semakin tebal dan rasa dingin semakin menghujam.

Masih kutatap di depan sana. Tapi tampaknya sepasang bukit dan lembah masih malu menampakkan dirinya. Aku berharap kabut dan hujan segera sirna dari pandangan. Sambil kubertanya, ada apa di balik kabut itu? Seperti menyimpan sebuah misteri yang tak ingin dilihat. Kuyakin sejuta keindahan tersimpan di baliknya.

Kupulang dengan rasa kecewa. Di tengah jalan kutemukan sebuah kedai. Kuhibur diriku dengan secawan coklat hangat, kuseruput berulang kali hingga kurasakan hangat mengusik rasa dingin di tubuhku. Mungkin kali ini kita belum berjodoh, tapi kuberjanji suatu hari akan kembali menikmati keindahanmu.

Perjalanan singkat di Lembah Hijau

Mengawali tahun 2019.