muslihah

Dengan mengajar hidupku lebih bermakna...

Selengkapnya
Navigasi Web
Wadah Kontrol Emosi

Wadah Kontrol Emosi

Beberapa hari saya lupa melihatnya. Wadah kontrol emosi yang saya buat dari botol air mineral dan kepingan CD bekas. Wadah ini bertujuan mengetahui suasana hati siswa pada hari itu. Tiga wadah itu kuberi gambar ekspresi senang, sedih dan biasa saja, dengan model emoticon smile face.

Kukumpulkan semua kertas-kertas berisi ungkapan perasaan dari mereka. Satu per satu kubaca. Pada umumnya mereka menuliskan kalimat "senang dengan pelajaran hari ini". Dan saat lembaran terakhir kubaca, saya sedikit kaget dengan kata diawal kalimatnya "sedih di hari ini". Ada apa yah dengan anak ini?. pikirku.

Kupanggil siswa yang bersangkutan, "ada apa dengan kalimatmu, nak?". Dia hanya terdiam dan menunduk sambil meneteskan air mata. Dapat kubaca kalau anak ini menyimpan kesedihan yang dalam. "Anu bu, ayah dan ibuku ingin bercerai". Saya tertegun diam sejenak, kubiarkan dirinya menangis dan bersandar di di dadaku. Detak jantung kecil itu terasa kencang terasa begitupun derai airmatanya.

Tak banyak yang bisa kuperbuat selain menenangkannya. Kucoba menyeka air matanya sambil mengangkat wajah kecilnya. Kulihat mata yang betul menyimpan sakit yang begitu dalam. "Kasihan, anak seusia dia harus mengalami ini".

Entah apa dipikiran orangtuanya, keegoisan menguasai hatinya hingga tega berbuat tanpa memikirkan perasaan putrinya. Tak sedikit anak-anak menjadi korban dari perceraian orang tua. Anak seusia putri yang baru berusia 11 tahun masih terlalu dini menerima kenyataan seperti ini.

Dengan keadaan putri seperti itu, saya berusaha membangkitkan semangatnya dengan bermain dan selalu mengajaknya ngobrol. Cara itu saya pikir akan sedikit membantu mengalihkan perhatiannya dari kesedihannya. Motivasi dan support tak kalah penting bagi dia agar bisa kembali ceria seperti sebelumnya.

Alhamdulillah keberadaan wadah kontrol emosi sangat membantu. Saya dengan mudah mengetahui apa yang dialami oleh mereka. Sehingga dapat lebih awal menanganinya sebelum si putri melampiaskan pada hal-hal lain yang bisa merusak dirinya.

Saya hanya bisa berharap bahwa orang tua lebih bijak mengambil sikap, jangan sampai mengorbankan perasaan anak-anak hanya karena keegoisan kita. Banyak hal yang bisa dipertimbangkan termasuk dampak psikis yang bisa muncul bagi anak yang mengalami trauma akibat perceraian orang tua.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post