Kelalaianku Harganya Satu Juta

# Tantangan Menulis ke 9 #

Oleh: Mustainah

Kekecewaan Juminten tak bisa ditebus dengan apapun. Karena ternyata Paidin lebih mempercayai temannya dari pada istrinya sendiri. Sore ini Juminten diajak jalan-jalan sama Paidin. Yaach hanya mencari suasana baru, kali ini Paidin bermaksud makan bersama di tempat yang biasa didatangi dengan Juminten. Yaitu warung sate. Namun setiap kesitu mereka memesan kikil. Ternyata sore itu mereka belum berjodoh untuk memakan dengan kikil kesukaannya.

Ternyata pesanannya habis, meski dah mencuci tangan Karena yang dituju tidak ada akhirnya keluar lagi pindah tempat. Akhirnya ditemukan juga namun ternyata kikilnya juga sudah habis. Akhirnya mereka makan seadanya sebelum memutuskan untuk pulang.

Diperjalanan pulang mereka masih kayak patung. Tanpa bicara sedikitpun. Juminten lebih menikmati pemandangan di perjalanan pulang. Juminten tetap saja teringat saat membayar kelalaiannya untuk meminta bukti telah membayar hutangnya di bulan kemarin, ia berjuang menepis ingatan itu agar bisa ikhlas.

Sebagai pembelajaran sebesar apapun kita bayar hutang hendaknya memohon ttd sebagai bukti ielah membayar. Agar tidak terjadi kekeliruan. Kini Paidin dan Juminten sudah baikan. Mohon maaf teman teman silahkan di-edit, tidak terkontrol karena dah sagat capek dsn mohon maaf. Salam Literasi, sehat, dan sukses selalu.

Jambu, 9 Januari 2021