Tulisan seorang sahabat di Gurusiana malam ini seakan membuka hatiku. Ibu Hj. Nurhidayah Ilyas yang  membiatku sadar bahwa ternyata bukan cuma saya yang biasa terluka dengan kalimat-kalimat yang membuat hati panas.Membaca tulisan teman ini seakan menjadi nasehat yang yang sepertinya harus kutulis juga pada akunku di Gurusiana.

Nasehat itu cukup sederhana tapi sangat menyentuh  bunyi nasehatnya seperti ini :

"Jangan hanya sibuk menjaga penampilan,sampai lalai dalam menjaga tutur kata.Banyak orang yang kadang lupa bahwa santunmu dalam bertutur jauh lebih berhasil menaikkan kelasmu di mata sesama daripada  mahalnya biaya yang harus keluar demi brand fashion di butik sana...

Nasehat Ibu Hj. Nurhidayah Ilyas ini seakan menampar mereka pengikut brand fashion tapi tidak menjaga lisannya,alangkah indahnya jika pakaian yang kita pakai merupakan cerminan dari pribadi kita,pakaian yang indah diikuti dengan lisan yang indah pula,lisan yang terjaga,tidak menyakiti dan tidak membuat orang tersinggung.

Namun seperti itulah hidup,bagi saya yang juga sering mendengar kata-kata yang tidak menyenangkan menjadikan cacian dan hinaan sebagai motivasi.Buat saya cacian dan hinaan itu memicu diri saya untuk berbuat yang terbaik.Nasehat ayah saya yang sudah almarhum selalu terngiang-ngiang di telinga saya ketika saya dihina dan dicaci, kata beliau  ketika kamu dihina menunduklah dan berdiamlah,tapi jangan simpan di dalam hatimu,karena kadang kalimat yang tidak  menyenangkan itu bisa menjadi cambuk bagimu untuk memperbaiki diri.

Saat kita mendengarkan kalimat yang tidak menyenangkan  mungkin saat itu terasa sakit,tapi ketika kita bisa memotivasi diri dari cacian itu dan mendapatkan hasilnya maka kita bisa tersenyum dan mungkin bahkan kita bisa teertawa dan berterima kasih kepada mereka yang telah membuat kita termotivasi untuk memperbaiki diri .Terima kasih kawan,karena lisanmu telah membuatku bisa seperti saat ini.