Guru Menebar Karya dalam Dunia Pendidikan Secara Digital

Oleh: Mutamimah, S.Pd

Kata guru sudah tidak asing lagi di telinga kita, apalagi bagi peserta didik di sekolah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Berdasarkan arti tersebut maka sejatinya sang guru tidak hanya memaknai sebatas pada arti yang tertera dalam KBBI karena akan menjadikan ruang geraknya sebatas pada kapur dan dinding kelas, tumpukan administrasi mengajar serta daftar nilai yang setia menanti untuk diisi. Jauh dari itu Ki Hajar Dewantara telah memberikan semboyan ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan tersebut merupakan buah pemikiran dari Bapak Ki Hajar Dewantara yang memberikan penegasan tentang makna guru sesungguhnya. Semboyan tersebut apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti di depan menjadi panutan, di tengah membangun semangat, niat dan kemauan, di belakang memberikan dorongan semangat. Nah, apabila kita kaji filosofi tersebut maka harus disadari bahwa guru tidak hanya hadir di kelas menyampaikan materi-materi pelajaran sebagai syarat kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik akan tetapi guru harus memiliki peran profesionalitas selain mengajar seperti kata pepatah gajah mati meninggalkan gading. Maka jika guru tiada tentu harus meninggalkan karya nyata yang akan dikenang. Seiring dengan majunya teknologi informasi dan komunikasi serta di dunia yang semakin berkembang memasuki era industri 4.0 guru adalah sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan dapat memberdayakan diri dengan menebar karya. Dengan semakin canggihnya teknologi, kini para pendidik bisa berkarya secara kreatif dan inovatif melalui berbagai platform digital. Hal inilah menunjukkan bahwa guru tidak hanya menerohkan karyanya secara konvensional akan tetapi telah merambah ke dunia digital.

Pada era digital dewasa ini guru berkesempatan untuk menebarkan karyanya dalam memajukan dunia pendidikan tidak hanya di dalam kelas saja akan tetapi karya tersebut dapat ditorehkan melalui konten kreator edukatif seperti platform digital yang banyak disukai generasi Z. Nah, berikut ini adalah platform yang digunakan guru dalam menebarkan karyanya secara digital antara lain:

1. Gurusiana

Gurusiana adalah blog Media Guru Indonesia yang menampung konten dan dapat diunggah oleh setiap guru yang sudah terdaftar untuk dapat berbagi karya seperti Opini, PTK, Best Practise, Reportase, Kolom, Cerpen, Resensi, Parenting, Pantun, Puisi, Cerita Anak, Pentigraf, Kuliner dan Wisata. Blog Media Guru Indonesia tersebut tidak hanya blog berbagi karya saja akan tetapi telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi guru di seluruh pelosok Negeri untuk dapat mengasah kemampuan, mengekplorasi dan mengekspresikan gagasan yang dapat diakses oleh guru di seluruh penjuru Negeri ini. Nah, bagi guru yang belum bergabung di blog tersebut silahkan bergabung dan so pasti bisa menebarkan karya dan menuai berkahnya.

1. Facebook

Siapa sih yang tidak kenal facebook di era sekarang ini, terlebih bagi guru sudah tidak asing lagi. Pemanfaatan facebook sebagai media penebar karya khususnya guru sudah menjadi suatu keharusan untuk dapat berbagi karya demi kemajuan dalam dunia pendidikan.

2. Instagram

Instagram merupakan media sosial yang selama ini dikenal oleh masyarakat Indonesia juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran siswa. Nah ternyata Instagram dapat salah satu alternatif pembelajaran menyenangkan. Lewat IG inilah guru dapat berbagi pengetahuan dengan siswa juga sesama guru yang berada di seluruh wilayah Indonesia dari sabang sampai Merauke.

3. Tiktok

Media sosial yang satu ini sekarang lagi digandrungi oleh para guru khususnya dalam menebarkan karyanya berbentuk konten pembelajaran inovatif, menarik dan dapat diakses oleh siapa saja. Guru dapat meraih berkah dari konten pembejaran yang dibuatnya.

Berdasarkan hal tersebut maka menebar karya dalam dunia pendidikan senantiasa menjadi suatu keharusan bagi guru demi mewujudkan pendidikan bermutu dalam rangka mencetak generasi unggul berakhlaqul karimah dan berdaya saing tinggi.