Wahai penguasa alam semesta, seluruh penduduk alam semesta ini tiada hentinya untuk memujaMu. Seakan tidak ada waktu untuk esok hari. Matahari, bulan, dan bintang pun tak luput untuk bersujud dan bertasbih padaMu. Entah esok atau lusa di bumi ini masih ada kehidupan atau tak ada lagi.

Wahai penguasa alam, jika esok hari kau masih memberiku waktu. Izinkan aku untuk menggunakan waktuku dengan sebaik mungkin. Jangan biarkan aku tersesat dalam gemerlapnya kehidupan yang fana ini. Biarkan aku menjelajahi waktu ini dengan selalu bersujud dan menumpahkan kegundahan padaMu.

Wahai penguasa alam, izinkan saat ini waktu bergerak lamban aku masih ingin menikmati betapa elok kuasaMu. KeagunganMu tak ada kiranya, mulut ini tak pernah bisa berhenti meski sedetikpun untuk selalu mengucapkan syukur.

Wahai penguasa alam, sungguh tak ada kiranya setiap detik kau memberikan makhlukMu yang hina ini sebuah cahaya kehidupan. Walau terkadang makhlukMu yang hina ini selalu menorehkan noda hitam pada setiap lembar kain putih yang telah tersedia. Sungguh-sungguh pengampunanMu tak ada hentinya.

Wahai penguasa alam, jika esok tak ada waktu untukku lagi. Ku harap bumi ini mau menerima tubuhku di dalamnya. Jangan biarkan jasadku terombang-ambing, lapangkanlah kuburku kelak. Mungkin dosaku sungguh tak dapat diakumulasi, tapi ku hanya memohon padaMu terimalah diri ini meski alam akan menghukumku. Engkaulah yang Maha Berkehendak atas segalanya.

Waktu itu seperti pedang tajam yang sewaktu-waktu dapat membunuhmu, jika kau tak menggunakannya dengan baik. Waktu itu bagai emas yang sangat berharga, jika kau menyadarinya. Waktu itu tak akan pernah kembali meski kau memintanya, jadi selagi kau masih dapat bernafas gunakan waktumu dengan sebaik mungkin. Kunci kehidupan adalah bila mana kau dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Apabila kau melalaikan waktumu meski hanya 1 detik, maka beribu-ribu kerugian yang akan kau dapatkan.