TG-0006

Apa itu istighfar? Secara bahasa, istighfar adalah memohon ampunan kepada Allah SWT. Maknanya jika seorang insan melakukan istighfar maka ia sedang melakukan usaha untuk menghapus segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuat secara sadar atau tidak sadar. Sebuah usaha akan maksimal jika dilakukan secara serius dan optimal. Tentu saja semua hal yang berbau dosa dan salah harus rela ditinggalkan. Sebab ketika usaha permohonan ampunan itu terkabulkan maka akan terhapuslah pula segala dosa dan kesalahan.

Ada banyak upaya mengoptimalkan istighfar. Misalnya dengan memperhatikan kesempatan yang special, sehingga pelaksanaan istighfar dapat lebih efektif sesuai tujuan. Banyak kesempatan yang telah diinfokan jauh-jauh hari dalam Al-Quran dan Hadist tentang masa-masa terbaik untuk beristighfar. Seorang hamba yang cerdas tentu akan bijak menyikapi peluang yang telah disediakan. Misalkan, setelah shalat, di sepertiga malam, di bulan Ramadhan, sebelum dan setelah waktu fajar, atau menjelang surya tenggelam dan masih banyak lagi yang di sini belum disebutkan.

Lalu sudah maksimalkah kita memanfaatkan semua peluang? Sungguh rugi besar jika waktu-waktu itu hanya berlalu tak dimanfaatkan. Masa yang baik sia-sia dan begitu saja terlewatkan. Bermacam alasan akan diungkapkan. Mungkin karena lupa, tidak tahu, atau terburu-buru karena banyak kesibukan. Padahal setiap saat, sebagai makhluk, seorang manusia, kita adalah insan yang takkan pernah luput dari dosa dan kesalahan. Apa pantas seorang hamba berlagak angkuh tanpa memohon ampunan pada Khaliknya Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?

Sebab begitu banyakpun istighfar yang kita lantunkan belum tentu semua pasti akan lolos sebagai ampunan. Konon lagi dosa dan kesalahan tidak pernah berhenti menyapa sepanjang kehidupan. Sepatutnyalah kita meningkatkan frekwensi istighfar di sepanjang waktu, terutama di masa-masa yang penuh keberkahan.

“Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Muzzamil ayat 20).

Rasulullah dalam sebuah hadist telah mengajarkan kepada umatnya bahkan untuk mengamalkan sayyidul istighfar, yaitu penghulunya istighfar, sebagaimana sabdanya: Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu, aku akan setia pada janjiku pada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku perbuat. Kuakui segala nikmat-Mu atasku dan aku akui segala dosaku (yang aku perbuat). Maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau”. (Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari).

Hikmahnya adalah:

“Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga”. (HR. Bukhari).

Mari terus beristighfar sehingga suatu saat akan menjadi kebiasaan. Mari tingkatkan kuantitas dan kualitas istighfar dengan penuh harap untuk mendapatkan pengampunan. Mari jangan pernah lupa atau bosan untuk beristighfar demi meraih ridha dan cintaNya Sang Maha Penguasa Alam. InsyaAllah.