Nanang Zulkarnaen

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Album Nanjing
Kampus Nanjing Normal University

Album Nanjing

Ngomongin Nanjing, saya tidak pening. Termasuk menyoal aktifitas mahasiswa Indonesianya. Juga, otomatis, organisasinya: Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) Nanjing.

PPIT Nanjing adalah sandaran. Semua mahasiswa. Dan komunitas. Buktinya, saat ngurus pinjam tempat untuk suatu acara yang mentok. Hanya dengan mencatut namanya, urusan bisa kelar cepat. Komunitas Husnul Khotimah (HK) Nanjing pernah merasakannya.

“Karena nama kami sudah tercatat. KJRI faham, pemerintah lokal maklum” Kata Imam Muttaqin, Ketua PPIT Nanjing, saat diundang di acara laporan pertanggungjawaban HK. Tanggal 12 Mei Tahun ini. “Untuk kelancaran aktifitas mahasiswa Nanjing, jadi ya gak masalah (nama PPIT) dipakai”, lanjutnya.

Suatu waktu Iim Imandala menulis pesan. Japri. “Saya usul nambah personil untuk dewan Pembina HK”, katanya. “Saya usulkan Imam Muttaqin” lanjutnya dengan menambah keterangan dalam kurung: “mantan ketua PPIT”. Kini, pemilik nama kecil Imam itu memang sudah lengser. Dari tahtanya.

Iim Imandala adalah pembina HK yang hebat. Berilmu, mengayomi dan kharismatik. Anak-anak senang dengan cara pembimbingannya. Dengan kajian-kajiannya saat halaqoh (kini kajiannya diteruskan dengan apik, rapi dan sistematis oleh alumni pesantren Gontor: Nabhan). Ia juga pernah menjadi tutor PPIT Nanjing lebih dari dua tahun. Bening hatinya memancar: ia mewakapkan dirinya. Tidak kejar popularitas. Lebih pada memberi warna kehidupan. Pada bumi yang ia pijak. Tepatnya, ia tengah memelihara teman sejati: amal yang menyelamatkan. Yang akan membelanya entah sampai kapan. Di kefanaan masa dan keabadian. Jadi, sekali lagi, keterlibatannya diberbagai arena mahasiswa, bukan untuk pencitraan. Di HK dan PPIT Nanjing, ia bahkan turut menyiapkan dokumen penting. Semacam Standar Operating Procedure (SOP) atau peraturan organisasi lainnya. Yang diperlukan.

Ia memang bukan mahasiswa usia dua puluhan. Ia angkatan sembilan delapan. Yang untuk gerakan reformasi, pernah turun ke jalan: menyuarakan. Sebagai pendidik, dia juga pandai memahami psikologi anak binaan. Terhadap cara berorganisasi, ia banyak lakukan permakluman. Seperti saat binaannya yang terkadang kurang matang dalam ambil keputusan. Atau menjalankan keputusan yang tak pernah dikoordinasikan. Atau bahkan saat mereka frontal. Mengekspresikan jiwa mudanya dalam berorganisasi. “Mungkin karena saya sudah melewati masa mereka, jadi bisa faham” katanya suatu ketika.

“Beruntung kalian punya Pak Iim” kata Ismed Hidayat, seraya menyebut nama kecil Iim Imandala. “Ini tidak kebetulan. Alloh SWT sudah mengatur. Makanya manfaatkan”, pintanya diacara tanggal 12 Mei itu. Sebelum ke China,ia pernah studi di Turki. Karena sempat jadi ketua HK, ia diundang untuk memberi semangat. Biar komunitas HK tidak kendor.

**

Iim dan Imam hadir di acara “I’tikaf bareng HK” di masjid Jingjue. Pada tanggal 31 Mei 2019. Hari ke-27 di Bulan Ramadhan. Saat pahala dilipatgandakan. Dan dosa diampunkan. Bertepatan dengan hari Jumat, Sayyidul ayyam, penghulunya hari. Malamnya: termasuk malam ganjil di 10 hari terakhir. Ketua HK tahun ini, Fadlil Asror, memberi tajuk acara ini: Senja (semalam menuju jalan Allah). Berharap inilah saat yang tepat jemput malam lailatul qodar. Siapa yang tak ingin mendapatkannya? Malam yang lebih baik dari seribu bulan itu!

Di Indonesia umat islam bisa itikaf di masjid di 10 hari terakhir. Tanpa jeda. Kalau mau. Di sini tak bisa berharap banyak. Terlebih untuk orang asing. Untuk satu malam itu pun, HK harus kordinasi ke sana kemari. Menyiapkan ini itu. Makanan dan peralatan. Untuk Ifthar dan Sahur. Termasuk mengkondisikan masjid. “Sebelum dapet Jingjue, saya nanya dulu masjid Fenghuangshan” kata Fahris, wakil ketua eksternal HK. Mesjid Jingjue memang strategis. Letaknya tepat di jantung kota. Mudah dijangkau dan dekat kemana-mana. Ia juga bagian dari legenda Zheng He/Laksamana Cheng Ho (tentang spiritnya bisa buka link: https://www.kabarmutiongkok.org/wawasan/spirit-zheng-he-syiar-islam-dan-diplomasi-global).

I’tikaf bareng HK dibuka oleh ketua divisi pengembangan diri di sore hari. Di acara ini Iim nyaris jadi sentral. Mengupas sistem pendidikan Indonesia. Nabhan, ketua divisi itu, hanya sampaikan mukadimah. Memakai bahasa arab yang sangat fasih. Selebihnya, memberi ruang yang banyak untuk Iim. Buktinya, merasa kupasan materi belum kelar, alumni pesantren gontor itu meminta Iim meneruskannya usai sholat subuh. Beralasan, pasalnya di malam hari peserta I’tikaf disarankan qiyamullail dan tilawah Qur’an. Juga muhasabah diri, mengingat-ingat dosa. Untuk disadari dan segera ditobati.

Imam, diundang panitia itikaf. Seperti juga pada Pak Adi Maulana (nama kecilnya: Adi). Bagi Imam, ini kali pertama hadir untuk HK sebagai pembina. Di acara resmi. Bagi Adi, Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprop Jabar itu, adalah kesekian kalinya. Soalnya, ia sudah membina HK sejak 2015. Imam dan Adi masuk dalam framing cerita ini. Karena telah menghidupakan diskusi lanjutan. Sesaat setelah i’tikaf ditutup resmi, dipagi hari. Tapi peserta masih betah berdiskusi. Duduk dalam lingkaran. Sebagiannya leye-leye sambil tiduran.

Ya, keseruan i’tikaf bareng HK, sejatinya sudah usai. Soal keberhasilan misalnya, sudah tidak harus diulas. Karena, nilainya nyaris sempurna. Panitia telah memfasiltasi, menyediakan makan, dan menyiapkan ruang “penghitungan diri”. Bagi banyak peserta yang daftar. Termasuk bagi Pak Widodo, mahasiswa doktoral sekaligus ASN yang kerjanya di pemerintah pusat. Juga Bu Rudi, mahasiswi program doktor dan dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. (Bu Rudi dan akhwat lainnya i’tikaf di ruang khusus perempuan).

***

Diskusi ringan selepas itikaf, jadi hal menarik. Hanya beberapa menit. Tapi dari sisi sosial penting maknanya. Digetarkan simpulnya oleh Adi. Diterima resonansinya oleh para aktivis muda. Soal “open house”. Ngadain acara makan bareng di hari lebaran. Kira-kira begitu: tantangan Adi. “Walau jauh dari keluarga. Dengannya kita bisa senang. Bersama merayakan hari lebaran. Gak apa-apa kita iuran” kata Adi. Imam sebagai mantan ketua PPIT sangat penting posisinya. Ia bisa menjadi play maker untuk eksekusinya. Setidaknya menjembatani pengurus PPIT Nanjing yang baru terbentuk. Tanggal 26 Mei lalu. Saat Nanjing ber-pemilu. Albert Kirana mengantongi suara terbanyak. Ia jadi kuda hitam yang mencengangkan jagat pemilihan. Berhasil menang dari calon lain yang diprediksi unggul. Suaranya. Jadi, masih dua minggu ke depan: open rekrutmen. Baru definitif: pengurus inti.

Uniknya, kalau terlaksana, open house ini menjadi tradisi baru yang baik. Soalnya belum dilakukan organisasi pelajar sebelumnya. Momentnya bisa menyatukan. Semua latar belakang yang beragam. Aktivisnya dan mahasiswanya. Dan jadi alternatif kumpul yang ramah dompet dan waktu. Pasalnya, untuk ikut acara sejenis, harus pergi ke Shanghai. Ke KJRI. Padahal jaraknya tidak dekat. Empat jam perjalanan dengan kereta lambat, tapi tiket murah. Atau dengan hanya satu jam lebih, tapi dengan tiket yang mahal.

Beberapa tahun sebelum 2015 di Nanjing tinggal satu keluarga diaspora Indonesia. Suaminya bekerja di perusahaan Philips. Istrinya, seorang pembelajar. Ia Pernah mengulik bahasa mandarin di universitas dekat rumahnya. Tiga anaknya belajar di sekolah internasional dan melanjutkan ke beberapa universitas unggul. Di Eropa. Mendapat beasiswa LPDP pula. Mereka hartawan yang dermawan. Keluarga ini selalu membuka lebar pintu rumahnya yang mewah. Dengan “open house” saat hari raya, suasana lebaran layaknya di kampung halaman, bisa dinikmati banyak mahasiswa. Sekarang, tidak!

Singkatnya, diskusi itu diakhiri. “Akan difikirkan gimana caranya” kata Aldo, wakil internal PPIT Nanjing yang turut I’tikaf. Ketua HK menyemangati: “Bikin acara i’tikaf aja persiapannya cukup sehari kok” kata Fadlil. Hemat saya, bukan tak mungkin keinginan dalam diskusi itu bisa terwujud. Kalau mau kolaborasi. Terlebih saat diskusi berlangsung banyak juga aktivis yang merepresentasi berbagai komunitas di Nanjing. Lebih jauh, diskusi singkat itu dianalogikan Iim sebagai miniatur Indonesia. Saat para pucuk pimpinan merencanakan dan membuat keputusan.

****

PPIT Nanjing juga jadi bagian penting dalam pusaran PPI dunia. Menambahkan informasi tentang PPI dunia, dirasa sah–sah saja. Ini sedikit informasinya: kolaborasi dan konstribusi adalah semboyan PPI dunia. Tanpa dua semboyan itu, untuk spektrumnya yang sangat luas dan harus menghubungkan simpul-simpul kota di berbagai belahan dunia, adalah kemustahilan. Itupun masih harus dibantu direkatkan dengan pemanfaatan teknologi informasi. Alhasil, saya harus salut sekaligus bangga pada para kontributor hebat dalam struktur PPI dunia. Sambil membagi waktu untuk keberhasilan studinya, mereka masih bisa menjaga dan memelihara banyak program aksi bermanfaat. Bukan saja untuk diaspora tapi juga bangsa dan negara Indonesia. Dan dengan semangat kolaborasinya, rahim PPI dunia telah dan akan terus melahirkan gagasan baru untuk merawat keberagaman bangsa. Untuk Indonesia maju 2045. Menuliskan kebermanfaatan PPI dunia dengan hanya rangkaian kata, tentu tak akan cukup. Lihat saja infografis dalam empat akun resminya: ppidunia.org (website), /PPIDunia.OISAA (facebook), @OISAA (twitter), dan @ppidunia (instagram). Seperti pelangi.

Menjadi diaspora dan bagian PPI dunia adalah kebanggaan. Seperti bangganya kami kepada Fadlan Muzakki, ketua PPI Tiongkok yang berhasil menduduki posisi satu dalam struktur PPI dunia. Dialah “presiden” para pelajar seantero dunia. Dia adalah Outstanding student yang telah dan akan merampungkan dua jurusan berbeda di tingkat master. Di tengah kesibukaannya memimpin PPI dunia, individu hebat itu tak asing bagi kami karena masih aktif mengunjungi wilayah binaannya di China daratan. Meyakinkan aktifitas region dan cerita diaspora tumbuh berkembang dan berdinamika.

Adapun soal kontribusi diaspora yang dapat dilakukan untuk Indonesia, saya teringat akan ruh tulisan dalam link ini: https://www.ppitiongkok.org/cara-pelajar-tiongkok-isi-kemerdekaan-indonesia-yang-ke-72/. Di sini saya menyebut bagaimana individu dan organisasi pelajar di Tiongkok bisa berperan menjaga dan merawat Indonesia. Saya kira, selama bangsa dan negara Indonesia masih ada, merenungkan pesannya masih relevan. Tinggal ruang lingkupnya diadaptasi dan diperluas.

*****

Akhirnya, PPIT Nanjing, PPI Tiongkok dan PPI dunia bisa terus eksis atas banyak sokongan beragam elemen pelajar. Di berbagai belahan dunia. Bagi saya, cerita aktivis dan organisasi pelajar Nanjing di atas, adalah serpihannya. Serpihan pengalaman dari unit paling kecil. Layaknya suatu negara yang disokong pemerintah daerah hingga level terbawah. Bahkan hingga unit terkecil bernama “keluarga”. Keluarga makin baik, negara makin kuat. Lebihnya, serpihan cerita dan dinamika pelajar di atas, juga menjadi pengalaman berharga bagi diaspora. Bagi masing-masing individu. Dan kematangan organisasi pelajar. Di belahan dunia lain, cerita yang nyaris sama mungkin terjadi. Walau dengan hal dan suasana yang berbeda. Itu semua, pada gilirannya, menjadi penopang eksisnya pelajar di seluruh dunia.

Saya berkeyakinan pengurus PPIT Nanjing 2019-2020 punya semangat besar untuk “merajut cerita cinta” selama menjalankan roda organisasinya. Dengan keyakinan itu saya mengajukan tulisan ini untuk menantang dua hal: pertama menyiapkan acara open house/halal bihalal (atau apapun namanya semacam temu kangen pasca hari raya) seperti sudah diulas di muka, dan kedua membuat “Album Nanjing” yang berisi cerita pelajar sebelum benar-benar meninggalkan kota kenangan ini. Suatu saat mungkin album ini menjadi obat kangen kita, untuk kembali: menengok Nanjing. Dan untuk gagasan “Album Nanjing” ini, tulisan ini saya wakafkan untuk menjadi bagiannya. Semoga. [] Nanjing Normal University, 7 Nopember 2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post