Nanang Zulkarnaen

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dari Webinar Ke Webinar

Dari Webinar Ke Webinar

Siang ini, mulai di depan laptop. Pastikan koneksi internet. Buka https://openknowledgemaps.org/. Masukkan kata kunci: Webinar. Tunggu proses perekaman. Beberapa artikel bermunculan. Ditunjukkan dalam lingkaran. Saya pilih satu artikel. Judulnya: Webinar as a form of e-learning in higher education. Saya unduh. Dan dikoneksikan ke endnote. Teknologi webinar diajarkan untuk para dosen di Rusia. Demikian informasi dalam abstrak. Tujuannya supaya interaksi dengan mahasiswa berjalan efektif [1].

Pindah ke https://www.sciencedirect.com. Masukkan kata kunci. Saya pilih 2 artikel. Judul yang kesatu: E-learning as a Way to Improve the Quality of Educational for International Students. Temuannya: penggunaan e-learning dalam proses pengajaran, sangat positif. Kualitas dan pemahaman pengajaran meningkat [2]. Artikel lainnya berupa materi konferensi internasional. Computer Science and Computational Intelligence Conference di Bali. Merupakan riset kualitatif. Hasilnya: online learning efektif dalam pengajaran tata bahasa jepang. Termasuk untuk pengajaran percakapan. Persoalan utamanya adalah (jaringan) internet. Temuan lain: untuk webinar, zoom lebih direkomendasikan daripada skype. Skype sering gagal koneksi [3].

Soal webinar. Dalam https://www.kabarmutiongkok.org/refleksi-netizen/pengajian-dan-saya, saya sempat singgung. Karena efektifitasnya. Untuk soal pengajian. Simak:

Menarik membincangkan soal pengajian di rantau seperti Kota Nanjing, terlebih untuk skala jamaah yang cukup besar. Di kalangan aktifis pun, hal ini bahkan sempat menjadi buah bibir dan perdebatan yang cukup sengit. Semangat para aktifis untuk menyelengarakan pengajian dihadapkan dengan aturan yang ada, yakni harus dilakukan di tempat ibadat. Tidak semudah di Indonesia yang bisa diselenggarakan kapanpun dan dimanapun. Oleh karenanya untuk mensiasati aturan ini, misalnya, beberapa penganut kepercayaan lain mengemas judul acaranya, sehingga bisa dilakukan di ruang publik lainnya seperti hotel atau ruang pertemuan. Ini saya sebut sebagai tantangan pertama.

Siasat terhadap tantangan pertama tersebut, sejatinya telah dilakukan para aktifis. Menggunakan asrama mahasiswa, memakai apartemen yang dihuni orang Indonesia, memanfaatkan kantin muslim, berkumpul di tempat wisata atau taman kota, hingga mencoba mengupayakan adanya fasilitasi dari organisasi pelajar dan konsulat, adalah cara–cara yang sudah di tempuh. Melalui cara tersebut sebagian berhasil, sebagian masih terkendala. Namun hingga saat ini, istiwewanya, semangat aktifis mahasiswa masih tumbuh untuk tetap memperjuangkannya. Seperti keinginan dapat menghadirkan penceramah dari Indonesia. Subhanalloh, perjuangan tak kenal lelah. Semoga mandapat kelancaran dan menjadi ladang amal bagi para pejuangnya.

Siasat lain yang mungkin perlu dipertimbangkan untuk menjawab tantangan pertama ini adalah dengan memperbanyak membuat acara pengajian online. Memanfaatkan faslitas aplikasi “zoom” atau lainnya. Ini sebenarnya sudah dilakukan oleh perintis HK bernama Hadi yang dulu pernah menggunakan skype. Jadi ini bukan barang baru yang implementasinya akan membuat repot, walaupun juga memiliki banyak kekurangan. Perlu dibangkitkan kembali, terlebih sekarang acara serupa ini semakin marak dan kecenderungannya seperti akan menemukan bentuk yang stabil. Seperti kegiatan webinar yang akhir-akhir sering dilakukan divisi pendidikan PPI Tiongkok yang pelaksanaanya dari waktu ke waktu menuju ke arah yang lebih baik. Saat tulisan ini dibuat muncul iklan terbaru berupa ajakan mengikuti: “Workshop online menulis artikel dan buku”. Sepertinya sayang jika kesempatan ini sampai terlewatkan. Beberapa webinar sebelumnya sempat membahas materi yang tidak kalah penting, seperti soal kepemudaan, enterpreneurship, LGBT dan Palestina.

Webinar adalah alternatif. Alat diskusi jarak jauh. Wahana berbagi pesan. Apapun jenis pesannya. Selagi studi di Tiongkok, jadi lebih familiar. Banyak tawaran diumumkan. Dan sempat beberapa kali mengikutinya. Memakai aplikasi zoom.

Seperti terjadi beberapa hari lalu. Seorang aktifis mahasiswa: Suud at Tasdiq. Sibuk di PPI dan PCINU Tiongkok. Melalui wechat, kontak saya. Ngajak ikut webinar. Bedanya: dulu saya menjadi penikmat, sekarang narator . Penyampai pesan dominan. Bersama narator lain.

Dia kirimi saya TOR. Term of Refference. Tema yang diusung: Refleksi Hari Kebangkitan Nasional, dari PPIT untuk Indonesia. Waktu: 27 Mei 2018 jam 21.00-22.30 waktu Beijing. Webinar ini punya empat tujuan: (1) memperingati Hari Kebangkitan Nasional; (2) menumbuhkan semangat bagi kaum muda (pelajar/mahasiswa) untuk meneladani semangat kebangkitan nasional; (3) mendorong pelajar/mahasiswa Indonesia untuk berkontribusi aktif demi memajukan bangsa; dan (4) memotivasi pelajar/mahasiswa Indonesia untuk menciptakan langkah strategis sesuai tentangan zaman milenial demi pembangunan bangsa.

Di grup wechat “refleksi harkitnas”, panitia webinar sampaikan bahan seminar. Membagikan dua tautan: (1) https://indonesiana.tempo.co/read/126969/2018/05/23/pendidikan/sister-city-dan-wajah-baru-ppi-tiongkok dan (2) http://m.rilis.id/ppi-dalam-sejarah-kemerdekaan-hingga-arah-baru-pergerakan-mahasiswa.

Webinar bisa bermanfaat bagi banyak orang. Namun peminatnya masih sedikit. Jika mahasiswa Indonesia di Tiongkok ditaksir 15 ribu orang. Peminat webinar tidak pernah lebih dari angka 100. Soal persentasenya, bisa dihitung sendiri. Sangat kecil. Ini amatan saya. Dari beberapa grup wechat yang dibuat panitia.

Seperti sepinya bilangan peminat webinar kali ini. Apalagi dengan bahan diskusi soal sister city. Yang menuntut banyak prakondisi dan koordinasi. Meminjam istilah Dilan. Seakan-akan saya ingin ingatkan: biarlah pemerintah yang melakukan, mahasiswa nggak akan kuat.

Tapi tidak usah berkecil hati. Harusnya justru menjadi tantangan. Peserta webinar masih punya harapan besar. Setidaknya dari narator lainnya. Yang pintar dan produktif. Putra Wanda: Direktur Lembaga Pusat Kajian Strategis. Apalagi Webinar kali ini akan ditutup langsung oleh seorang visoner: Fadlan Muzakki. Nahkoda kapal PPI Tiongkok dua tahun ke depan. Dari sekian banyak jejak digitalnya, ada baiknya dapat menyimak dua tautan ini: https://www.kompasiana.com/studitiongkok/5af664e7ab12ae06c86c2ba2/mengenal-lebih-dekat-ketua-baru-ppi-tiongkok-the-new-president-of-indonesian-student-association-china-ppi-tiongkok dan https://internasional.kompas.com/read/2017/09/29/19355721/diplomasi-panda-tirai-bambu-di-indonesia. Untuk lebih berdekat-dekat dengannya.

Selamat berwebinar! [] Nanjing, 27 Mei 2018.

Referensi

1. Kalinina, S.D., Webinar as a form of e-learning in higher education. Vestnik MGIMO-University, 2015(2): p. 41.

2. Yanuschik, O.V., E.G. Pakhomova, and K. Batbold, E-learning as a Way to Improve the Quality of Educational for International Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 2015. 215: p. 147-155.

3. Dharma, H.R.C., D. Asmarani, and U.P. Dewi, Basic Japanese Grammar and Conversation e-learning through Skype and Zoom Online Application. Procedia Computer Science, 2017. 116: p. 267-273.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post