Nanang Zulkarnaen

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menulis Ulang (Suara Mahasiswa: Terimakasih Dika, Selamat Berkarya Aris!)

Hari ini, Minggu 21 Mei 2017 Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok Cabang Nanjing (PPIT Nanjing) melakukan reorganisasi. Di akhir pekan ini, roda kepemimpinan PPIT Nanjing akan dipergilirkan. Penulis mengenal organisasi mahasiswa ini pertamakali saat dinahkodai oleh saudara Safri Rauf (Safri) yang kepemimpinannya berakhir di tahun 2015. Selang setahun, pemilihan pimpinan baru berlangsung dan menetapkan saudara Mahardika Nehru Prawiranegara (Dika) sebagai ketua di tahun 2016. Genap setahun Dika menjabat, tradisi pemilihan dilanjutkan. Panitia pemilihan dibentuk dan aturan main dirumuskan dari kamar-kamar dormitory yang dikoneksi jaringan internet, melalui serangkaian rapat jarak jauh. Karena yang mendaftar kepada panitia pemilihan hanya seorang, dapat dipastikan bahwa pada tahun 2017 saudara Aris Munandar (Aris) akan menjadi pimpinan baru. 21 Mei 2017 menjadi tonggak baru bagi Aris, sang ketua umum baru.

Antusiasme mahasiswa Indoneisa Terhadap organisasi PPIT Nanjing cukup besar. Gebyarnya aneka macam kegiatan yang digelar panitia pada masa lalu baik untuk acara seni budaya maupun kegiatan seminar lainnya merupakan sedikit bukti yang tak bisa dipungkir. Citra kegiatan yang telah digelar adalah cerminan kepemimpinan sang ketua. Tidak sedikit dari mahasiswa mengucapkan banyak terimakasih atas Keberhasilan Safri dan Dika. Oleh karenanya cukup beralasan jika antusiame yang sama dari mahasiswa di Nanjing ini berlanjut pada periode sekarang tentunya pada banyak harapan yang diinginkan. Pertanyaannya adalah apa saja harapan yang mungkin muncul dan harus dipertimbangkan oleh sang ketua baru?

Dua hal yang harus menjadi perhatian ketua baru dalam menjalankan roda organisasi PPIT Nanjing kedepan adalah aspek internal dan eksternal. “Aspek internal” yang dimaksud adalah kapasitas pribadi ketua. Aspek internal pada periode tahun pemilihan ini menjadi sangat penting karena hanya ada satu calon pimpinan yang disuguhkan pada para pemilih. Tidak ada alternatif lain. Pemilih harus puas dengan segala janji melalui visi misi yang dia sampaikan seorang diri, tanpa bisa menimbang dan menilai manfaat lebih seandainya ada calon lain yang bersanding. Maka ketika sudah ditetapkan tidak ada jurus lain bagi sang ketua baru, dia harus memompa dirinya sendiri untuk lebih meningkatkan kapasitas diri.

Walaupun untuk menunjang kapasitas kepemimpinannya dia mempunyai pengalaman dengan menjadi bagian dari PPIT Nanjing sebelumnya, namun bukan berarti sebuah jaminan bagi dia secara otomatis menjadi panutan. Pucuk pimpinan tertinggi sebuah organisasi apalagi dalam skala kota besar seperti Nanjing dengan jumlah mahasiswa Indonesia yang tidak sedikit serta beragam latar keinginan dan kebutuhan, mensyaratkan keteladanan pemimpin adil yang cakap dan dapat merangkul semua kalangan. Dia harus cukup cakap menempatkan diri pada tempatnya, itu lah adil. Dia harus cukup cakap menempatkan keadilannya dalam menilai dan memutuskan terhadap semua kemungkinan. Misalnya selama dia menjabat muncul kemungkinan konflik kalangan, dia harus pandai merangkul dan memamanusiakan semua kalangan mahasiswa tanpa kecuali.

Adapun faktor eksternal yang dimaksudkan disini adalah segala usaha yang harus ketua upayakan bersama-sama dengan mahasiswa lainnya dalam menjalankan roda organisasi PPIT Nanjing yang mandatnya hanya diberikan selama setahun. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, terhadap “factor eksternal” ini paling tidak ada dua hal yang harus dipelajari dan segera dirumuskan implementasinya secara bersama-sama.

Pertama, jangan menjadikan PPIT Nanjing sebagai organisasi eksklusif. Eksklusifitas dimaksud misalnya dengan menjadikan organisasi PPIT Nanjing hanya sebagai wadah ekspresi bagi ketua dan pengurus yang dipilihnya. Akan menjadi sangat bermakna ketika organisasi ini justru menjadi agen yang dapat memunculkan semua potensi yang dimiliki semua kalangan mahasiswa di Nanjing. Oleh karena itu membiarkan organisasi ini gemuk pengurus patut dipertimbangkan. Sebuah contoh kecil tapi penting misalnya, biasanya dalam konteks berorganisasi dengan mekanisme tertentu ketua terpilih segera melakukan rekrutmen pengurus. Jika pada waktu lalu PPIT Nanjing melakukan perekrutan dengan wawancara dan seleksi yang ketat sehingga menyebabkan ada pendaftar yang tereliminasi, seharusnya hal ini lebih baik ditinggalkan. Hemat penulis pola seperti ini lebih kepada “show of force” sang ketua dan tim suksesnya yang sangat kecil manfaatnya bagi kemajuan organisasi PPIT Nanjing.

Pola seperti ini berpotensi mengawali semakin lunturnya simpati yang berujung pada semakin kurangnya minat mahasiswa untuk berpartisipasi pada seluruh kegiatan yang digelar selama setahun kedepannya. Ingatlah bahwa mahasiswa yang melamar dalam mekanisme perekrutan tersebut sudah punya iitikad baik untuk berpartisipasi. Menafikan dia sejatinya bukan menafikan dia sendiri tapi juga teman-temannya. Oleh karenanya hindarilah. Siapapun, dengan latar belakang apapun sepanjang dia tercatat sebagai pelajar Indonesia himpunlah dia. Biarkan organisasi ini menjadi gemuk. Semakin gemuk semakin seksi. Kenapa? karena berdasar pengalaman pada akhirnya perekturan pengurus baru pun tidak terhindarkan. Lalu apa guna eliminasi?.

Dengan kata lain memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi semua mahasiswa di Nanjing untuk berpartisipasi dalam kepengurusan adalah keniscayaan. Penulis pernah berbincang dengan Aris, sewaktu masih calon ketua, ditengah upaya mencadangkan tim pengurus inti yang solid, jika memungkinkan mekanismenya seluruh mahasiswa Nanjing mendapatkan stempel sebagai pengurus walaupun levelnya terpaksa harus dibuat beda berdasarkan kinerja dan karyanya. Seperti dalam dunia bisnis kuliner, kalau makanan seperti nasi goreng atau mie saja ada tingkatan level pedasnya, kenapa untuk ini juga tidak bisa?. Hal ini penting untuk mendapat dukungan secara masif dari mahasiswa Indonesia terhadap seluruh kegiatan yang akan digelar. Karena jika tidak keberatan sebanyak-banyak nya terlibat boleh jadi menjadi potensi untuk memupuk modal organisasi. Sangat wajar jika dalam organisasi kita melatih nalar dan logika, secara bersamaan logistiknya tersedia. Lebih-lebih lagi, bisa dibayangkan manakala ketua dan segelintir pengurus saja yang bersusah payah merancang dan menghadirkan suatu kegiatan misalnya, lalu tidak ada pihak lain yang mensukseskan acaranya, lalu buat apa susah payah itu?

Undangan terbuka untuk mendengar paparan visi misi Calon Ketua umum Nanjing yang disampaikan oleh Alexander Kevin Jr dalam grup Indonesia Belajar adalah budaya baru yang harus terus diteruskan. Boleh jadi undangan terbuka semacam ini yang menggerakkan hati mahasiswa Indonesia di Nanjing sehingga terpanggil mengikuti dan mensukseskan isi undangan. Dengan tanpa pamrih semata karena kecintaannya kepada Indonesia yang disematkan pada nama organisasi ini, Perhimpunan Pelajar Indonesia. Satu-satunya spirit yang harus dipupuk dan digelorakan ketua dan pengurus PPI ini hanyalah keindonesian, tidak ada iman lain. Tidak seperti organisasi berlatar belakang keagaamaan yang gerak langkahnya disemangati oleh kecintaan yang nyaris sejati dan abadi pada Tuhan-Nya.

Ke depan, undangan terbuka bagi seluruh aktivitas kegiatan yang akan dilakukan PPIT tersebut penting disebarkan pada media yang tepat. Misalnya PPIT memiliki media resmi tersendiri yang di dalamnya beranggotakan seluruh mahasiswa Indonesia di Nanjing, oleh karenanya melakukan inventarisasi seluruh mahasiswa menjadi langkah kecil penting lainnya. Setelah undangan terbuka disampaikan rasanya tidak ada lagi alasan untuk tidak mengatakan bahwa PPIT tidak memanusiakan manusia. Langkah terekstrim, jika mau, ketua seorang diri bisa melakukannya door to door kendati harus dengan media internet. Melakukan upaya-upaya mengakomodir semua kalangan sejak dini diharapkan dapat semakin menguatkan segala rencana yang akan di buat selama setahun.

Kedua, jadikan PPIT semakin berwibawa. Berwibawa bukan saja untuk kehidupan mahasiswa Nanjing dan Tiongkok tapi juga untuk Indonesia. Seluruh kreatifitas kegiatan PPIT berupa seni, budaya, sosial, dan olahraga yang telah berjalan selama ini semoga semakin meningkat kualitasnya dan menjadi ajang latihan yang baik bagi seluruh mahasiswa Indonesia selama tinggal di Nanjing. Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana PPIT Nanjing semakin bisa memberikan kontribusi positif terhadap isu yang terjadi di Indonesia. Hemat penulis jika dengan jalur dan cara yang benar, tidak ada salahnya PPIT Nanjing memberikan kontribusi resmi secara tertulis sebagai “suara mahasiswa”, terhadap kasus-kasus di Indonesia yang memang perlu disuarakan perbaikannya. Hal ini juga menjadi pembeda yang sangat tegas bagi organisasi yang menyandang nama Pelajar. Bermanfaat bukan untuk sifatnya yang hura-hura, senang-senang semata tapi juga yang bobotnya lebih serius dan bermanfaat bagi perkembangan pembangunan Indonesia masa kini. Namun demikian, suara yang elegan, berbobot, menyatukan, dan menguatkan keadaan Indonesia tidak akan terproduksi dengan baik jika tidak dipersiapkan dalam latihan. Oleh karena itu kajian-kajian di PPIT perlu dihidupkan sebagai ajang latihan mahasiswa dalam bersuara. Keterampilan bersuara yang terstrutruktur dan sistematis mensyaratkan latihan yang sering dan konsisten.

Kesimpulannya, sebagai ketua baru Aris memiliki tugas besar dalam mewujudkan harapan mahasiswa Indonesia di Kota Nanjing yang heterogen latar belakangnya. Aris harus mampu menjadi dirinya sendiri dan lepas dari bayang-bayang pendahulunya. Aris harus mampu merangkul semua kalangan dan memunculkan semua potensi mahasiswa yang tidak muncul di permukaan. Rangkulan dan memanusiakan manusia adalah senjata kunci baginya dalam memimpin dan mengembangkan organisasi. Terhadap harapan baru dimana PPIT bisa lebih bermanfaat bagi pembangunan Indonesia masa kini adalah langkah progresif revolusioner yang jika tidak dapat dilakukan secara maksimal dalam masa kepengurusannya, setidaknya menjadi awal yang baik yang akan diteruskan generasi selanjutnya bagi semakin harumnya citra organisasi PPIT Nanjing ke depan. Semoga. [] Nanjing Normal University , 21 Mei 2017. Disampaikan dalam acara musyawarah pemilihan dan pengukuhan ketua PPIT Nanjing

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post