Banyak cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan sebuah impian. Apalagi, bila menyangkut sebuah mimpi menjadi penulis buku. Demikian juga yang dilakukan oleh tujuh guru penulis asal Kota Padang ini yang kemudian menyerukan diri mereka dengan sebutan 7 Srikandi dalam mencapai mimpi mereka. Berawal dari sebuah kegiatan Mediaguru Writing Camp 3 di Bukittinggi, Sumatera Barat, mereka memulai debut mimpi itu, untuk menghasilkan sebuah buku buah karya tangan kreatif mereka, hingga berakhir di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Dalam perjalanan penerbangan dengan Lion Air Jt 353 dari Bandara Internasional Minangkabau, terjadi sebuah percakapan semi serius, dimana memunculkan ide dari 3 diantara 7 Srikandi untuk menuliskan perjalanan mereka hingga sampai ke Temu Nasional Guru Penulis pada Hari Guru Nasional ke-72 tahun 2017, ke dalam sebuah buku yang berjudul sama dengan judul reportase ini, yakni 7 Srikandi Menuju HGN. Walaupun percakapan mereka terkadang penuh tawa cekikikan, akan tetapi ide cemerlang bisa hadir dalam pembicaraan itu dan ide tersebut perlu mendapat apresiasi.

Rencananya, di dalam buku 7 Srikandi Menuju HGN tersebut, mereka akan mengisahkan perjuangan tujuh guru penulis hasil pembakaran sempurna dari Media Guru yang digawangi oleh Bapak M. Ihsan. Dari siraman bensin seorang CEO Media Guru yang mengobarkan semangat 7 Srikandi, hingga melesatkan mereka bagai anak panah yang dilepaskan dari busurnya, sampai melahirkan sebuah tekad menuju Jakarta agar bisa bertemu dengan ratusan penulis Media Guru lainnya. Bahkan, mereka rela merogoh kocek sendiri, walaupun tanpa dukungan. Mereka tetap berbesar hati, karena kepuasan batin yang mereka rasakan berbaur dengan teman penulis dari berbagai daerah di Indonesia, jauh lebih berharga dari sejumlah dana yang telah mereka keluarkan. Kebanggaan ini semakin berlimpah ketika mereka dapat memegang cover buku dan bahkan buku pertama mereka di ajang bergensi tersebut.

Jika buku ini sudah terbit, sangat disarankan untuk dibaca kepada calon penulis dan penulis sekalipun, karena di dalam buku ini tertutlis pesan khusus, jangan menyerah walaupun tak ada piagam penghargaan dari buah karya yang dihasilkan. Menurut mereka, menulis buku tidak sekadar pengharapan terhadap sebuah piagam ataupun piala, lebih jauh dari itu, menulis buku menciptakan kepuasan batin yang tidak akan memudar dimakan usia. Piagam bisa saja memudar, lusuh, dan berubah warna, akan tetapi kepuasan batin tak kan berubah-ubah, karena tersimpan dengan rapi di lubuk hati yang paling dalam.

Awal Desemeber, 2017

Salam Literasi

7 Srikandi

1. Erawati (Penulis Buku Edelweiss di Bukit Cadas)

2. Nanda Evawandry (Penulis Buku Kulminasi/ Sebuah Pejalanan Hidup)

3. Suryati (Penulis Buku Enjoy Bersama IPA)

4. Yuli Ennefi (Penulis Buku Sekolahku Surga Kedua)

5. Chandra Dewita (Penulis Buku Kirana 2004/ Kisah Perjalanan Hidup Guru Honorer)

6. Zahratil Husna (Penulis Buku Mencetak Sang Juara)

7. Melda (Penulis Buku Guru Sayap Kanan)