Nanda Evawandry, M.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menulis Obat Kangen

Menulis Obat Kangen

Siang tadi, sehabis shalat Jumat, saya mengisi ekstrakurikuler kelas menulis di sekolah. Tahukah Anda, siswa yang memilih ekskul kelas menulis itu, hanya lima orang. Awalnya sedikit kecewa juga, tetapi saya sadar, untuk mengajak siswa mau menulis perlu kesabaran dan tahapan ekstra keras. Jangankan mengajak siswa, mengajak teman guru saja masih susah.

Saya punya impian akan melahirkan sebuah buku bersama siswa-siswa saya nantinya. Namun, untuk mewujudkan impian tersebut, saya tak ingin terburu-buru. Saya berusaha secara perlahan-lahan menumbuhkan motivasi pada diri siswa saya dulu, khususnya lima orang yang sudah memilih ekskul kelas menulis tersebut.

Materi ekskul siang tadi saya awali dengan sebuah topik "Menulis Obat Kangen". Seketika siang tadi saya teringat sebuah tulisan di blog gurusiana.id (lupa nama penulisnya), dalam tulisan beliau mengatakan menulis adalah obat, salah satunya obat kangen. Iseng saya mulai dengan judul "Menulis Obat Kangen".

"Menulis Obat Kangen, benar gak begitu Ananda?" Ayo... siapa yang yang bisa memberikan pendapatnya?

Salah seorang siswa mengacungkan tangan. Saya langsung mempersilakan dia menyampaikan pendapatnya.

"Menulis dapat menghapus rasa kangen, Bu". Begitu jawaban singkat yang meluncur dari bibir mungil siswa saya. Sebetulnya saya sedikit geli mendengar jawaban spontannya, tetapi setelah saya pikir tidak ada salahnya jawaban itu. Walaupun tidak diteruskannya, saya dapat menangkap maksud dari jawabannya tersebut. Langsung saya timpali pendapat siswa tersebut.

"Benar Ananda, menulis dapat menghapus rasa kangen. Jika kita merasa kangen terhadap seseorang, terhadap sesuatu, misalnya, kenangan dan sebagainya, bisa kita hapus dengan cara melampiaskan ke dalam tulisan. Pernahkah Ananda merasa kangen, kemudian menuliskan rasa kangen tersebut dalam sebuah tulisan, saya bertanya lebih lanjut.

Meskipun kelima siswa saya diam saja, saya tahu pastilah mereka pernah melakukan hal itu. Saya kembali melanjutkan penjelasan saya.

"Media sosial akan menjadi tempat sederhana untuk mengobati rasa kangen, gak percaya? Ibu sering lo baca di fb ungkapan kangen kalian pada seseorang loh. Nah lo, siapa yang suka update status di dinding fb-nya? Kangen dengannya, atau sedang apa ya dia sekarang?

Sontak kelima siswa saya tertawa.

"Benar Bu", kata siswa saya serempak.

"Nah, benarkan menulis bisa menjadi obat kangen?"

Kemudian saya melangkah menuju papan tulis dan menuliskan sebuah kata "ibu", saya minta kepada kelima siswa saya untuk menuliskan rasa kangen pada ibu melalui sebuah puisi. Hasilnya lumayan, cukup bagus.

Lalu, di akhir tatap muka siang tadi, saya kuatkan mereka semua, hari ini Ananda berlima, tetapi yakinlah setelah kita berhasil mewujudkan impian melahirkan sebuah buku dan teman Ananda melihatnya, lima orang yang sekarang akan bertambah sepuluh kali dari jumlah sekarang.

"Mau menulis dan melahirkan buku? Kita wujudkan bersama dengan penuh semangat! Oke?

"Oke... " jawab mereka penuh semangat.

Di Kediaman pukul 21.14

31/08/2018

NE

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam kenal kembali Bu

15 Nov
Balas

Mantap semangat trs Nan sampai terwujud impiannya menularkan virus sasisabu. Salam literasi.

28 Nov
Balas

Kerjasama dan sinergi Bu Hj.

29 Nov

Selamat menulis Bu...salam kenal..

11 Sep
Balas

Makasih Bu Rini, salam kenal kembali

29 Nov



search

New Post