Barangkali karena penggunaan kata takdir baik dan takdir buruk yang penulis tulis pada sinopsis buku ini, hingga menimbulkan kesan seram alias angker. Atau, mungkin juga koper menangkap kesan tersirat di luar dugaan penulis, bahwa cerpen-cerpen yang akan dikisahkan dalam buku ini adalah kisah "kelam", "menyeramkan" (bukan horor), dan "sadis" (bukan pembunuhan).

Dari bidikan sebuah hasil karya, penulis sangat mengapresiasi lahirnya cover buku ini, meski dalam hati penulis masih berharap adanya editan untuk cover buku ini. Tak pernah diragukan lagi hasil karya sang koper memang keren menewen (pinjam istilah Jenderal CEO).

Adakah pembaca bisa membantu saya untuk berikan ide dan saran terkait cover buku saya berikut? Inilah sinopsisnya.

(Kisah Inspiratif yang Menyajikan Tema-Tema Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Religius, Moral, Tanggung Jawab, dan Disiplin bagi Peserta Didik di Sekolah Menengah)

Tak seorang pun berharap takdir buruk dalam kehidupannya. Demikian juga sebaliknya, tak seorang pun akan menolak takdir baik yang digariskan dalam hidupnya. Hidup adalah bagaimana menjalaninya dengan cara yang kita pilih. Semuanya tak kan lepas dari kegigihan dan usaha, agar mencapai hidup yang berujung pada takdir baik.

Dalam buku Seribu Kisah dari Gerbang sekolah ini, dikisahkan bermacam takdir baik dan takdir buruk yang dialami siswa-siswa pengarang, baik itu kisah pahit hingga kisah bahagia. Dari kisah faksi ini, banyak hal yang dapat dipelajari, dipahami, dan disadari, bahwa setiap siswa kita memiliki latar belakang hidup yang multidimensi.

Buku ini sangat penting dibaca untuk remaja usia sekolah menengah, guru, dan orang tua, agar dapat mengambil hikmah dari realita hidup orang lain, hingga bisa memilih cermin kehidupan yang akan dipilih dalam menjalani hidup dan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam menyikapi kemultidimensian kehidupan tersebut. Seperti apa kisah ini dituturkan oleh pengarang? Anda akan tahu jawabnya jika membaca bukunya. Semoga dapat mengispirasi.