Silaturahmi, kata yang identik dengan jalan-jalan, buang waktu, buang uang dan menguras tenaga. Akan tetapi lain halnya dengan orang yang memiliki hobi menyambung tali persaudaraan. Silaturahmi diibaratkan sebagai sarana dalam mengenang sejarah dan perjalanan hidup dan sarana untuk menciptakan sejarah.

Silaturahmi dapat mendatangkam rejeki, membuat orang awet muda, dan yang pasti mengikuti ajaran agama Islam.

Suatu hari, kedua orang tua pak Muhajir datang dari Banyuwangi menuju kota Siak dengan tujuan untuk bersilaturahmi. Beliau berdua terbang dengan salah satu maskapai penerbangan di Surabaya menuju Batam.

Batam menjadi tujuan pertamanya. Mengapa? Karena kedua anaknya bekerja di Batam. Tujuan lainnya adalah menjumpai kedua besannya yg berasal dr kota Siak yang akan melaksanakan ibadah haji dan berada dipemondokan Asrama haji embarkasi Batam. Mereka berdua diantarkan oleh kedua anaknya yang betdomisili di Batam.

Suasana haru dan baahagia menyelimuti mereka berempat. Suasana tampak cerah karena sudah 5 tahun tidak berjumpa. Banyak cerita yang Disampaikan antara satu dengan yang lain.

Setelah Pukul 10.00wib, kedua orang tua tersebaut berpamitan karena sudah larut malam dan calon jamaah haji membutuhkan waktu istirahat yang banyak menjelang keberangkatan ke Madinah yang do agendakan pada pagi harinya semitar pukul 09.00wib.

Setelah hampir seminggu di rumah puta dan putrinya, brliau melanjutkan perjalanan ke kota Siak dengan tujuan menjumpai putra kedua dan kluarganya.

Ketika sampai di kota Siak, beliau diajak berkeliling dan menimmati kuliner Siak yang berbeda dengan kuliner yang selama ini dinikmati. Beliau di Siak lebih kurang seminggu.

Pada hari yang telah ditentukan, beliau berdua melanjukan perjalanan lagi ke kota Dumai utk menjumpai putra ketiganya. Mengapa? Karena selain rasa rindu kepada anaknya, menantunya sedang menunggu hari kelahiran anak yang kedua.

Di Kota Dumai inilah mengantarkannya bertemu dengan sahabat masa kecilnya yang hampir 35 tahun tidak berjumpa yaitu pakde Abdurohim (Allohummaghfirlahu, warhamhu, wa afihi wa fuanhu). Itulah pertemuan yang pertama dan terakhir. Karena 6 bulan setelah pertemuan tersebut pakde Abdurohim dipanggil Allah swt untuk selama-lamanya.

Setelah perjalanan dari Dumai, kedua orang tua pak Mubajir melanjutkan perjalanan ke kota Bengkulu dan Rokan Hulu untuk menjumpai saudara sepupunya sekaligus teman sepermainan waktu kecil yang sudah terpisah hampir 40 tahun.

Perjalanan dilanjutkan kembali menuju lampung untuk bersilaturahmi dengan kakak perempuannya yang sudah terpisah 25 tahun dikarenakan kondisi merantau untuk mencari peningkatan ekonomi.

Tujuan terakhir adalah menjumpai adik kandungnya yg sudah lama tidak berjumpa selama 15 tahun. Akan tetapai manusia boleh berencana tetapi Allah berkehendak lain. Cucunya yan g berada di Banyuwangi mengalami kecelakaan dan harus diopname di Rumah Sakit.

Perjalanan kedua orang tua pak Muhajir tersebut dapat diambil hikmahnya yaitu Silaturahmi tidaklah sia-sia dilakukan karena dapat menyambung tali silaturahmi yang terputus karena jarak dan waktu, bisa menjadi pertemuan yang terakhir sebelum dipanggil oleh Allah swt.

Jangan pernah menyepelekan kata silaturahmi agar kita dapat merasakan manfaatnya dan mendapat pahala dari Alloh.

Marilah teman-teman tetap dijaga silaturahmi kita dengan teman maupun famili, jangan jadikan kesibukan menjadi halangan untuk bersilaturahmi.

Hidup Silaturami, hidup Media guru dan hidup gurusiana.