Dia Ayahku (10)
Kulipat mukena dan menaruhnya kembali di lemari, begitu pula Al-Quran yang tadi kubaca. Kusalami jamaah wanita yang sholat bersama dan pamit seraya mengucapkan salam. Mereka menatapku dan tersenyum ramah. Mereka bilang agar aku berhati-hati di jalan.
Kukendarai mobil dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba gawaiku berbunyi, terlihat ada panggilan dari ibu. Kutepikan mobil untuk menjawab panggilannya.
"Hallo..Diany. Kamu dimana sekarang. Ibu panggil dari tadi kok nggak diangkat." Terdengar suara ibuku cemas.
"Maaf Bu...tadi HP ku mati kehabisan baterai. Aku lupa bawa charger. Ini pinjam punya teman baru hidup lagi. Aku sudah arah pulang kok Bu." Ujarku berbohong.
"Syukurlah. Ibu sudah khawatir dari tadi. Ibu hubungi teman kamu juga tak ada yang tahu. Cepat pulang ya, ibu tunggu!" Ujar ibuku lagi.
"Ya Bu." Jawabku lalu kumatikan gawai.
Entah kenapa hatiku enggan pulang. Aku tak tega melihat wajah ibu dan tak ingin melihat ayah. Kerinduanku pada mereka belum tuntas setelah lama tak jumpa. Belum banyak cerita yang ingin ku ungkapkan selama di negeri orang, tapi aku merasa berat kembali ke rumah.
Setelah merenung, aku membulatkan tekad untuk segera menyelesaikan masalah ini. Waktuku di sini tidak lama karena harus segera kembali untuk menyelesaikan studiku. Kunyalakan mesin mobil dan kembali melaju di jalanan.
Sekitar satu jam aku pun sampai di rumah. Ku lihat mobil ayah ada di halaman berarti ayah ada di rumah. Ku berjalan dengan langkah pelan, hati terasa berdebar kencang. Haruskah aku menanyakan masalah ini malam ini juga? Batinku.
Ku ketuk pintu dan ibu memelukku begitu aku masuk. Terlihat mata ibu merah seperti habis menangis. Ku lihat ayah berdiri di belakang ibu. Laki-laki gagah, cinta pertamaku. Ayah memandangiku dengan mata elangnya namun aku memalingkan muka tak mau melihatnya.
"Aku mandi dulu ya Bu." Ujarku.
"Ya sayang. Mandi dan istirahatlah dulu. Kita bisa bicara lagi nanti." Ucapnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Elegan.
Terimakasih Pak Nu sudah tak tunggu komennya. Semoga sehat selalu.
Kisahnya berasa hidup dan nyata.. Pokoknya keren banget mbak.. Lanjuuut. Sukses selalu
Terimakasih apresiasinya Pak. Semoga sehat dan sukses selalu.
Ikut deg2an, menunggu apa yang akan dikatakan ayah ibunya hehe.... Keren, Bun. Smg sehat dan bahagia selalu
Terimakasih atas kunjungannya Bunda. Semoga sehat selalu.
Lanjutkan bunda. Salam sehat dan sukses selalu. Selamat menikmati libur bersama keluarga tercinta. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan melalui cerita bersambung yang keren.
Terimakasih Pakde SKSS nya. Semoga sehat dan sukses selalu.
Keren Bun
Terimakasih bunda. Semoga sehat selalu.
Keren banget ceritanya, sukses selalu untuk Ibu
Terimakasih Pak. Semoga sehat dan sukses selalu.
Cerita yang menarik
Terimakasih Bunda. Semoga sehat selalu
Apakah ibu sudah mengetahui masalahnya next bunda
Terimakasih apresiasinya. Semoga sehat dan sukses selalu Bunda.
Kisah yang luar biasa bunda Nanik, pandai mengelola emosi. Semoga sehat selalu
Terimakasih atas kunjungannya Bunda. Semoga sehat dan bahagia selalu.
Meski sepotong cerita jadi penasaran deh
Terimakasih Bunda. Semoga sehat selalu.
Kereenn bgt bunda. Lanjuutt
Terimakasih Oma. Semoga sehat dan bahagia selalu.
Cerita yang keren dan menginspirasi. Lanjutkan bunda. Salam sehat dan sukses selalu
Cerita yang keren dan menginspirasi. Lanjutkan bunda. Salam sehat dan sukses selalu
Terimakasih. Semoga sehat selalu Bunda.
Wah, menunggu saat2 yang menegangkan. Bagaimana tanggapan sang ayah ketika anandanya mengkofirmasi. Ditunggu Bu Nanik.
Terimakasih kunjungannya. Semoga sehat dan sukses selalu Pak Rochadi.
Lanjut Bund. Keren..sehat selalu. Sukses mengiringi
Terimakasih kunjungannya Bunda. Semoga sehat dan sukses selalu.
Pengin segera tahu lanjutannya, Bu Nanik. Kepo.... Salam sukses selalu.
Terimakasih atas kunjungannya Bunda. Semoga sehat dan bahagia selalu.
Cerita yang menarik. Lanjut Bun. Salam sukses selalu.
Terimakasih Bunda. Semoga sehat dan bahagia selalu.
Cerpen yang indah. Lanjutkan
Terimakasih Pak. Semoga sukses selalu.
Cerita yang menarik bunda.. Ditunggu lanjutannya
Terimakasih atas kunjungannya. Semoga sukses selalu Pak.
Cerita yang sangat menarik dan keren bu Nanik semoga semakin sukses selalu
Aamiin. Terimakasih Pak. Semoga sehat dan sukses selalu
Kisah yang luar biasa bunda Nanik, pandai mengelola emosi. Semoga sehat selalu..
Terimakasih apresiasinya Bunda. Semoga sehat selalu.