Nanik Wijayanti

Nanik Wijayanti lahir di Yogyakarta tanggal 20 November 1972. Bertugas di SDN Tanjung Barat 09, Jakarta Selatan sejak Desember 2023. Sebelumnya pernah mengajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Maksuba

Maksuba

Kuliner tanah air sangat kaya dengan beragam bahan, teknik memasak, dan rasa yang menggugah selera. Salah satu daerah yang terkenal dengan kelezatan makanan khasnya adalah Palembang.

Aku termasuk penggemar makanan khas Palembang, bahkan pempek yang gurih dengan cukonya yang kental menjadi favorit keluarga. Selain pempek aku juga suka tekwan dan aneka kuenya seperti kue delapan jam, bolu kojo, dan lapis legit. Kali ini aku tertarik mencicipi maksuba. Bentuknya mirip dengan kue lapis legit. Aku pun memesannya lewat online pada salah satu penjual yang sudah menjadi langganan.

"Maksuba merupakan salah satu makanan tradisional Palembang yang dalam tradisinya disajikan pada saat istimewa. Kue maksuba diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada kerabat dan tamu yang datang,” demikian tertulis di situs web Balitbangnovda Sumatera Selatan.

Kue maksuba jaman dahulu hanya dikonsumsi oleh para bangsawan dan orang-orang mampu. Merupakan kue warisan dari Kesultanan Palembang yang pembuatannya membutuhkan telur bebek dalam jumlah besar sehingga hanya kalangan bangsawan dan orang mampu yang dapat membuat kue ini.

Selain sebagai kudapan, kue maksuba juga disajikan dalam acara seperti pernikahan adat Palembang, hari raya, atau syukuran. Sampai saat ini, maksuba masih tergolong kue berharga mahal. Selain bahan-bahannya yang memang tak murah, proses pembuatannya pun memerlukan ketelitian dan kesabaran saat menuangkan adonan secara bertahap. Pemanggangan setiap lapisnya membutuhkan waktu sekitar 10 menit sehingga memakan waktu masak yang cukup lama.

Menurut Portal Informasi Indonesia, kue basah yang biasa dibuat menggunakan loyang 21×21 cm ini sering dianggap sama dengan kue kojo yang juga merupakan kue tradisional Palembang. Hanya, kue maksuba mengandung susu dan warnanya tidak hijau. Warnanya cenderung kuning dengan garis-garis hitam di tengahnya. Sekilas kue ini mirip dengan kue lapis legit. Sudahkah rekan gurusianer mencicipi kue lezat ini?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Mbak Kepsek.. Itu kue sangat mahal. Di Jambi juga menjadi kue tradisional daerah tersebut. Sepertinya khusus Sumsel, Jambi dan sekitarnya... Tapi itu dia, harganya mehong,, hehe.. Sukses selalu

20 Mar
Balas

Betul..mahal tapi memang enak rasanya. Sudah gak penasaran lagi karena sudah mencobanya. Sukses selalu Pak Burhani.

20 Mar

Lanjut bun...

19 Mar
Balas

Terima kasih Bunda

20 Mar

Hmmm jadi penasaran bunda ... hehehe

19 Mar
Balas

Terimakasih Pak

20 Mar

Mantap banget. Sukses selalu untuk Ibu

19 Mar
Balas

Terima kasih Opa. Sukses selalu.

20 Mar

Sdh lm sy pengin, Bunda. Sayangnya di Sala sulit mendapatnya.

19 Mar
Balas

Pesan online Oma biar gak penasaran. Sehat selalu Oma.

20 Mar

Wah, jadi pengen nyoba. Rasanya gimana. yaa... Salam bahagia, Bu.

20 Mar
Balas

Rasanya enak Bun berasa telurnya yg gurih bercampur manis susu. Semoga sehat selalu Bunda Cicik.

20 Mar

belum bunda, ngiler dengan rasanya Maksuba

19 Mar
Balas

Dicoba Pak enak. Terima kasih sudah mampir.

20 Mar

insyaallah kalau di kirimi hahaha

21 Mar



search

New Post