Oleh Nani Nuryani

*

Di sebuah dusun ada seorang nenek tua yang hidup sebatang kara. Orang menyebutnya sebagai Nek Carmi. Nek Carmi tinggal di sebuah gubuk yang sudah reyot. Dia hidup sangat kekurangan.

***

Dulu menurut cerita orang, Nek Carmi sebenarnya memiliki seorang anak perempuan cantik, bernama Purnama. Sebuah nama yang bagus. Konon nama itu diberikan karena anaknya lahir tepat di saat bulan purnama. Tapi saat Purnama berumur 15 tahun, anaknya diculik oleh sekelompok orang tak dikenal. Nek Carmi begitu terpukul. Hampir setiap hari Nek Carmi menangis, dan berharap ada orang yang membantu mengembalikan anaknya.

***

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sembilan tahun Nek Carmi melewati hidupnya seorang diri. Tapi kerinduan terhadap anaknya tak pernah berkurang. Nek Carmi selalu merasa yakin bahwa suatu saat Purnama akan kembali dan pulang kepangkuannya.

***

Sore itu, di dalam hutan jati, Nek Carmi terlihat sedang memungut ranting-ranting pohon untuk bahan kayu bakarnya. Nek Carmi nampak sangat kelelahan. Saat melihat sebuah pohon besar, Nek Carmi mencoba duduk dibawah pohon tersebut untuk sekedar istirahat. Tiba-tiba telinganya mendengar suara teriakan seekor anak kucing. Nek Carmi berusaha mencari kesana kemari. Namun saat dia berjalan dekat semak belukar, Nek Carmi menemukan seekor anak kucing yang kakinya terjerat akar pohon kayu. Anak kucing tersebut nampak sangat kesakitan. Nek Carmi merasa iba melihatnya. Segera dia berusaha membantu melepaskan jeratan akar pohon pada kaki anak kucing tersebut.

Setelah terlepas dari jeratan akar pohon, anak kucing tersebut segera digendongnya. Nek Carmi membawa anak kucing itu ke rumahnya. Dia segera memberi makan anak kucing tersebut. Nek Carmi melakukan semuanya dengan penuh kasih sayang, sambil dalam hatinya dia masih selalu berharap bahwa suatu hari nanti Allah akan mengembalikan anaknya.

***

Keesokan harinya, Nek Carmi hendak memeriksa anak kucing yang diletakkannya pada sebuah tumpukan baju-baju bekasnya. Namun tiba-tiba dia kebingungan mencari anak kucing tersebut. Dia cari keseluruh tempat disana, namun tetap anak kucing tersebut menghilang tanpa jejak. Nek Carmi menangis, saat tahu binatang kesayangannya yang baru ditemukannya itu menghilang dari sana. Namun saat tengah malam Nek Carmi bermimpi didatangi oleh seorang pemuda tampan. Dia mengucapkan terimakasih pada Nek Carmi karena telah menolongnya dari jeratan akar pohon. Dalam mimpinya pemuda itu berjanji, akan membalas kebaikan Nek Carmi dengan membantu ikut mencarikan anaknya yang hilang. Nek Carmi langsung terbangun dari tidurnya. Dia bingung, apa makna mimpinya tersebut.

***

Siang itu Nek Carmi baru saja selesai sholat Dzuhur. Saat sedang melepas mukenanya, tiba-tiba ada suara ketukan halus di pintu rumahnya. Nek Carmi kaget, dia langsung membuka pintu gubuknya. Nampak seorang wanita muda berdiri dihadapannya. Sekilas Nek Carmi tidak mengenali wanita muda tersebut. Namun saat wanita itu memanggil namanya dan memeluknya, Nek Carmi baru tersadar bahwa wanita itu tak lain adalah anaknya yang hilang dulu. Ya, Purnama telah kembali kepelukannya. Nek Carmi sangat bahagia, setelah hampir sepuluh tahun akhirnya anaknya bisa kembali ke rumahnya lagi. Mereka berpelukan sekali lagi, seolah tak ingin ada orang lain yang memisahkannya lagi. Tiba-tiba Nek Carmi ingat dengan mimpinya semalam. Ternyata inilah makna dari mimpinya tersebut.

*

(Hikmah yang bisa diambil dari cerita diatas, bahwa perbuatan baik akan mendatangkan kebaikan untuk kita).

*

Subang, 16 Januari 2022