Pohon alpukat penghuni ke-4 di halaman rumah saya. Siapa yang tak kenal buah alpukat, hijau berbentuk lonjong . Daging buahnya lemak sangat enak dimakan, serta di buat jus. Saya tanam di pot besar, tingginya baru sekitar 1 meter, jenis alpukat mentega.

Alpukat nama latinnya Persea americana. Berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Terbayangkan jauhnya asal buah dari Indonesia. Tanaman ini masuk ke Indonesia tahun 1877, dibawa oleh Belanda, di tanam di Kebun Raya Bogor. Nama alpukat disebut avocado. Batang pohon alpukat bisa mencapai tinggi 20 meter. Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan tergantung varietasnya. Daging buahnya berwarna hijau muda dekat dengan kulit dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur yang lembut.

Saya hampir setiap hari mengkonsumi alpukat untuk usaha preventif untuk mencegah kolestrol tinggi. Di usia saya yang sekarang lewat 50 tahun ini, kolestrol saya mulai meninggi. Alpukat mengandung sterol alami yang berasal dari tumbuhan. Kandungan tersebut disebut dengan betasitoterol. Mengkonsumsi ini mapu menjaga kolesterol dalam kadar yang sehat. Ini mampu menjaga kondisi jantung tetap sehat. Alpukat juga mengandung kalium, yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga detak jantung tetap stabil.

Banyak sekali manfaat alpukat selain untuk pencegah kolestrol jahat, seperti bijinya untuk pewarna pakaian. Buahnya bisa dibuat sebagai bahan dasar kosmetik. Daun alpukat untuk obat darah tinggi, kencing batu, nyeri lambung, saluran pernafasan yang membengkak.

Bersyukur sekali menanam alpukat di halaman. Walaupun alpukat yang saya tanam masih kecil, bibitnya berasal dari stek., semoga 3 tahun ke depan sudah berbuah.

Medan, 10 Juni 2021