Nadiem Makarim, Tebarkan aura literasi milenial-mu !

Serasa menghirup angin segar untuk dunia pendidikan di Indonesia dengan hadirnya sosok muda nan enerjik , Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Dengan bergantinya menteri dalam lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Indonsia tentu saja memberikan harapan baru. Harapan baru akan adanya perubahan dari keadaan yang sudah ada untuk menjadi lebih baik lagi tentu menjadi harapan semua komponen pendidikan di negeri ini.

Situasi dunia pendidikan di Indonesia saat ini membutuhkan sosok yang memahami dan mengenal betul dunia milenial, karena pada kenyataannya kehidupan milenial erat hubungannya dengan kemajuan IT yang terjadi pada saat ini. Tentu saja akan lebih klop jika pemangku kebijakan memahami dunia yang menjadi tanggung jawabnya sehingga kearah mana ‘gerbong Pendidikan” ini akan dibawa menjadi terarah dan terukur. Sedangkan ukuran untuk majunya dunia pendidikan di suatu Negara salah satunya adalah majunya kehidupan berliterasi di dalamnya.

Saya secara pribadi menaruh harapan yang besar kepada bapak menteri untuk kemajuan literasi di Indonesia khususnya pada anak didik kita. Kita tahu bahwa tingkat mutu pendidikan di Indonesia masih tertinggal dari Negara-negara tetangga kita. Hal ini tidak lain karena rendahnya tingkat kemampuan berliterasi dikalangan pelajar di Indonesia. Sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, namun hasilnya masih belum sesuai harapan. Haruskah Indonesia harus tetap terpuruk diantara Negara-negara lain di dunia ini ? bahkan Negara-negara di Asia Tenggara ini? Yang notabene segala sumber alam maupun sumber daya manusianya ada di bawah Indonesia. Tentu saja kita tidak ingin hal tersebut terus berlangsung tanpa ada perubahan. Kita sangat ingin berubah untuk lebih baik lagi. Saya percaya langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah tentunya sudah melalui kajian maupun penelitian yang cermat dalam usaha untuk meningkatkan mutu kehidupan berliterasi di Indonesia. Sejauh ini sesuai dengan anjuran pemerintah sekolah kami mengadakan gerakan literasi sekolah antara lain ; memberi waktu untuk pembiasaan literasi 15 menit setelah doa pagi. Siswa membaca buku yang dibawanya sendiri untuk bahan bacaan, bisa juga buku yang mereka pinjam dari perpustakaan sekolah. Buku tersebut boleh buku fiksi maupun non fiksi. Kemudian setelah selesai membaca mereka diharuskan mengisi buku jurnal literasi masing-masing. Jurnal tersebut memuat : hari/tanggal, judul buku, halaman yang dibaca, ringkasan yang dibaca dan tanda tangan wali kelas, karena pada akhir setiap minggu akan ditanda tangani oleh wali kelas.

Selain kegiatan pembiasaan literasi di kelas ada juga kegiatan yang lain yaitu gebyar literasi yang diadakan bertepatan dengan bulan bahasa yang biasanya jatuh pada bulan Oktober. Gebyar literasi dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan antara lain ; lomba membuat puisi, lomba membaca puisi, lomba menulis cerpen, lomba menulis synopsis dan lomba story telling. Selain hal yang disebutkan diatas masih banyak lagi kegiatan literasi yang bisa dilaksanakan oleh sekolah.

Dengan dipilihnya bapak Nadiem Makarim sebagai menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud ) dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 oleh presiden Joko widodo, banyak pihak yang sedikit terperanjat. “Terperanjat” disini dalam artian yang positif. Betapa tidak, sosok yang satu ini merupakan menteri termuda di dalam jajaran menteri cabinet yang baru. Usia beliau masih cukup belia,35 tahun, namun prestasinya sungguh luar biasa. CEO Gojek ini merupakan sosok milenial muda yang cerdas dan memiliki semangat juang yang tinggi. Sejalan dengan apa yang diharapkan oleh presiden Joko Widodo yaitu kita fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia ( SDM ), maka tugas bapak Nadiem tidaklah ringan yaitu menyiapkan SDM unggul pada era revolusi industry 4.0, dimana era revolusi industry 4.0 ini bisa kita hindari lagi. Dibutuhkan SDM yang melek IT dan pendidikan berbasis kompetensi serta karakter menjadi jawabannya. Peran tehnologi sangat penting di masa ini termasuk tehnologi informasi. Akan sangat cepat sekali perkembangan tehnologi jika kita tidak mengikutinya kita akan tertinggal jauh.

Monggo bapak Nadiem, tebarkan aura literasi milenial-mu di dunia pendidikan di Indonesia ini, supaya literasi menjadi hal yang biasa dalam kehidupan pendidikan di Negara kita, supaya literasi menjadi kebiasaan yang mendasari sikap belajar generasi muda kita. Tidak mustahil jika suatu saat literasi ala Nadiem Makarim akan bisa mendobrak keterpurukan kita, sehingga kita bisa melesat maju sejajar dengan Negara-negara maju di dunia ini. Mungkinkah itu bisa terwujud ? jawabnya : bisa, karena Indonesia memiliki potensi untuk itu. semoga semangat kerja bapak Nadiem Makarim akan menebar pada kita semua dan menginspirasi anak didik kita maupun para pendidik di Indonesia yaitu semangat akan terobosan –terobosan baru yang hebat.

Akhirnya, segudang harapan yang indah ini semoga bisa terwujud di lingkungan dunia pendidikan kita, yaitu pendidikan di Negara Indonesia tercinta ini.

Profil Penulis

Narni Ekowati,M.Pd , adalah alumni Kelas Menulis Media Guru (MWC) 8 Jawa Tengah ( 2018 ), Kelas Editor Media Guru Semarang dan juga kelas Sagusabu Pati. Penulis aktif mengikuti kegiatan ketua kelas Sagusabu se Indonesia di Media Guru. “ Koridor “ merupakan buku pertamanya dan disusul dengan “ Serenade untuk Sempatiku”. Penulis mengajar di SMP Negeri 4 Pati-Jawa Tengah sebagai guru Bahasa Inggris dan merupakan lulusan S1 Bahasa Inggris UNNES Semarang juga S2 Bahasa Inggris UNNES Semarang.