Narti Harahap

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menunggu dalam Debar

Kugenggam tangannya sambil berkata, "Semangat ya Nak. Operasinya gak terasa kok". Dia menatapku. Dari tatapan itu kulihat sebuah keyakinanan dan harapan besar telah tumbuh di rongga jiwanya. Sambil tersenyum ia balik bertanya, "gak terasa ya, Ma?"

"iya, gak terasa" jawabku singkat, namun cukup meyakinkannya. Walau tak mudah, aku tetap berusaha menutupi kesedihanku, sambil menyunggingkan senyum bahagia yang kubuat-buat untuk menghiburnya. Walau kutahu sebenarnya aku hanya menghibur diriku sendiri.

Pandanganku sedikit buram karena teluk mataku mulai menggenang, namun aku terus berupaya sekuat tenaga agar buliran bening itu tidak tumpah.

Belum kulepaskan genggamanku, kubisikkan lagi satu kalimat ditelinganya, "Insyaallah sebentar lagi kaki Esqi lurus dan bisa pakai sepatu cantik"

Mendengar kalimat itu, dia langsung tersenyum ceria. Kalimat itu memang "senjata ampuh" yang selalu kugunakan untuk mendongkrak semangatnya ketika sakit nyeri dan ngilu menyambangi tulang kakinya secara tiba-tiba. Alhamdulillah, seperti obat bius. Beberapa detik disuntikkan, langsung memberi efek optimis baginya. Dan satu hal yang membuatku bersyukur adalah ketika masih bisa menjadi alasan atas senyum optisnya. Senyum itu menjadi penawar laraku yg sedang membara.

Beberapa menit kemudian, pasukan berseragam hijau lengkap dengan masker dan penutup kepala, mulai mendekati tempat tidur Esqi. Salah satu dari mereka memasukkan cairan bening lewat slang infus yang sedari pagi sudah terpasang di pergelangan tangan kirinya.

Usai menyuntikkan cairan tersebut, mata esqi pun mulai mengantuk. Mungkin efek dari obat tsb yang sengaja untuk membuatnya tertidur. Petugas medis yang kuyakini adalah dr. Anestesi itu mengajak Esqi bicara. "Kita jalan-jalan yoook. Jalan-jalannya lewat sini ya" Kata dokter sambil bercanda. Dokter tsb dengan sigap mendorong tempat tidur esqi yang dilengkapi empat roda di bagian bawahnya.

Detik demi detik pun berlalu, waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Pukul 09.15 WIB, Esqi dibawak ke ruang operasi. Pada saat itu, pentas kecemasan di hatiku tersuguh sempurna. Gemuruh dalam debar. Getir bersenggayut. Stok ketenanganku tiba-tiba menipis. Pikiranku berkelana menerka-nerka. Bagaimana kalau.... ?

Bagaimana jika.....?

Ah...aku nyaris tak kuasa menguasai hatiku.

Astagfirullah....

La haula walaquwwata illa billah....

Dalam hitungan detik, Esqi luput dari pandanganku. Tim medis membawanya memasuki ruang operasi. Sementara aku dengan segala rasaku harus bergegas angkat kaki dari tempat itu. Pintu itu jadi saksi kakiku lunglai, namun lantai berbisik agar hatiku tetap tegar, langkah kakiku tidak boleh gontai. Tidak hanya itu, kursi pun ikut berempati seolah menaruh harap agar aku duduk sejenak sembari menunggu kabar dari ruang operasi. Dan aku pun duduk di kursi tunggu, sambil berdoa tuk sang buah hati. ESQI.

#Menunggu dalam debar di depan ruang operasi RSO

#Solo, 3 Maret 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post