Tahun ajaran baru sudah di depan mata kita. Anak-anakpun sudah siap menerima pembelajaran tahun 2020-2021. Bedanya adalah awal tahun ajaran kemarin anak-anak belajar dengan tatap muka, sedangkan tahun ini menggunakan tatap maya. 

Sejak pandemi melanda negara kita, semua aktivitas pembelajaran di sekolah terpaksa diberhentikan. Pembelajaran untuk beberapa bulan ini sampai ke depan sudah ditetapkan menggunakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Persiapan PJJ menurut saya lebih rumit daripada harus pembelajaran tatap muka. Harapan kita semua untuk besok pagi Senin, 13 Juli 2020 sudah mulai masuk sekolah ternyata pupus. Justru banyak terjadi kasus-kasus pasien positif covid 19 menambah deretan penderitanya.

New normal membuat segalanya dianggap kembali normal, ternyata anggapan itu salah besar. Mall dibuka, pasar dibuka, tempat wisata dibuka sekolah ditutup. Sudahkah cara ini mengurangi dampak penderita Covid 19? Tentu tidak Marimar, kita lihat faktanya sebagian daerah di Indonesia masuk sebagai zona merah bahkan hitam.

Sebagai guru, pembelajaran tatap maya benar-benar memberatkan. Karena tidak semua guru menguasai teknologi. Sebagai orang tua, dalam hatinya juga merasa terbebani karena orang tua sebagai tumpuan pertama proses pembelajaran jarak jauh ini. Ketika orang tua tidak memantau posisi anaknya apakah mengikuti PJJ dengan baik atau tidak maka anak tidak pernah hadir dalam proses pembelajaran. Atau biasanya anak hanya hadir di depan, melakukan presensi, selanjutnya menghilang bagaikan di telan bumi.

Seperti makan buah simalakama, maju kena mundur kena. Cerdas dan pintar dalam hal ini adalah sangat penting, tapi lebih penting lagi adalah kesehatan. Pada saat ini kesehatan itu sangat vital, tidak ada yang bisa membandingkan dengan apapun. Bagaimana penyelesaian banyaknya kasus pasien covid 19 justru bertambah dari hari ke hari buktinya belum ada titik terangnya.

 Akan tetapi, proses pembelajaran tidak boleh berhenti begitu saja. Semua jajaran yang berkaitan dengan aspek pendidikan berpikir keras bagaimana supaya anak bangsa tidak terpuruk dalam mendapatkan pendidikan yang layak meskipun dalam kondisi sekarang ini yang memprihatinkan. Semua upaya yang dilakukan tentunya guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal pendidikan yang layak. Meskipun harus ditempuh dengan cara yang rumit dan keras. Semua semata-mata untuk kebaikan kita. Kerjasama yang baik antara beberapa pihak diharapkan mampu mengatasi penambahan kasus Covid 19. Jajaran pemerintah, guru, orang tua, dan siswa itu sendiri diharapkan mampu bertahan dalam kondisi seperti ini tanpa merubah tujuan dan hasil pendidikan.

Anggap saja semua ini cobaan dan ujian dari-Nya, yang beberapa saat lagi akan selesai dan indah pada waktunya. Diharapkan beberapa pihak dapat meminimalisir dampak diterapkan PJJ bagi siswa, karena tidak semua siswa mampu mengikuti PJJ dengan alasan terhambat jarak, signal, dan tidak mampu dalam finansial terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana PJJ. Dan ini adalah tantangan para pelaku pendidikan. Semoga ujian kita dapat selesai secepatnya, tetap mematuhi protokol kesehatan jaga hati jaga body jaga jarak.

Rembang, 12 Juli  2020

Salam Literasi