Renungan Anak Petani
Renungan Anak Petani
Oleh : Nefrizal
Kita memang terlahir dikeluarga petani. Tinggal dikaki gunung Marapi dan Singgalang. Semburan belerang dari abu kepundan gunung membuat tanah ini subur. Tanah negeri ini subur untuk pertanian. Negeri ini pernah menjadi negara swasembada pangan. Negara ini pernah membantu berton-ton beras untuk negara yang lain di Afrika yang kelaparan.
Lalu setelah kita tidak bekerja lagi menjadi petani, akankah kita tinggalkan dunia pertanian ini?. Akankah kita yang masih tinggal dikampung harus membeli sayuran yang dijual dikota?. Tidak bisakah kita menanamnya untuk kebutuhan dapur kita sendiri?
Atau apakah anak perempuan pun tidak boleh diajarkan untuk bekerja di pertanian? Membantu orang tuanya mengisi waktu libur dengan diperkenalkan dengan dunia tanam menanam. Apakah kita akan selalu bekerja dibidang lain dan meninggalkan dunia pertanian kita. Atau setelah pensiun baru kita menggeluti dunia pertanian mengisi waktu luang.
#renunganpagi
#mensyukurinikmatAllah
#duniapertanian
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar