Nela Yanti Despan, S.H.,S.Pd

Nama Saya Nelayanti Despan, S.H Lahir di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tahun 1974. Saya lulusan Universitas Muhammadiyah Sumatra Ut...

Selengkapnya
Navigasi Web
Buah dari Keterpaksaan

Buah dari Keterpaksaan

Setiap pagi sebelum berangkat kerja seperti biasanya aku membaca chat di grup diskusi kami terlebih dahulu. Kulihat ada pesan singkat dari salah seorang orang tua siswa mengirimkan berita kepadaku bahwasanya rantai sepeda motor yang ditumpangi anak-anaknya putus. Beliau meminta ijin anak-anaknya terlambat masuk karena harus menunggu sepeda motornya diperbaiki terlebih dahulu.

“Ternyata ibunya Saka,” gumamku. Beritanya lucu sekali yang begini bunyinya ," Assalamualaikum umi. Mohon maaf, anak-anak pagi ini terlambat karena rantai sepeda motor putus, masih menunggu dibengkel mereka, umi. Apakah masih bisa masuk sekolah? Tadi yang antar telpon saya, mereka nangis takut kena hukum. Sebenarnya anak-anak terlambat bukan karena rantai sepeda motornya putus, Tapi tadi sudah dijemput ayahnya di bengkel, eh..ditengah jalan ayahnya kebelet “pup". Akhirnya mereka balik lagi pulang kerumah. Begitu saya suruh lagi om nya yang antar, mereka malah tambah nangis..ha,ha,ha. Jadi geli saya melihat mereka," kata ibunya Saka.

“ Waalaikumsalam bunda. Suruh mereka datang ya, saya akan tunggu di gerbang supaya mereka tidak takut masuk karena takut dihukum. Tunjukkan saja pesan saya ini, supaya mereka yakin,” kataku kepada ibunya Saka.

“Baik umi, sekarang mereka sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah lagi. Mohon maaf sudah merepotkan umi,” lanjutnya

“Tidak apa-apa, yang penting mereka harus tetap bersekolah ya, bunda,” Kuakhiri pesan singkat dengan memberikan gambar jempol.

Sebenarnya ini ketakutan dalam batas wajar bagi siswa-siswi SD Plus Darul Ilmi Murni, sebab mereka sudah dididik disiplin dan menghargai waktu agar tidak terlambat datang ke sekolah. Jika alasan yang disampaikan masih bisa ditoleransi maka anak-anak akan diberi ijin masuk tanpa diberikan hukuman. Misalnya Hujan, banjir, sepeda motor rusak dan insiden di jalan. Tapi jika alasannya terlambat bangun, kelamaan sarapan, macet atau hal-hal yang disengaja maka akan diberikan hukuman sesuai peraturan yang berlaku.

Bukan tidak sedikit mendapat makian dan cercaan orangtua siswa ketika anak-anak mereka terlambat lalu dibariskan di pintu gerbang. Namun yang namanya peratutan tetap harus dijalankan. Pastinya ini bukan untuk kepentingan sepihak yaitu sekolah. Tentunya ini untuk sesuatu yang akan mereka tuai suatu hari kelak. Anak-anak yang sudah terbiasa disiplin, ini bukan merupakan siksaan dan suatu ketakutan bila dibandingkan dengan anak-anak yang memang terdidik dirumah untuk tidak patuh pada peraturan. Miriskan?

Padahal,mereka merupakan gambaran masa depan, apa yang mereka rasakan di masa depan tidak terlepas dari didikan serta ilmu yang telah didapat. Mendidik bukanlah sebatas mengajari dan memerintah, apalagi hanya “dibuang” pada bangku sekolah. Buatlah anak itu menemukan dunianya sampai mereka benar-benar nyaman dan paham. Tuntunlah mereka secara perlahan-lahan sampai mereka mengerti dan menemukan apa yang ia cita-citakan.

Jangan memaksa kehendak untuk menjadi yang terbaik menurut kedua orang tua. Sejatinya, kebaikan tidak terlahir dari keterpaksaan akan tetapi itu lahir dengan dan dari kesadaran. Kesadaran merupakan awal mula dari kebaikan yang terbangun secara perlahan. Anak adalah buah harapan yang akan dipetik pada waktunya, yaitu saat ia sudah matang. Jika menanamnya sudah diberi dengan pupuk yang bagus maka hasil yang kita harapkan pun tidak jauh dari apa yang telah kita tanam pada saat dahulu.

Nah, masalah penegakan disiplin ini menjadi dilema bagi kami disekolah. Memang tidak semua orangtua yang menentang kebijakan ini,tapi tentunya fenomena ini sangat menganggu tegaknya peraturan yang sudah dibuat sekolah. Siswa-siswa yang terlambat akan tetap mempengaruhi kepada siswa-siswa yang lain yang sudah mengalami perubahan dalam kedisplinan.

Kerap terjadi pro dan kontra dari pernyataan siswa-siswaku yang sudah diinterogasi atas keterlambatan mereka. Sebagian siswa mengatakan,” Umi, saya sudah bangun cepat dan bersiap, tapi ayah masih tidur dan gak mau dibangunkan. Sementara mama gak bisa tinggalkan adik yang masih kecil.” Ada lagi alasan yang menyedihkan,” Umi, saya tidak dibangunkan bunda karena bunda tiap hari kesiangan bangunnya.” Kalau sudah seperti ini mau siapa yang disalahkan?

Wahai ayah dan bunda, terkadang kita egois tak memikirkan perasaan anak-anak kita dan tak mendukung keiginannya untuk menjadi anak yang cerdas. Kasihanilah mereka yang mempunyai keinginan kuat dalam menegakkan disiplin dalam dirinya. Kami disekolah hanya sebagai perantara ilmu dan membentuk karakter mereka saja. namun secara hakiki kalianlah sebagai madrasah terbaik dalam hidupnya. Hanya saja kita perlu bersinergi untuk perkembangan mereka baik disekolah maupun dirumah. Harapan kami, anak-anak ini mampu menghadapi masa depan dengan bekal disiplin yang mereka dapatkan sekarang sebagai modal kekuatan. Yang nantinya menjadikan mereka generasi yang sukses dan berguna bagi nusa, bangsa dan agamanya.

Semoga dari keterpaksaan kali ini dapat memberikan tunas-tunas harapan kebaikan yang mampu memberikan pengaruh baik pada peradaban dan perkembangan dunia kelak. Aamiin

Yuk bersatu!

Tantangan menulis hari ke -58

#TantanganGurusiana

Rabu, 25 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa bun. Itulah anak-anak ya bun, ada lucunya, gemesin... Sukses ya bun

02 Apr
Balas

Aiiih Umi baik deh. BTW masih lanjutkan? Belum ada bolong kan?

02 Apr
Balas

Keren bun. Barakallah

28 Mar
Balas



search

New Post