"Menyampah" (Tugas mulia si Duta Sampah)

Melihat fenomena sampah ada dimana-mana tidak menjadi hal yang luar biasa bagiku, seperti yang terlihat di foto yang kubagikan hari ini.

Pagi tadi, aku diajak ke Lapangan Merdeka yang terletak di pusat Kota Medan dalam rangka menemani salah satu adik perempuanku . Adikku ingin bertemu dengan temannya, kalau tidak salah dengar seorang dokter. Nah, hari yang bersamaan dengan kegiatan "car freeday" di lokasi tersebut. Tentunya, sekitar lapangan merdeka tersebut dipadati masyarakat yang ingin berkegiatan seperti waktu sebelum negara api menyerang ( ha.ha.ha lebay). Sebelum bertemu, kami berkeliling dahulu sambil melihat aktifitas masyarakat yang datang ke lapangan tersebut. Setelah sekian lama "lockdown" barulah hari ini aku kembali melihat kegiatan "Car Freeday" dan menyaksikan antusias masyarakat yang luar biasa yang berdatangan entah dari penjuru mana.

Jujur, mataku bukan tertuju kepada manusia yang memadati lapangan tersebut, tapi sampah yang berserakan dimana-mana. Wow, kereeen! ini nyata teman-teman. Apakah benar empati manusia di muka bumi ini sudah hilang? Atau mereka memang tidak melihat sampah-sampah yang berserakan yang ada dihadapan mereka bahkan sengaja ditinggalkan setelah mengudap makanan. Betul-betul menyampah!

Kuamati saja fenomena ini, sembari menunggu ada orang-orang yang punya kesadaran akan pentingnya kebersihan. Sayang slogan "kebersihan sebahagian daripada iman" diabaikan atau memang sudah dihilangkan. Kususuri sepanjang jalan di lapangan merdeka ini dan berusaha menahan diri untuk tidak menegur siapapun.

Ya ampun, padahal ada tong-tong sampah disebar di sudut-sudut kelokan jalan di dalam lingkungan dan seputar lapangan. Apa sih yang ada dibenak orang-orang yang melakukan aktifitas disini?

Eeeits!..Kulihat dikejauhan ada seorang lelaki paruh baya membawa sapu dan menarik tong sampah ke tengah lapangan. Oooh, pantaslah! Ternyata keberadaan si Duta Sampah ini yang membuat mereka merasa tak perlu lagi capek-capek membuang sampah ke tong-tong yang sudah disediakan. Ada apa dengan empati? Hilang kemanakah dirimu, wahai empati?

Aku merasa sakit dihati dan jiwa melihat keadaan ini. Siapakah yang salah dalam hal ini? Sudahlah, tak perlu dibahas Aku hanya memperhatikan sosok yang membanggakan ini dari kejauhan. Yang seharusnya dan juga pantas sebagai penikmat "car freeday" hari ini, namun tanpa gengsi beliau mengayunkan tangan untuk menyapu sampah-sampah dari manusia "menyampah".

Pantas baginya kujuluki si Duta Sampah. Apakah ada yang peduli untuk mengapresiasi kinerjanya bila dibandingkan Duta Sampah hanya untuk pencitraan saja. Harapanku, agar si bintang lapangan diberi kesehatan supaya lingkungan seputar lapangan merdeka ini tetap bersih dan terjaga keindahannya. Salut buatmu abang tukang sapu, semoga Allah Subhanawata'ala melimpahkan rezeki dan kebahagiaan untukmu dan keluarga.

#TantanganGurusiana hari ke-9 (ulang hari ke-2)

#MediaGuru