Neldawati

Ibu 4 anak berprofesi guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Bukittinggi....

Selengkapnya
Navigasi Web
Numpang hidup pada dana gempa

Numpang hidup pada dana gempa

Tantangan hari guru#h6

6 Maret 2022

Siang hari yang terik membuat siapa saja menyipitkan mata menghalangi banyaknya cahaya masuk ke mata. Sebuah angkot berisikan 2 orang wanita paruh baya berpakaian modis, seorange mahasiswa perempuan dan seorang pemuda yang baru saja naik. Dua orang wanita berpakaian modis tersebut sibuk ngobrol. Mulai dari membahas kerjaan, sinetron layangan putus sampai mahalnya harga cabe dan langkanya minyak goreng. Tiba-tiba angkot yang mereka tumpangi berhenti lumanyan lama. Bukan di persimpangan karen lampu merah. Salah seorang diantara mereka menyela,

" ada apa sih, kok ga jalan?" "Ada penggalangan dana untuk korban gempa bu." Jawab sopir merasa tidak enak karena penumpangnya tidak nyaman dengan terhentinya perjalanan mereka.

"Mohon bantuannya untuk saudara kita korban Gempa bu, dek." Sebuah suara terdengar dari pintu masuk dan sebuah kotak kardus berada di depan mereka. Si ibu yang duduknya dekat pintu langsung mengangguk dan bilang,

" Maaf ya." Dengan memberi isyarat dengan tangannya untuk menolak memberikan donasi. Kemudian kotak bergerak kearah mahasiswa dan dia mengeluarkan uang 50ribu dan dengan mantap ia memasukkan ke dalam kotak.

Kemudian dia pamit sambil berkata," Terima kasih bu, adek, semoga rezekinya lancar dan penuh berkah." Mahasiswa dan sopir serentak membalas"aamin"

Sebelum angkota jalan, seorang pemuda yang kelihatan lelah naik dan duduk di samping ibu berpakaian modis dekat pintu. Siibu yang agak gembul bicara,

" Tukang ojek ngumpulin sumbangan untuk gempa, percaya ga bakal sampai ke tangan korban? Lagian ngapain sok ngumpulin donasi, mendingan narik. Dapat uang untuk makan. Jangan-jangan mereka bagi-bagi."

"Ho oh, heran deh. Kerjaan cuman narik ojek. Pakai acara kumpulin dana untuk korban gempa segala. Lagian mereka sebanyak itu? Saya lihat dipinggir jalan banyak yang minta, trus yang duduk di kursi yg ada mejanya juga banyak. Belum lagi yang lagi yang di dalam ruangan tersebut. Jangan-jangan sumbangan yang terkumpul, habis buat makan mereka yang sebanyak itu."

" Aku juga mikirnya gitu, makanya tadi aku ga kasih. Kalau mahasiswa memakai jaket Almamaternya, itu bisa dipercaya bahwa mereka melakukannya dengan ikhlas dan sumbangan pasti sampai kepada korban."

"Maaf bu," pemuda yang baru naik tadi nyeletuk " benar mereka adalah tukang ojek. Mereka hidup dari hasil narik. Saya adalah bagian dari mereka. Karena kami ga punya uang banyak makanya menggalang dana. Dan kami tau kami ga punya tenaga hanya ini yang bisa kami lakukan untuk menolong saudara kita di sana." Sang pemuda menjeda kalimatnya." Saya pulang untuk makan siang. Jadi kami tidak NUMPANG dan memanfaatkan uang tersebut untuk kepentingan pribadi."

Kedua itu tersebut bungkam, mereka hanya menunduk malu.

Don't jugde the book by its cover

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi

06 Mar
Balas

ulasannya yg mencerahkan...

06 Mar
Balas



search

New Post