Neldawati

Ibu 4 anak berprofesi guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Bukittinggi....

Selengkapnya
Navigasi Web

Senior gila sedekah

Tagur#27

27 Januari 2022

"Nel, da yanses, ni cici dan uda beserta uni-uni yang lain lagi sarapan deket sekolah nel, kalau waktunya lapang kami tunggu disini." Sebuah chat masuk di WA ku. Dari uda Yanses senior SMA. Orang yang dituakan. Saya mengenal beliau sekitar 3 tahun yang lalu. Secara tidak sengaja bertemu di sekolah acara qurban alumni. Selebihnya berinteraksi di group alumni lintas angkatan. Dari group lintas angkatan saya mengetahui bahwa alumni sedang berjuang membesarkan hati seorang adek tingkat yang sedang berjuang melawan kanker darah.

Uda Yanses adalah motor penggeraknya. Tidak hanya mendukung secara materil tapi juga meluangkan waktunya untuk membezuk fitria ke rumah sakit setiap hari selasa. Beliau tinggal di Padang, fitria sering dirawat di Rumah Sakit Ahmad Muchtar Bukittinggi. Beliau setiap selasa ke Bukittinggi mengantarkan uang belanja untuk keperluan makan dan vitamin fitria. Kalau obat dan rumah sakit gratis karena ditanggung BPJS. Pernah satu kali beliau menghubungi saya untuk mengantarkan uang belanja fitra ke RSAM, karena beliau kurang sehat. Sekolah saya dekat dengan RSAM jadi tidak masalah untuk mengantarkan belanja fitria dan sekaligus melihat perkembangan kondisi kesehatnnya.

Selasa besoknya, uda Yanses datang ke Bukittinggi dan meminta saya untuk menemani beliau pergi bezuk fitria. Disitulah saya bisa berbicara lumanyan lama dengan beliau. Dari semua diskusi kami, apa alasan beliau begitu keukeuh untuk membantu fitria beliau mengungkapkan dengan alasan yang sangat sederhana. "Uda pernah berada di titik terendah hidup nel, maklumlah usaha sendiri itu sering mengalami pasang naik dan surut dalam berbisnis. Uda pernah berada pada tingkat tertinggi hidup. Uang banyak, mobil, rumah,anak, sahabat dan relasi semuanya uda punya. Namun pernah suatu masa, usaha uda bangkrut. Untuk makan saja kami tidak punya uang. Pernah kami pulang ke kampung dan minta beras sama orang tua masing-masing. Uda tidak putis asa. Yang membuat kami tegar adalah kami masih diberikan kesehatan oleh Allah. Kantong sakit, tapi badan sehat. Itu adalah modal utama untuk berusaha lagi." Beliau berhenti sejenak sambil menghirup kopi hitam khas Bukit Apit.

"Tapi berbeda dengan fitria, orang tuanya tidak bisa bekerja karena selalu menemani dia di rumah sakit, fitria itu lebih banyak tinggal di RS dibandingkan di rumah kakaknya. Dia dan mamanya numpang dengan kakaknya. Sementara ayahnya pergi meninggalkan mereka sejak fitria sakit. Jadi selama kita diberikan kesehatan oleh Allah dan ada kesempatan untuk berbuat baik membantu orang yang sedang dalam kesusahan, kenapa tidak dibantu." Papar beliau panjang lebar.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post