Neldawati

Ibu 4 anak berprofesi guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Bukittinggi....

Selengkapnya
Navigasi Web

Siap-siaplah untuk kecewa!

Tagur#H2

17 Februari 2022

" Uni, nilai uni belum disetor sama Rozi? Tinggal kita berdua aja lho. Saya lagi di rumah Rozi nih." Kata ulfa teman saya sesama guru di sekolah tempat saya mengajar.

Saya sedang coffee break sebuah acara pelatihan di Hotel Rocky Bukittinggi. saya "terkurung" di hotel Rocky ini. Sementara nilai ada didalam Laptop di rumah.

Selama pelatihan Handphone harus dimatikan. Bisa cek pesan dan menelpon saat coffee break dan istirahat siang. Saya langsung menelpon si sulung untuk meminta pertolongannya mencarikan file dan mengirimkan ke operator sekolah. Setelah sekian kali saya telpon tidak ada jawaban. Lalu saya telpon ayah. Untuk menanyakan nomor kontak Fitri tetangga saya. Ternyata Ayah sedang memberikan ceramah di depan para jemaah. Kemudian saya putar otak. Siapa lagi yang akan saya mintai tolong? Saya ingat abang saya. Mumpung masih istirahat, saya telpon. Saya mau minta nomor kontak Pak Palindih, Ayahnya Fitri tetangga saya. Begitu tersambung dengan Pak Palindih beliau berkata bahwa sekarang sedang di luar kota. Beliau tidak tau bagaimana caranya mengirimkan kontak kepada orang lain.

Waktu coffee breakpun habis dan semua peserta masuk ke ruangan untuk melanjutkan pelatihan. Saya tidak matikan Handphone, hanya saya silent kan. Sesekali saya intip ada pesan atau telpon yang masuk. Jika ada panggilan maka Saya bisa izin keluar untuk menjawab panggilan, begitu pikiran saya. 10 menit berlalu, namun tidak ada notifikasi. 30 menit pun sudah lewat. Akhirnya handphone saya non aktifkan.

Waktu istirahatpun tiba. Bergegas saya hidupkan Handphone. Masih tidak ada pesan ataupun panggilan yang tidak terjawab. Dengan wajah kecewa saya berjalan menuju tempat berwudhuk. Setelah shalat, saya tengadahkan tangan mengharap kemurahan Sang Maha Berkehendak.

"Ya Allah, Engkau sungguh tau apa yang hamba cemaskan hari ini. Besok adalah rapat kenaikan kelas, sementara nilai hamba masih di Laptop. Tiada daya dan upaya yang bisa hamba lakukan ya Allah. Hamba yang lemah ini hanya mengharap kuasaMu ya Rabb."

"Jika keterlambatan nilai ini menyebabkan hamba kena marah ataupun disindir dalam rapat, hamba ikhlas ya Allah. Karena memang kelalaian hamba. Tapi Hamba tidak mau memberatkan Rozi ya Allah. Jangan sampai dia begadang gara-gara hamba ya Allah. Karena harus menunggu nilai yg bisa hamba setorkan pada malam hari setelah pulang dari hotel ini. Hamba mohon ya Allah, berikanlah hamba solusi. Hamba serahkan semua urusan ini kepada Engkau ya Allah. Hamba titip masalah ini kepadaMu. Temani hamba ya Allah. Ampuni hamba ya Allah. Ampuni hamba ya Allah."

Doa saya setelah selesai shalat.

Saya pasrahkan nasib nilai saya kepadaNYA. Saya bersera kepadaNYA. Karena tiada daya dan upaya yang bisa saya lakukan sementara raga saya terkurung disini.

Begitu selesai shalat dan makan siang, saya langsung masuk ruangan pelatihan. Waktu istirahat Masih tersisa 15menit. Saya buka Handphone. Saya melihat ada 3 kali panggilan tidak terjawab dari nomor yang tidak saya kenal. Kemudian saya pencet nomor tersebut. Nomornya nyambung tapi tidak ada jawaban. Setelah beberapakali saya telpon masih saja tidak ada jawaban. Begitu diangkat, tiba-tiba mati. Handphone saya lowbat. 🥺. Saya serahkan semuanya sama Allah. Saya titipkan semuanya kepadaNya. Saya pinjam cas an HP kepada panitia, begitu nyala, ada telpon masuk.

" Kakak nyariin saya? Apa yang bisa saya bantu kak?." Jawabnya di seberang sana. Itu suara Fitri tetangga saya.

Saya ceritakan persoalan saya sama fitri." Fitri, tolong kerumah kakak. Tolong bilangin sama siabang untuk mengambil laptop mama di dalam ransel hitam. Tolong fitri buka di data D, cari folder nilai, cari folder semester 2. Tolong kirimkan ke delapan file yang ada di folder tersebut ke nomor Whatsapp ini. Nanti kk kirim melalui chat." Ujar saya panjang lebar.

Kemudian saya hubungi Rozi menanyakan apakah nilai saya sudah masuk apa belum? Rozi menjawab, sudah. Dengan berlinganan airmata bahagia, Saya langsung tersungkur sujud syukur. Saya merasa sangat bersalah. Saya disentil oleh Allah. Seolah-olah Allah bilang," masih juga berharap kepada makhluk Ku nel? Bersiaplah untuk kecewa." Airmata makin menganak sungai dipipi😭😭

"Ya Allah betapa Maha baiknya Engkau. Hamba sadar sesadar sadarnya bahwa hamba bodoh dan sok tau. Begitu ada masalah, hamba sok mencari solusi. Saya berharap kepada orang lain untuk membantu saya. Setelah mentok baru saya mengadu kepadMu ya rabb. Engkau tidak marah dan selalu membantu hamba. Ampuni hambaMu yang lemah ini ya rabb."

Allah lah yang menggerakkan seseorang menghubungi fitri. Bukan karena usaha saya yang menghubungi anak sulung saya, bukan ayah saya, bukan kakak saya juga bukan Bapak Palindih. Tapi Allah. Hanya Allah yang menggerakkan hati fitri untuk menghubungi saya.🥺

Bukittinggi, 17 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post