Tantangan guru hari ke 6

"Semua fasilitas yang kamu nikmati sekarang ini punya siapa?. Bisakah dia memberikan kehidupan seperti yang kamu rasakan sekarang ini?. Kamu terbiasa hidup mewah dari kecil. Sudahlah! Tinggalkan dia, kembali lagi bersama kami ke gereja. Jika kamu tetap membantah, silahkan angkat kaki dari sini!"

Suara jefry menggelegar memenuhi ruang keluarga yang sangat besarLusiana terdiam. Menatap kakak tertuanya dengan pandangan yang rumit. Apakah benar ini adalah kakaknya? Kakak tertuanya yang sangat menyanyanginya, kakak yang selalu melindunginya. Sehingga tidak ada teman-teman prianya yang berani mendekatinya semasa sekolah bahkan hingga kuliah. Hatinya pedih, terasa disayat sembilu, perih. Tanpa terasa air matanya menganak sungai di kedua pipinya, merembes membasahi jilbabnya.

Ditatapnya manik coklat milik kakak tersayangnya. "Persaudaraan sedarah kita akan abadi selamanya. Tapi karena kita berbeda keyakinan, aku akan menempuh jalan yang berbeda denganmu. Tekadku sudah bulat kak. Seperti yang selalu diajarkan oleh Papi dan mami kita. Sekali melangkah untuk suatu yang kita yakini benar. Maka pantang kaki ini akan berhenti melangkah apalagi surut. Semoga kakak mendapatkan hidayah." Ujar Lusiana dengan suara bergetar.

Segera dia mengemasi bajunya dan baju imam putranya yang berumur 1tahun. Dengan langkah mantap, dia meninggalkan istana orang tuanya. Rumah yang sudah ditempatinya selama 25tahun ini.

Bukittinggi, 22.02.2022