Tantangan Guru# h5

Hari ini senin. Sama seperti hari senin sebelumnya. Tidak ada yang spesial. Tapi tanggalnya yang bikin double spesial. Tgl 21 Februari hari lahir Arya dan suami. Tidak ada yang direncanakan. Karena Arya lahir normal. Kelahiran Arya 14tahun yang lalu adalah kado ulang tahun papa yang ke 34. Arya memang spesial. Karena Arya adalah doa papa dalam diamnya. Kenapa dalam diam? Hmmm..begini ceritanya.

Setelah Nakisha berumur 3bulan, kami pindah ke Padang. Yang 1,5 bulan sebelumnya baru pundah ke Lubuk Sikaping. Itulah saatnya saya ikut suami merantau. Hanya kami berempat, saya ,suami, Abang Afif berusia 3tahun dan Nakisha berusia 3 bulan. Selama ini tinggal di Bukittinggi. Meskipun kami ngontrak di Birugo dan Ibu tinggal di Kapeh Panji, setiap hari ibu datang ke Birugo, bersamaan dengan Buya. Karena kantor Buya melewati kontrakan kami. Pulang kantor, buya menyamperin ibu dan mereka pulang bersama. Jadi, namanya aja ngontrak pengen mandiri, tapi tetap aja sama ibu😃.

Begitu kami tinggal di kota yang terpisah, semua kami kerjakan berdua. Suami ikut membantu pekerjaan rumah, kecuali memasak. Beliau tidak bisa untuk urusan yang satu ini. Suatu hari saya bertanya kepada suami beliau pengen punya anak berapa? Jawabnya 2 saja, eh sedikit sekali kalau 2 katanya. Bersamaan dengan jawabannya, Nakisha bangun dan minta ASI. Pembicaraan terhenti dan kami lupa membahasnya kembali.

Delapan bulan kami tinggal di Padang. Saya menjadi ibu Rumah Tangga sejati. Mengurus sepasang anak dan mendampingi suami menjalankan tugas sebagai ASN di lingkungan Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Hal yang paling membahagiakan oleh seorang istri adalah menunggu suami pulang kantor. Suatu ketika, saya merasa badan terasa capek. Bawaannya lemes. Setelah diperiksa ternyata saya hamil. Saya kaget. Saya tidak menyangka akan hamil secepat itu. Karena kalau belajar dari kehamilan sebelumnya, rasanya tidak mungkin hamil semudah itu. Kami menunggu kehadiran Afif selama 6 bulan. Menunggu kehamilan Nakisha hampir 1 thn. Saat itu Nakisha baru berumur 11bulan. Bukannya tidak syukur nikmat, tapi rasanya saya belum puas menggendong dan mengurusi Nakisha. Sekarang sudah hamil. Itu pikiran saya waktu itu.

Sejak kehamilan Arya, saya tidak pernah muntah, tidak pernah morning sickness, selera makan tidak bermasalah. Beda dengan hamil Afif dan Nakisha. Allah benar-benar memberikan kemudahan untuk saya selama proses kehamilan sampai pada proses persalinan. Karena tidak tau kapan HPHT, jadi kelahiran Araya pun tidak terprediksi. Pukul 9 pagi saya diantar Ayah ke Rumah Bidan, karena suami di padang. Saya langung menghubungi suami, beliau langsung mengajukan cuti dan pulang ke Bukittinggi. Pukul 1 siang Arya lahir. Beberapa menit setelah itu, baru papanya sampai di Rumah Bidan. Saya merasa nyaman ditinggal hanya dengan Bu bidan, karena Bidannya tetangga waktu saya kecil. Buya pergi kerja, ibu jagain Nakishya yang berusia 22bulan, dan suami dalam perjalanan dari Padang.

Hampir tidak ada masalah dari hamil hingga kelahiran, semua lancar dan mudah. Sampai sekarangpunArya selalu menyejukkan hati. Paling pintar bikin mama tersenyum setelah marah apalagi kecewa. Selalu bisa diandalkan. Paling sayang adek. Padahal Arya pernah menjadi anak bungsu selama 10tahun. Selalulah jadi kebanggaan mama papa Arya, kecinta an Adek, andalan Kakak dan jadi sahabat untuk berdiskusi bagi Abang afif.

Bukittinggi 21 Februari 2022

Arya 14th

Papa 48th