Nelhayati,M.Pd

dilahirkan di Salimpaung T.Datar pada tanggal 13 Januari 1972, anak kelima dari lima bersaudara, sejak tahun 1998 menjadi guru IPS di MTsN 15 Tanah Datar Sumbar...

Selengkapnya
Navigasi Web

Rindu Ayah

Namaku Nindy, sejak kecil aku ditinggal Ayahku. Entahlah Ayahku kemana. Yang pasti aku sangat merindukan sosoknya dalam hidupku. Sekarang aku tinggal sama Nenek dan Ibu. Sejak aku umur 3 bulan aku sudah tinggal bersama mereka, orang yang aku cintai dan aku sayangi sampai saat ini. Terkadang aku merasa iri dengan teman temanku yang mempunyai sosok Ayah. Aku ingin sekali bisa memeluk dia walau cuma satu kali. “Ibu, Nindy boleh nanya sesuatu enggak?” tanyaku kepada Ibu yang sedang duduk sambil nonton TV. “boleh Nindy sayang, kamu mau nanya apa?” jawab Ibu dengan nada lemah lembut “Ayah Nindy sebenarnya dimana sih bu? Nindy kangen sama Ayah, Nindy pengen kaya temen temen yang lain punya Ayah” tanyaku kepada Ibu sambil meneteskan air mata “Nindy sayang, Ayahmu ada kok. Dia sedang kerja jauh. Nindy jangan sedih dong, Ibu kan jadi ikut sedih” jawab Ibu sambil menghiburku.

Akupun langsung meninggalkan Ibu dan masuk ke kamarku. “Jangan menyerah, janganlah sedih kau pasti bisa asalkan mau terus berdoa dan berusaha, kau pasti bisa asalkan mau” Handphoneku pun berdering, dengan alunan lagu Super7, kulihat tidak ada namanya. “siapa ya yang nelpon aku?” tanyaku dalam hati. Akhirnya akupun mengangkatnya. “Haaallooo, dengan siapa ya?” tanyaku “bisa bicara dengan Nindy?” tanya Lelaki penelpon itu. “iya saya sendiri. Bapak ini siapa?” tanyaku kepada penelpon itu. Suaranya seperti bapak bapak. “Nindy anakku, ini Ayah nak, Ayah rindu sama kamu, Ayah ingin di hari terakhir Ayah, Ayah bisa bertemu dan memeluk kamu sayang” jawab lelaki yang tak ku kenal itu. “maaf pak, mungkin bapak salah sambung kali. Ayah saya…” perkataan ku terputus “ini benar Ayah nak, Ayah ingin bertemu dengan kamu. Umur Ayah sudah tidak panjang, Ayah sedang dirumah sakit, kalau kamu enggak percaya disini ada Nenek kamu, kamu boleh ngomong sama dia” jelas lelaki itu “hallo Nindy, ini Nenek, Ayahmu sedang dirumah sakit, dia ingin sekali bisa bertemu dan memeluk kamu. Nenek harap kamu bisa segera kerumah sakit bersama Ibumu.” kata Nenek “iii…iii..yyy..aaaa Nenek” jawabku dengan nada terputus putus.

Setelah itu aku menghampiri Ibu yang sedang dikamar, dan menjelaskan semua kejadian tadi. Aku dan Ibupun segera ke rumah sakit itu. Sampai disana, aku melihat seorang lelaki yang sedang berbaring ditempat tidur. “itulah Ayah kamu Nindy” kata Ibu “itu Ayah?” tanyaku Akupun langsung menghampirinya. “Ayah, Nindy kangen sama Ayah, Ayah kemana aja sih?” tanyaku sambil memeluk apa yang sedang berbaring ditempat tidur. “Nindy, bukannya Ayah enggak mau bertemu kamu, tapi Nenek dan Ibu mu yang merahasiakan semua ini” jelas Ayah yang tak melepas pelukanku “Ayah sakit apa? Nindy nggak mau kehilangan Ayah” tanyaku kepada Ayah sambil meneteskan air mata “Nindy sayang, Ayah kamu sakit kanker otak” kata Nenek sambil mengusap rambutku yang panjang “apa! Ayah sakit kanker otak? kenapa enggak Nindy aja? Nindy sayang Ayah, Nindy enggak mau kehilangan Ayah” jawabku sambil meneteskan air mata dan memeluk Ayah dengan kuat. “tapi Nindy…” jawab Ayah “tapi apa yah?” tanyaku dengan teriak “Nindy, jadi anak yang berguna ya, ayah sayang sama Nindy” pesan Ayah kepadaku sebelum ia pergi meninggalkan kami “yah……Ayah….. Jangan tinggalin Nindy yah, Nindy sayang Ayah” tangis ku yang tak henti henti. Nindy pun mengantar Ayahnya ketempat peristirahatan terakhir. Baru saja bertemu, sudah berpisah. Baru saja merasakan hangatnya dipeluk Ayah, Ayahnya sudah pergi untuk selamanya. Teramat sedih rasanya kehilangan orang yang kita cinta. Apa lagi baru bertemu.“ya Tuhan apakah ini cobaan dari Mu? kenapa engkau tidak ambil aku saja? kenapa harus Ayah, orang yang aku cintai dan aku sayangi” begitulah tangis Nindy saat dikamarnya.

Sawahladuang, 02052021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Pentigrafnya

02 May
Balas



search

New Post