Neli Wardani

Guru BK di SMA N 2 Bukittinggi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ini Alasannya Siswa SMA Jarang Yang Mau Menjadi Guru (Day 36)

Ini Alasannya Siswa SMA Jarang Yang Mau Menjadi Guru (Day 36)

Oleh : Neli Wardani

Ada beberapa profesi yang dianggap favorit oleh remaja, sehingga mereka berlomba-lomba mengejar jurusan tertentu di perguruan tinggi yang dapat menghantarkannya ke profesi tersebut.

Beberapa jenis profesi favorit dibidang MIPA adalah bidang kesehatan, khususnya kedokteran, ilmuwan, dan keteknikan. Siswa IPS dan Bahasa biasanya lebih dominan dan berlomba-lomba memilih jurusan manajemen, akuntansi, ilmu komunikasi, hubungan internasional, sastra dan kesehatan.

Seringkali terjadi, ketika siswa mengikuti seleksi penerimaan masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), siswa saling berebut jurusan yang sama ditempat yang sama.

Mereka sulit menerima arahan bahwa penyebaran jurusan dan tempat dalam seleksi ini perlu, agar membuka peluang lulus bagi semua peserta SNMPTN. Hal ini terjadi karena mereka fokus pada beberapa jurusan saja, dan tidak menyukai beberapa jurusan atau peguruan tingginya.

Pada jalur SBMPTN dan Mandiri juga terjadi hal yang sama. Mereka tetap memilih jurusan tertentu saja.

Sebenarnya ada banyak bidang profesi yang bisa digeluti dan dijadikan bidang karir oleh siswa nantinya, yang disesuaikan dengan kelompok peminatannya, MIPA, IPS atau Bahasa. Beberapa jenis profesi untuk bidang MIPA seperti bidang Ilmu sains, bidang ilmu teknik, bidang kesehatan dan kedokteran, bidang ilmu pertanian, kehutanan dan perikanan dan bidang ilmu pendidikan.

Pada bidang IPS dan Bahasa, terdiri dari bidang ilmu ekonomi, bidang ilmu sosial dan politik, bidang ilmu hukum, bidang ilmu psikolgi, filsafat, pariwisata dan perhotelan, seni dan desain serta bidang ilmu pendidikan.

Salah satu bidang profesi yang sebenarnya bisa dipilih oleh ketiga kelompok peminatan tersebut adalah profesi guru atau bidang ilmu pendidikan. Baik peminatan MIPA, IPS maupun Bahasa sama-sama bisa memilih profesi guru, yang disesuaikan dengan kelompok peminatannya. Bagi yang kelompok MIPA, mereka bisa menjadi guru Biologi, guru Fisika, guru Matematika, guru Kimiia dan lain-lain. Bagi kelompok peminatan IPS dan Bahasa bisa memilih menjadi guru Ekonomi, guru Akuntansi, guru Geografi, guru Sosiologi, guru Bimbingan dan Konseling dan lain-lain.

Tapi bidang ini jarang diminati oleh siswa. Apabila guru bimbingan dan konseling mengarahkan mereka ke bidang keguruan ini, mereka cenderung menolak dengan berbagai alasan.

Meskipun begitu banyak peluang jurusannya, kenyataan yang sering penulis temukan, sangat jarang siswa SMA kelas XII yang mau diarahkan menjadi guru. Beberapa alasan yang sering dikemukakan adalah :

1.  Khawatir nanti siswa yang dihadapi nakal, sehingga akan  susah menghadapinya. Kekhawatiran ini semacam trauma karena melihat banyak anak SMA sekarang yang berprilaku kurang baik, seperti kurang serius, ngobrol saat belajar, malas belajar, tidak mengerjakan latihan dan PR, main gadget saat belajar, melawan pada guru dan prilaku buruk lainnya. Ketika mereka merasakan berada dalam suasana kelas yang berprilaku seperti itu, tumbuh rasa khawatir bahwa kalau nanti dia menjadi guru, akan menghadapi prilaku yang sama, bahkan mungkin lebih parah lagi.

2.  Royalty dari profesi guru tidak begitu menjanjikan.  Banyak faham di masyarakat yang berkeyakinan bahwa menjadi guru tidak bisa membuat kaya, karena gajinya kecil. Bahkan dahulunya dibeberapa daerah, dikenal istilah “maco guru “(ikan asin, lauk yang bisa dikonsumsi oleh guru, karena murah).

3.  Tidak ada minat untuk menjadi guru. Banyak juga siswa yang ketika diarahkan ke bidang pendidikan, mereka menolak dengan alasan tidak ada minat sama sekali untuk menjadi guru. Padahal, minat itu tidak bersifat statis, tapi dinamis. Artinya, meskipun tidak ada minat sama sekali untuk menjadi guru, minat tersebut bisa ditumbuhkembangkan dengan cara memikirkan peluang dan manfaatnya. Minat itu ibarat menanam bunga, jika disirami dan dirawat dengan baik, ia dapat tumbuh dengan subur.

4.  Kesulitan membuat orang lain mengerti. Beberapa siswa yang cukup pintar ketika ditawarkan untuk memilih jurusan keguruan, mereka malah menyampaikan bahwa mereka  kesulitan membuat orang lain mengerti meskipun ia mengerti dan menguasai materi tersebut dengan baik. Kendala ini bisa jadi ditemui oleh siswa ketika dia membantu menjelaskan suatu materi kepada teman, dan ternyata teman tersebut tidak mengerti. Berdasarkan kejadian itu, mereka langsung memvonis bahwa mereka tidak bisa menjadi guru. Padahal keterampilan mengajar itu nanti akan mereka pelajari selama 4 tahun, sebagaimana seorang calon dokter akan belajar dan berlatih dulu sebelum menjadi dokter. Praktek lapangan juga akan membantu mereka lebih terampil lagi dalam mengajar. Semua bidang karir tetap harus dipelajari dengan sungguh-sungguh sebelum terjun kemasyarakat untuk menciptakan dan mengisi lapangan pekerjaan.

5.  Kepribadian kurang mendukung. Banyak siswa juga merasa bahwa karakter kepribadiannya kurang mendukung untuk menjadi guru. Karakter tersebut diantaranya adalah kurang sabar. Mereka merasa dirinya kurang sabar menghadapi prilaku anak zaman sekarang yang kebablasan. Mereka khawatir nantinya terpancing melakukan kekerasan pada siswa yang tidak mau mendengarkan atau malah melawan pada guru. Padahal semua profesi juga butuh kesabaran tokh?

Itulah 5 alasan siswa SMA tidak mau memilih profesi guru. Alasan tersebut muncul karena mereka kurang mendapat informasi dan juga dukungan dari orang tua. Image yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi minat dan penilaian mereka terhadap profesi guru.

 Mari sama-sama kita perbaiki beberapa kesalahfahaman tersebut agar tetap ada dari generasi milenial yang mencintai profesi mulia ini. Kita harus ada yang menggantikan.

#HidupGuruIndonesia

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hidup guru dan bangga menjadi guru.Banyak yang sudah memilih jalur selain guru dan akhirnya berputar lagi kuliah keguruan setelah lulus karena keadaan.

27 Apr
Balas

Hidup guru Indonesia... Mantap bu anel.. memang itu yang kita rasakn di lapangan. Malah mereka cendrung memilih jurusan di PTN dgn menumpuk di satu jurusan yang familiar buat mereka

26 Apr
Balas

Iya bument...ini terjadi tiap tahun....

26 Apr



search

New Post