Anak adalah amanah yang Allah SWT titipkan bagi setiap orang tua. Sebagaimana layaknya amanah harus dijaga sebaik-baiknya, karena Allah akan meminta pertanggungjawaban kelak di hadapanNya. Menyia-nyiakan amanah sama artinya tidak mensyukuri nikmat yang Allah berikan. "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih", begitulah janji Allah SWT bagi hambanya yang pandai bersyukur.

Salah satu bentuk rasa syukur kita sebagai orang tua dalam menjaga amanah yang Allah titipkan yaitu dengan memberikan pendidikan yang baik dan layak baik buah hati kita. Tidak hanya memberikan pendidikan umum saja, pendidikan agama harus juga menjadi prioritas utama dan pertama. Namun, anggapan sebagian orang tua zaman milenial pendidikan agama bisa seadanya saja, boleh asal ada saja, cukup hanya 2 jam seminggu seperti yang tercantum dalam mata pelajaran sekolah. Betapa mirisnya kita melihat kenyataan, disaat pemerintah menggaungkan pendidikan karakter, tanpa dibarengi dengan perhatian lebih pada penguatan nilai-nilai keagamaan.

Pengenalan nilai-nilai agama pada anak harus dimulai sejak dini. Ayah-bunda bisa meluangkan waktunya sejenak untuk mengantarkan buah hatinya ke tempat-tempat pengajian, atau lebih berkesan lagi ayah-bunda dan ananda sama-sama mengaji di tempat yang sama. Tausiah-tausiah yang didengar sama-sama menjadi lebih bermakna sebagai perekat ikatan batin ayah-bunda dan ananda. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter, beradab, dan yang lebih penting tertanamnya nilai-nilai keimanan dan ketakwaan dalam jiwanya.