Memasuki awal tahun 2020, awal semester genap dimulai kami mengawali rutinitas KBM dengan semangat baru, maklum deh habis liburan walaupun hanya 1 pekan, dan tidak pernah terfikirkan akan terjadi musibah adanya berita covid-19 di Kota Wuhan salah satu Kota di Tiongkok, dan yang membuat prihatin dimana virus corona terbawa juga ke negeri tercinta Indonesia, hingga Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran untuk memutus mata rantai virus menyebar maka kami, guru, siswa, dan pegawai TU untuk Work From Home(WFH), kecuali Ofice Boy dan Satpam yang bergantian untuk piket, dan semua musibah tersebut tentunya kita terima dengan tawaqal, karena sudah takdir Illahi Robbi.

WFH adalah salah satu jalan yang harus kami jalani selama 3 pekan/bisa jadi lebih, “kalau dulu burung dikurung,sekarang manusia yang dikurung,dulu kasur dan bantal dijemur sekarang manusia yang dijemur” itulah salah satu postingan yang menghibur selama mengisolasi dirumah, selama WFH kami lakukan LIllahi Ta’ala. Mungkin dibalik musibah ini Allah SWT akan memberikan kabar gembira kedepannya, Aamiin Ya Robbal’alamiin.

Selama WFH menjadikan kami melek IT, mungkin juga dipaksa untuk bisa bekerja di dunia maya, dari WFH-lah banyak kosa kata/istilah asing seperti Flipped Learning, Blended Learning, Home Learning, ClassRoom, Project Based Learning dan banyak lagi. Kami dituntut untuk menyiapkan materi pelajaran atau tugas yang akan kami berikan secara online, ternyata banyak aplikasi yang dapat membawa materi/soal hingga sampai ke siswa yaitu bisa dengan Edmodo, Quipper School, Ruang Guru, Google ClassRoom, Instagram, FaceBook, Twitter, WhatsApp atau Line, dan banyak lagi aplikasi yang berhubungan dengan pembelajaran.

Sesuai dengan judul yang kami post, sebenarnya apa sih Flipped Learning Classroom itu?

“Flipped Classroom adalah model pembelajaran yang “membalik” metode tradisional, di mana biasanya materi diberikan di kelas dan siswa mengerjakan tugas di rumah. Konsep Flipped Classroom mencakup active learning, keterlibatan siswa, dan podcasting. Dalam flipped classroom, materi terlebih dahulu diberikan melalui video pembelajaran yang harus ditonton siswa di rumah masing-masing. Sebaliknya, sesi belajar di kelas digunakan untuk diskusi kelompok dan mengerjakan tugas. Di sini, guru berperan sebagai pembina atau pemberi saran.( http://guraru.org/info/flipped-classroom-membalik-model-pembelajaran-tradisional/)

Sebenarnya model flipped classroom memiliki banyak keuntungan dibandingkan model pembelajaran tradisional. Karena materi yang dipost lewat GCR(Google ClassRoom) dalam bentuk video, memberikan kebebasan pada siswa untuk menghentikan atau mengulang materi kapan saja di bagian-bagian yang kurang mereka pahami. Selain itu, pemanfaatan sesi belajar di kelas untuk proyek atau tugas kelompok mempermudah siswa untuk saling berinteraksi dan belajar satu sama lain.

Namun, meski memiliki banyak kelebihan, flipped classroom membutuhkan persiapan matang agar dapat berjalan dengan optimal. Guru tentunya harus membuat video pembelajaran yang menarik, berkualitas, serta dapat dipahami siswa tanpa tatap muka secara langsung; sementara siswa, di sisi lain, harus memiliki akses terhadap koneksi internet.

Selama WFH kami akan selalu belajar terus IT, menjadikan Guru melek IT, walaupun mungkin belajar secara otodidak, dengan modal adanya mbah Google, atau bantuan dari teman yang sudah pandai IT nya. Semoga Allah SWT menghilangkan bala dan bencana dari negeri Indonesia. Semangat untuk angkatan 2020, yang nantinya akan menjadi cerita suka dan duka.