Neneng Tuti Yuniarti

Neneng Tuti Yuniarti lahir di Bandung 9 Agustus 1962. Mengajar di SMAN 4 Bogor 1992 - sekarang. Menulis adalah bagian dari hidup.Menulis membawaku kelilin...

Selengkapnya
Navigasi Web

SAJAK MATAHARI UJI NYALI SISWA

SAJAK MATAHARI

Karya : W.S. Rendra

Matahari bangkit dari sanubariku.

Menyentuh permukaan samodra raya.

Matahari keluar dari mulutku,

menjadi pelangi di cakrawala.

Wajahmu keluar dari jidatku,

wahai kamu, wanita miskin !

kakimu terbenam di dalam lumpur.

Kamu harapkan beras seperempat gantang,

dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !

Satu juta lelaki gundul

keluar dari hutan belantara,

tubuh mereka terbalut lumpur

dan kepala mereka berkilatan

memantulkan cahaya matahari.

Mata mereka menyala

tubuh mereka menjadi bara

dan mereka membakar dunia.

Matahri adalah cakra jingga

yang dilepas tangan Sang Krishna.

Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,

ya, umat manusia !

Yogya, 5 Maret 1976

Potret Pembangunan dalam

Berangkat dari puisi di atas, kelas XMipa1 dengan kelas lainnya mencoba mengubah puisi menjadi lagu. Kali ini penulis meminta full lagu tidak ada selingan pembacaan puisi. Sajak Matahari merupakan sebuah puisi yang menggambarkan tentang berkah dan musibah yang berada satu benda: matahari. Dia menjadikan matahari sebagai simbol bagaimana sebuah benda bisa menjadi berkah bagi para manusia, namun pada kesempatan yang lain, berubah menjadi musibah. Dengan perilaku manusia menebar bencana. Masalahnya adalah dunia yang mulai hancur karena ulah dan keserakahan seorang penguasa yang ingin menguasai dunia dengan cara cara kotornya. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kalimat pada larik puisi tersebut. Larik “kakimu terbenam di dalam lumpur” yang dapat diartikan seorang wanita yang terjebak di dalam kesengsaraan hidup dan sangat sulit untuk bangun karena semakin ia bergerak ia semakin tenggelam dalam lumpur.

satu juta lelaki gundul keluar dari hutan belantara”, maksud dari larik tersebut adalah para pekerja atau buruh laki-laki yang berprofesi sebagai penebang pohon di hutan baru saja selesai melakukan perkerjaannya. Dilanjutkan dengan larik “mata mereka menyala” maksudnya adalah hutan yang habis ditebang tadi mengakibatkan hilangnya paru-paru dunia hilang dan dunia marah akan hal itu, kemarahannya seperti bara yang membakar dunia.

Peristiwa yang terjadi pada puisi tersebut (perbudakanlah para konglomerat) terus berlangsung sepanjang masa meskipun zaman sudah berkembang. Suasana dalam puisi ini adalah menyedihkan dan mengharukan.

Setelah siswa mengerti isi , makna dan suasana puisi akan memudahkan membuat lagu. Musikalisasi bukan hanya mendengar nyanyian tetapi diharapkan nada yang diciptakan sesuai suasana puisi. Jadi siswa terlebih dahulu perlu menganalisis puisi tersebut. Nah di kelas XMipa1 terlihat antusias. Hampir semua kelompok 2 jam telah menemukan nada dan terdengar tepat dengan suasana puisi. Salah satu kelompok berani tampil beda. Mereka menggunakan fasilitas alat musik di ruang seni. Pantas minta izin ke ruang seni, tahunya mereka menemukan konsep musik yang luar biasa. Benar kata mereka " Puisi berjudul Sajak Matahari Uji Nyali”. Luar biasa. Seneng rasanya mempunyai siswa yang kreatif sehingga pelajaran bahasa Indonesia bisa berkolaborasi dengan Seni Budaya. Terima kasih .

Bogor, 8 Februari 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aku baru tahu syair indah ini, makasih ya Bu.

08 Feb
Balas

Ada di buku paket kls 10.

08 Feb
Balas

Kreatif

08 Feb
Balas

Keren!

08 Feb
Balas



search

New Post