Pagi ini ada sebuah pengalaman yang sangat berharga bisa penulis bagikan buat kita semua. Ceritanya memang sedikit ringan namun sangat prinsipil.

Ada kebiasaan dari seorang teman yang memulai suatu pembicaraan selalu pakai kata pengantar, dan pengantar yang dimaksud yaitu setiap membuka pembicaraan dengan menyebutkan " kata si anu" bla...bla...bla....

Dari kebiasaan teman ini membuat pembicaraan seakan ada dasar hukumnya dari kutipan si "anu" , namun ini bukanlah hal yang baik dalam berkomunikasi, sebab bisa saja kata pengantar dari setiap pembicaraan teman ini akan menjadi fitnah, apabila ucapan yang disampaikan teman ini tidak bisa diterima oleh yang mendengar atau dalam penyampaiannya tidak sesuai redaksi dari ucapan asal sumber berita atau cerita yang disampaikan.

Dalam ilmu komunikasi boleh menyampaikan kutipan berupa pengantar atas sebuah teori atau rujukan ucapan seseorang apabila itu bersifat ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Namun kebiasaan dalam berbicara atau berkomunikasi dengan orang banyak dengan mendahului setiap pembicaraan menurut "si anu atau kata si anu" ini tidak etis, karena bisa berujung ghibah dan fitnah.

Maka dalam setiap pembicaraan sampaikan aspirasi kita, pengamatan kita, ide kita, pikiran kita supaya pembicaraan tersebut tidak menjadi musibah nantinya, karena kalau pembicaraan kita tersebut tidak berkenan bagi seseorang yang mendengar maka yang dituntut adalah orang yang namanya kita sebut diawal pembicaraan yang tadinya kita jadikan sebagai pengantar cerita.

Mari kita bijak dalam berkomunikasi dan janganlah berbicara sebagai meneruskan kata orang, katakanlah dan ucapkanlah kata kita pribadi, supaya komunikasi nyaman dan kita bisa menghindari misskomunikasi akibat dari kebiasaan buruk kita yang berbicara dengan menyebutkan kata orang lain.