PENULIS adalah Peserta SAGUSABU BUNGO ANGKATAN Ke-2

Jalan-jalan ke luar negeri gratis??? Apa bisa???

Sepanjang hidup saya yang sudah berusia 54 tahun ini, saya mendapat berkah berupa kesempatan jalan-jalan gratis ke luar negeri. Sejumlah kesempatan jalan-jalan ke luar negeri yang saya dapatkan adalah murni berkah kemampuan berbahasa Inggris hasil pembelajaran di SMA. Karena kalau biaya sendiri, suatu hal yang jauh panggang dari api. Dengan kata lain impian berangkat ke luar saya terlalu tinggi dibandingkan dengan kondisi ekonomi keluarga kami. Ayah hanya seorang pensiunan prajurit Brimob (satuan khusus kepolisian RI sebelum TNI dan POLRI dipisah). Sebaliknya ibu beprofesi sebagai ibu rumah tangga yang harus cerdas memutar otak untuk mengelola gaji ayah yang minim untuk biaya sehari-hari dan biaya 5 orang anak.

Kesempatan pertama ke luar negeri merupakan berkah Allah melalui rekomendasi Ibu Wirdayati Syam (almarhum),guru bahasa Inggris ketika saya menimba ilmu SMAN 2 Kota Jambi. Pada tahun ke 2 saya di SMA tersebut, saya direkomendasikan sekolah mengikuti seleksi pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi. Menurut beliau kemampuan Berbahasa Inggris cukup memenuhi syarat untuk tes wawancara dalam bahasa Inggris dan wawancara penguasaan terhadap butir-butir Pancasila. Selain itu, karena program ini juga merupakan program pertukaran budaya, tes kemampuan kesenian menjadi pesyaratan terakhir. Harapan lolos seleksi tidak menjadi target saya karena saya satu-satunya peserta berlatar belakang SMA, sedangkan lainnya merupakan saingan berat karena mereka mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi. Akan tetapi, atas kehendak Allah ternyata saya lolos seleksi program pertukaran pemuda Indonesia dengan Kanada tersebut. Terwujudlah impian saya jalan-jalan ke luar negeri gratis ke kota Vancouver dan Hazelton di Prov. British Columbia Kanada selama 6 bulan bersama-bersama perwakilan dari pemuda-pemuda dari seluruh provinsi di Indonesia.

Peluang ke dua jalan-jalan ke luar negeri atas biaya pemerintah terjadi pada saat tahun ke tiga saya menjadi Guru tepatnya tahu 1993. Program tersebut merupakan program kerjasama pemerintah Jepang dengan Indonesia dalam rangka menghadapi Abad 21 kepada guru-guru dan pemuda pelopor. Lagi-lagi karena program tersebut mensyarakatkan guru yang mampu berbahasa Inggris, maka kepala sekolah menawarkan kesempatan tersebut kepada saya guru Bahasa Inggris. Singkat cerita, saya juga lolos seleksi program ke Jepang tersebut. Maka berangkatlah saya bersama perwakilan guru-guru dari seluruh provinsi di Indonesia ke Jepang mengunjungi sekolah-sekolah dan tempat-tempat wisata menarik di Kota Tokyo, Kiyoto, Nagasaki, Hiroshima dan Yamagata selama 1 bulan.

Kesempatan ke tiga, saya dapatkan ketika berusia 40 tahun. Lolos seleksi program Pemerintah Jambi yang mengadakan Pelatihan Guru Bahasa Inggris Berprestasi ke New Zeland selama 3 bulan. Keberangkatan ke Kota Christchurch di New Zealand mewakili Kabupaten Bungo bersama teman-teman guru bahasa Inggris SMA dari 10 Kabupaten dalam provinsi Jambi lainnya.

Nah, kesempatan terakhir gratis keluar negeri di sponsori suami tercinta, mendampingi dirinya ke kota Mekkah dan Madinah di usia saya yg ke 45.

Demikianlah keberuntungan saya mendapatkan kesempatan jalan-jalan gratis ke luar negeri, yakni semuanya atas kehendak Allah yang dengan caraNya mewujudkan impian ssaya.Cita-cita apapun akan terwujud tak lepas dari usaha-usaha nyata teriring doa untuk meraihnya. Sebagaimana pepatah Arab "Man Jadda WaJada", yang artinya "Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil".