Sudah hari ke tiga lebaran, pak Gio belum mengunjungi tetangga depan rumahnya untuk bersilaturahmi. Tetangga sebelah kanan kiri sudah dikunjungi langsung setelah salat Ied. Karena sebelah kanan adalah rumah orang tuanya dan sebelah kiri rumah kakak orang tuanya. Tidak mungkin tidak sungkeman di hari raya walau di tengah pandemi. Istri pak Gio berulang kali mengajak. "Ayo pa, ga enak sama tetangga depan rumah. Beliau baik Sama kita. Setiap panen selalu memberi kita sekarung beras. Panen duku, cabe, sampai panen jengkol kita pasti dikasih. Kita ma, ga pernah ngasih apa-apa. Cuma sedikit ikan asin ketika pulang kampung tahun lalu. Palingan satu ons." Ujar istri pak Gio panjang lebar.

Pak Gio tetap tidak mau. " Mereka mengerti kok. Ga boleh kemana-mana, takut Corona. Nanti malah kita tidak diizinkan masuk. Banyak tetangga yang menulis pengumuman di depan rumahnya, kalau mereka tidak menerima tamu. ." Balas pak Gio.. Memang benar sih. Daerah ini adalah zona merah Covid-19. Siang itu istri pak Gio kembali mengajak silaturahmi lebaran ke tetangga depan rumah. Semua bawaan sudah dipersiapkan, mulai dari beberapa jenis kue, gula, teh, dan sirup. Memang kebiasaan membawa penganan seperti itu masih kental di kalangan suku Jawa di Sitiung. Akhirnya pak Gio dan istrinya berangkat. Anak kecil pak Gio yang masih berusia 2 tahun juga ikut serta. Ternyata rumah nya terbuka dan mau menerima tamu.

Nama tetangga itu adalah Mbah Teguh. Mbah Teguh tinggal sendirian di rumah itu karena suaminya telah meninggal 3 tahun yang lalu. Sehari-hari Mbah Teguh ditemani oleh cucunya yang masih kuliah di Undhari. Setelah sungkeman, makan kue dan minum, pak Gio pamit pulang. Sebelum pulang, Mbah teguh menyelipkan selembar kertas berwarna merah ke saku anak pak Gio. Sesampai di rumah, pak Gio kaget. Ternyata kertas yang diselipkan tadi adalah THR uang kertas 100 ribu rupiah. Biasanya dimana-mana hanya uang kertas baru 10 ribu. "Oh ya, siapa lagi yang kita kunjungi? Jika pergi silaturahmi seperti ini, bisa kaya kita nieh." Ucap pak Gio bernada sindiran.

Taman Sari, Sitiung 1. 14 Juni 2020

#Pentigraf 1

#Tantangan Menulis hari ke-2