Nenri Gusni

Guru di SMAN Unggul Dharmasraya Sumatera Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengambil Hikmah dibalik Covid-19

Masa pandemi covid-19 telah lama dirasakan. Banyak dampak yang terjadi akibat wabah ini. Anjuran pemerintah untuk Stay At Home atau di rumah saja juga menimbulkan berbagai polemik di masyarakat. Lain halnya dengan pak Sugiyono seorang kepala sekolah sebuah SMK Negeri di Dharmasraya. Pak Sugi begitu beliau di sapa berusaha mengambil hikmah dari keadaan yang melanda.Sebagai seorang kepala sekolah beliau tergolong kepsek yang rajin dan kreatif. Tidak pernah diam, ada saja yang beliau kerjakan. Apalagi selama pandemi covid 19 melanda negeri ini.

Berdiam di rumah tidak membuat beliau diam saja, tapi banyak hal yang beliau kerjakan. Beliau suka sekali mencoba dan gigih sampai bisaMenurut beliau seorang kepala sekolah harus mampu membentuk proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan baik. Oleh karena itu, ketika masa pandemi covid 19 ini pembelajaran dilakukan secara daring dari rumah, beliau selalu memantau perkembangan guru mengajar dari rumah. Beliau tergabung dalam grup watshap pembelajaran siswa dan guru pada semua jurusan. Jika ada guru yang belum menuntaskan atau tidak pernah menyapa siswanya dalam grup tersebut, maka beliau langsung menanyakan secara pribadi. Bukan untuk menekan guru atau menyalahkan guru, tapi lebih ke mengingatkan atau ingin mengetahui bagaimana kondisi guru tersebut. Apakah dia sakit, lupa jadwal, atau ada kepentingan lain. Ini adalah bentuk tugas kepala sekolah pada tingkat operasional.

Dalamperanannya sebagai administrator, pak Sugi tidak otoriter dalam tindakan dan keputusannya. Selama covid-19 melanda ini, sebagian besar data yang diminta dinas pendidikan juga secara daring. Tentu semua informasi terlebih dahulu diketahui oleh beliau di grup cabang dinas pendidikan. Kemudian beliau teruskan kepada yang bertugas mengerjakannya seperti wakil kepala sekolah atau pegawai tata usaha. Terkadang beliau tidak hanya menunggu hasil dari pegawai nya, malahan beliau sendiri yang berusaha mengerjakan di rumah.

Dalamkecerdasan emosional, pak Sugi terlihat mempunyai emosi yang terkendali. Baik dalam menghadapi guru dan karyawan, maupun menghadapi siswa dan wali siswa. Beliau selalu menjadi alarm berupa informasi yang dibutuhkan guru, pegawai, dan siswa. Informasi tersebut mengarah kepada berbagai solusi, aksi, dan perubahan tertentu dalam kelangsungan proses belajar mengajar. Berbagai macam komentar yang disampaikan guru dan siswa, baik tentang honor guru suka rela maupun sumbangan komite yang dikomentari siswa dengan nyeleneh, tapi tetap ditanggapi dengan tenang namun bersahaja.

Peranankepala sekolah dalam hal sebagai inovator juga tetap dan malah lebih ditingkatkan oleh pak Sugi. Paket data di handphone beliau tidak terbuang percuma untuk menonton hiburan saja. Namun yang beliau lakukan adalah mencari informasi tentang webinar dan pelatihan daring. Hampir setiap kesempatan beliau mendaftarkan diri menjadi peserta webinar. Malah ada satu lembaga yang melaksanakan pelatihan setiap minggu beliau ikuti. Selain itu, beliau juga sering berinovasi melalui pembelajaran daring di YouTube dan google. Untuk melaksanakan rapat kelulusan siswa, beliau sendiri yang menjadi operator rapat daring menggunakan aplikasi zoom. Beliau pelajari sendiri dari internet, dicobakan terlebih dahulu di rumah, setelah ready baru beliau sebarkan linknya kepada guru di grup watshap.

Sukses melaksanakan tugas sekolah, beliau juga sukses menjadi kepala keluarga di rumah. Hidup rukun dan damai adalah impian semua orang, demikian juga dengan pak Sugi. Beliau hidup rukun bersama istri dan keenam anaknya. Keakraban bersama istri dan anak -anak beliau bina dengan melakukan pekerjaan di rumah secara bersama- sama. Mulai dari berkebun sayur di pekarangan rumah hingga shalat berjamaah. Selama Ramadhan 1441 H pun tujuh anggota keluarga terlibat langsung dalam pelaksanaan malam Ramadhan."Kita laksanakan malam Ramadhan seperti layaknya di mesjid atau mushalla. Ada 4 laki laki dalam keluarga ini, saya dan anak tertua laki laki bertindak sebagai imam, bergantian tiap malam. Dua lagi laki laki yang masih duduk di bangku SD bertindak sebagai Muazin juga bergantian tiap malam. Sedangkan untuk memberikan tausiyah selain kami yang laki laki berempat, juga melibatkan istri serta dua anak perempuannya. Jadi selama seminggu yang memberikan tausiyah ramadhan bergiliran tujuh orang tersebut. Sementara satu lagi masih bayi usia dua tahun juga diawasi secara bergantian bagi yang berhalangan saat itu. Untuk menghargai kegiatan anak anak, diberikan semacam reward dalam bentuk'honor'."

Demikian pak Sugi memberikan kebiasaan baik pada anak-anak beliau. Tetap semangat pak, semoga kedepannya makin sukses dan dapat menginspirasi banyak orang.

Taman Sari, Sitiung 1 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren artikelnyo, nen...

02 Jun
Balas

terimaksih un

02 Jun

mantap bu

02 Jun
Balas

Terimakasih bu

02 Jun

Wooww

04 Jun
Balas

Hehehe

06 Jun

Keren buk

15 Jun
Balas

Keren artikelnya buk

16 Jun
Balas



search

New Post