Tantangan 4

Namanya bernama Arsanur Rahman, S.Pd. M.Pd seorang pemuda yang lahir di desa Tanjung Sarolangun, pada tanggal 1 Januari 1988. Ia sebenarnya adalah teman kuliahku di Pascasarjana, waktu itu kami mengambil konsentrasi Tekhnologi Pendidikan. Jarak umur yang jauh berbeda denganku, ia seumuran anak-anakku, entah dapat kesepakatan dari mana sehingga kami berdua seperti ibu dan anak. Sehingga semenjak kami kuliah sampai saat ini ia selalu memanggilku dengan sebutan " bunda " begitu juga denganku selalu memanggilnya " nak " di ujung pembicaraanku kepadanya.

Arsanur Rahman lebih kerap kami panggil Chan, ia seorang pemuda yang humoris, cenderung keras hati namun sedikit agak mata keranjang, tapi biarlah ia kan seorang bujangan yang ganteng dan mempesona banyak anak perempuan (waktu kuliah ). Kalau melihatnyanya aku selalu ingat kedua anakku yang jauh dariku karena sedang kuliah. Sehingga bila akan sarapan aku selalu mengajaknya sarapan atau setidaknya ngopi bersamaku. 

Saat sedang di bangku perkuliahan kami sering dapat satu kelompok dengannya, jika aku yang membuat makalah ia suka mempresentasikan di depan kelas, begitu pula sebaliknya, jika ia membuat makalah maka aku yang mempresentasikan makalah kami, sehingga kami berdua kelihatan kompak seperti ibu dan anak. Ia anak yang cerdas dalam berpikir dan bertindak sehingga semua persoalan ia sikapi dengan penuh ketelitian dan tidak mau mengecilkan suatu permasalahan yang ia hadapi, itulah salah satu yang membuatku menyukai karakternya 

Berkat kegigihannya yang luar biasa dalam belajar dan perjuangannya agar terus bisa melanjutkan pendidikannya, akhirnya ia pun dapat menyelesaikan Pascasarjananya pada tahun 2015. Pada pertengahan tahun 2016 ia dipanggil oleh Pimpinan STAI Ma'arif Sarolangun untuk menjadi dosen disana yang khusus mengajar Prodi PGMI (Pendidikan guru madrasah ibtidaiyah). Dengan mata Mata kuliah yang di ajarkan Al-Qur'an Hadits dan Ahlussunnah Wal Jama'ah.

Disamping menjadi seorang dosen muda di STAI Ma'arif Sarolangun, ia juga tak lupa menjaga eksistensinya di PMII, sebagai orang yang hoby berorganisasi ia ingin PMII di Sarolangun Jambi bisa bersaing denga daerah lain. Sehingga ia memantapkan dirinya untuk membina kader-kader muda sebagai generasi penerus di keorganisasian yang amat ia cintai itu. Ia termasuk kader PMII yang senior dan ingin organisasinya terus maju dan berkembang.

Semoga ke depan anandaku Arsanur Rahman menjadi dosen yang dicintai dan menjadi panutan oleh mahasiswanya. Dan kita juga berharap agar kiprahnya di dunia pendidikan semakin beekibar. Selamat berjuang nak.