Nety Susanty

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antar Materi - Modul 2.2

Koneksi Antar Materi - Modul 2.2

Sebelum saya mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional murid akan terbentuk dengan sendirinya sejalan dengan pertumbuhan dan bertambahnya usia mereka menuju kedewasaan. Sehingga dalam pembelajaran di kelas saya lebih berfokus pada penyampaian materi pembelajaran. Setelah mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran berbasis sosial emosional perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan, ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di kelas atau sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal terpenting dan sangat mendasar yang telah saya pelajari adalah 5 kompetensi sosial emosional, kesadaran penuh (mindfulness), dan kesejahteraan psikologis (well being).

Berkaitan dengan hal di atas, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan di sekolah:

1. Bagi murid-murid

Pengajaran eksplisit, yaitu dengan melakukan pengajaran eksplisit sebagai implementasi PSE ke pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten dalam menumbuhkan, melatih dan berefleksi tentang 5 KSE dengan cara yang sesuai dan terbuka dengan ragam budaya. Pembelajaran akademik terintegrasi KSE, yaitu dengan mengintegrasikan KSE ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, seni, musik, dan pendidikan jasmani. Keterlibatan murid, yaitu mengajak warga sekolah menghormati dan meningkatkan perspektif dan pengalaman murid dengan melibatkan murid sebagai pemimpin, pemecah masalah, dan pembuat keputusan.

2. Bagi Rekan sejawat

Menjadi teladan, yaitu menerapkan KSE dalam peran dan tugas, menciptakan budaya dan saling memberi apresiasi, dan menumbuhkan rasa peduli dengan teman sejawat. Belajar, yaitu membiasakan melakukan refleksi KSE pribadi, berkolaborasi antar teman sejawat, mengembangkan pola pikir bertumbuh, memahami tahapan perkembangan murid, meluangkan waktu untuk berintrospeksi (self care) dan mengagendakan sesi berbagi praktik baik. Berkolaborasi, yaitu membuat kesepakatan bersama-sama, membuat komunitas belajar profesional, membuat sistem monitoring rekan sejawat, dan mengintegrasikan KSE dalam pelaksanaan rapat guru.

Kesadaran Diri

Kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

Contoh:

Dapat mengembangkan identitas pribadi dan identitas sosial Mengidentifikasi kekuatan/aset diri dan budaya Mengidentifikasi emosi dalam diri Menunjukkan integritas dan kejujuran Mampu menghubungkan perasaan, pikiran dan nilai-nilai diri Menguji dan mempertimbangkan prasangka Memiliki pola pikir bertumbuh mengembangkan minat dan menetapkan arah tujuan tujuan hidup

Manajemen Diri

Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.

Contoh :

Mengelola emosi diri Mengidentifikasi dan menggunakan strategi-strategi pengelolaan stres Menunjukkan disiplin dan motivasi diri Merancang tujuan pribadi dan bersama Menggunakan keterampilan merancang dan mengorganisir Memperlihatkan keberanian untuk mengambil inisiatif Mendemonstrasikan kendali diri dan dalam kelompok

Kesadaran Sosial

Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.

Contoh :

Mempertimbangkan pandangan dan pemikiran orang lain Mengakui kemampuan dan kekuatan orang lain Mendemonstrasikan empati dan rasa welas kasih Menunjukkan keprihatinan atas perasaan orang lain Memahami dan mengekspresikan rasa syukur Mengidentifikasi ragam norma sosial, termasuk dengan norma-norma yang menunjukkan ketidakadilan

Keterampilan Berelasi

Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan suportif.

contoh :

Berkomunikasi dengan efektif Mengembangkan relasi dan hubungan positif Memperlihatkan kompetensi kebudayaan Mempraktikkan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif Dapat melawan tekanan sosial yang negatif Menunjukkan sikap kepemimpinan dalam kelompok Mencari dan menawarkan bantuan apabila membutuhkan Turut membela hak-hak orang lain

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.

Contoh :

Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran Mengidentifikasi/mengenal solusi dari masalah pribadi dan sosial Belajar membuat keputusan beralasan/masuk akal, setelah menganalisis informasi, data dan fakta Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuansi-konsekuansi dan tindakannya menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis sangat berguna baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah

Kesadaran Penuh (mindfulness)

Pembelajaran sosial dan emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan memunculkan perasaan tenang, stres berkurang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi semangat dalam belajar.

Kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan keadilan. Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional. Praktik kesadaran penuh dapat dilakukan dengan menggunakan teknik STOP.

Kesejahteraan Psikologis (well being)

Suatu kondisi individu yang memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan diri.

Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Filosofi KHD

Dengan pembelajaran sosial emosional guru dapat menciptakan well being dalam ekosistem pendidikan di sekolah, sehingga menciptakan kondisi yang nyaman, sehat, dan bahagia. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya sehingga anak akan senang dan semangat dalam proses belajarnya.

Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak

Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang.

Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Visi Guru Penggerak

Dalam pembelajaran sosial emosional dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat mewujudkan profil pelajar pancasila.

Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

Dalam pembelajaran sosial emosional guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi. Hal ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan murid di antaranya kesiapan murid, minat dan profil belajar murid dengan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.

Salam dan Bahagia...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

06 Mar
Balas

Terima Kasih pa....

09 Mar



search

New Post