Budaya Literasi Siswaku
Dengan percaya diri, anak tersebut berpamitan denganku dan berucap, ”Assalamualaikum, Umi”. Sungguh
budaya ramah anak aku rasakan seketika itu. Anak‐anak
dibudayakan untuk ramah dan sopan kepada siapa pun.
Setelah berjumpa dengan kepala sekolahnya dan
berbincang‐bincang seputar budaya yang telah diterapkan di
sekolah tersebut, aku pun pulang. Di sepanjang perjalanan,
pikiranku dihantui dengan ucapan kepala sekolah dan
perlakuan anak tersebut yang baru saja aku saksikan.
Sekolah ini memiliki peluang dalam berliterasi. Sebab apa?
Siswa saja berbudaya ramah, ini tak lain adalah didikan para
gurunya yang selalu menanamkan nilai‐nilai karakter tersebut.
”Ini patut dilestarikan,” ucapku.
Dunia ini hanya berputar 360 derajat. Pada 15 Juli 2019
merupakan hari pertama aku menjalankan profesi sebagai
guru di sekolah tercinta ini, SD Plus Darul Ilmi Murni.
Pembiasaan yang ada di sini sangat bagus. Di antaranya
shalat Duha berjamaah, makan tak boleh berdiri, senyum,
salam, sapa, sopan dan santun, bahkan menguatkan
persaudaraan sesama muslim. Literasi Al‐Qur’an pun
dilaksanakan setiap hari, bahkan budaya membaca setiap
pagi. Luar biasa.
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar