MAHNIAR SINAGA,M.Pd.

Guru SDN 068008 Medan ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Catatan Siswa Masa Korona1(Menjahit Masker)

Kami telah diliburkan selama satu bulan lebih tapi tetap

belajar di rumah. Setiap hari saya shalat Dhuha,

mengaji, dan belajar seperti di sekolah hanya

tempatnya yang di rumah. Pelajaran diberi oleh Umi Niar di

grup WhatsApp paguyuban. Jika ada PR hasilnya difoto dan

diberikan ke guru. Kami menggunakan aplikasi Zoom jika ada

tugas praktik.

Saya merindukan suasana belajar di sekolah. Karena bisa

langsung merasakan praktik belajar. Kadang di luar pelajaran

utama kami diajarkan memasak, membuat minuman,

membuat puding, dan praktik di laboratorium. Itu semua saya

rindukan. Rindu belajar bersama. Ketika masa ujian tiba, kami

semua belajar dari Quiziz, pengalaman yang seru ujian tanpa

diawasi guru. Tapi kami harus berpacu dengan waktu. Jika

telat menjawab soal, maka skor tidak diperoleh. Seru, namun

lucu. Tidak diawasi guru. Meskipun begitu, kami tidak boleh

curang, karena ada Allah yang mengawasi.

Wabah korona ini membawa hikmah tersendiri pada

keluarga kami. Umi saya suka menjahit. Biasanya membuka

workshop tas di rumah. Selama pandemi workshop diliburkan.

Tapi pesanan masker banyak. Jadi setelah tugas sekolah

selesai, saya membantu Umi membuat masker. Alhasil, saya

Tidak merasa bosan berdiam diri di rumah. Bisa berlatih

menjahit dan membuat masker. Ada yang dijual, ada yang

untuk dibagi‐bagikan ke ojek online, tukang becak, tukang

angkut sampah dan tetangga, karena sejak ada wabah covid

‐19 semua masyarakat wajib menggunakan masker. Semoga

wabah covid‐19 segera berlalu agar kami bisa sekolah

seperti biasa. Belajar dan bermain bersama teman‐teman

dan guru‐guru.

Tapi ternyata, sampai Idul Fitri berlalu kami masih libur

karena kondisi tidak memungkinkan. Belajar di rumah

diperpanjang sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Virus ini membuat banyak perubahan yang terjadi di

lingkungan sekitar saya. Orang‐orang keluar rumah wajib

menggunakan masker. Ke masjid pun membawa sajadah

sendiri. Untuk kebutuhan di rumah pun kami tidak lagi belanja

ke pasar. Semua dibeli dengan cara online. Syukurnya warung

tetangga ada yang menyediakan jasa antar belanja online.

Jadi aktivitas di luar rumah bisa dikurangi.

Saya sedih karena tidak bisa lagi bermain di wahana

bermain pada hari libur. Jika bosan kami hanya berkeliling

Kota Medan tapi tetap di dalam mobil tidak turun. Betapa

membosankannya. Tapi saya juga jadi bersyukur karena

punya lebih banyak waktu buat bermain dengan adik saya

dan menolong orang tua di rumah. Saya rindu belajar di

sekolah dengan teman‐teman. Saya selalu berdoa semoga

Allah segera mengangkat wabah ini sehingga saya bisa

beraktivitas seperti biasa. Aamiin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post