Catatan Siswa Masa Korona1(Menjahit Masker)
Kami telah diliburkan selama satu bulan lebih tapi tetap
belajar di rumah. Setiap hari saya shalat Dhuha,
mengaji, dan belajar seperti di sekolah hanya
tempatnya yang di rumah. Pelajaran diberi oleh Umi Niar di
grup WhatsApp paguyuban. Jika ada PR hasilnya difoto dan
diberikan ke guru. Kami menggunakan aplikasi Zoom jika ada
tugas praktik.
Saya merindukan suasana belajar di sekolah. Karena bisa
langsung merasakan praktik belajar. Kadang di luar pelajaran
utama kami diajarkan memasak, membuat minuman,
membuat puding, dan praktik di laboratorium. Itu semua saya
rindukan. Rindu belajar bersama. Ketika masa ujian tiba, kami
semua belajar dari Quiziz, pengalaman yang seru ujian tanpa
diawasi guru. Tapi kami harus berpacu dengan waktu. Jika
telat menjawab soal, maka skor tidak diperoleh. Seru, namun
lucu. Tidak diawasi guru. Meskipun begitu, kami tidak boleh
curang, karena ada Allah yang mengawasi.
Wabah korona ini membawa hikmah tersendiri pada
keluarga kami. Umi saya suka menjahit. Biasanya membuka
workshop tas di rumah. Selama pandemi workshop diliburkan.
Tapi pesanan masker banyak. Jadi setelah tugas sekolah
selesai, saya membantu Umi membuat masker. Alhasil, saya
Tidak merasa bosan berdiam diri di rumah. Bisa berlatih
menjahit dan membuat masker. Ada yang dijual, ada yang
untuk dibagi‐bagikan ke ojek online, tukang becak, tukang
angkut sampah dan tetangga, karena sejak ada wabah covid
‐19 semua masyarakat wajib menggunakan masker. Semoga
wabah covid‐19 segera berlalu agar kami bisa sekolah
seperti biasa. Belajar dan bermain bersama teman‐teman
dan guru‐guru.
Tapi ternyata, sampai Idul Fitri berlalu kami masih libur
karena kondisi tidak memungkinkan. Belajar di rumah
diperpanjang sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Virus ini membuat banyak perubahan yang terjadi di
lingkungan sekitar saya. Orang‐orang keluar rumah wajib
menggunakan masker. Ke masjid pun membawa sajadah
sendiri. Untuk kebutuhan di rumah pun kami tidak lagi belanja
ke pasar. Semua dibeli dengan cara online. Syukurnya warung
tetangga ada yang menyediakan jasa antar belanja online.
Jadi aktivitas di luar rumah bisa dikurangi.
Saya sedih karena tidak bisa lagi bermain di wahana
bermain pada hari libur. Jika bosan kami hanya berkeliling
Kota Medan tapi tetap di dalam mobil tidak turun. Betapa
membosankannya. Tapi saya juga jadi bersyukur karena
punya lebih banyak waktu buat bermain dengan adik saya
dan menolong orang tua di rumah. Saya rindu belajar di
sekolah dengan teman‐teman. Saya selalu berdoa semoga
Allah segera mengangkat wabah ini sehingga saya bisa
beraktivitas seperti biasa. Aamiin
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar