MAHNIAR SINAGA,M.Pd.

Guru SDN 068008 Medan ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Datang Tanpa Pamit

Membayanglan cerita Sharkan, kepalaku panas. Rasa ibaku datang seketika pada Dilvica. Wanita secantik dia menanggung semua penderitaan ini. Apalagi orang tuanya sudah meninggal. “Ceritanya seperti di film‐film, Tan,” ujar Sharkan dengan raut wajah yang memperlihatkan rasa sedih pada sepupunya itu. “Lantas, mengapa Tuan Akhyar dirawat di kapal ini?” “Dokter mengatakan, menunggu keajaiban datang. Benturan yang kuat, membuat otaknya tidak berfungsi dengan normal. Lantas orang tuanya ingin menghabiskan waktu bersama Akhyar di sini. Dengan catatan, perawatan terus menerus dilakukan oleh dokter pribadi mereka, termasuk gizi beliau. Selama ini paman yang menyiap bersama Dilvica. Obat‐obatan pun terus dipasok dari rumah sakit. Nah, ketika sampai di Pelabuhan Rashid, keluarga akhyar termasuk Dilvica akan turun dan tidak ikut berlabuh ke India.” “Mereka mau berobatkah?” “Tidak. Akhyar membeli sebuah rumah di Turki. Tuan Mahmud ingin menikmati rumah itu bersama Tuan akhyar. Mengapa kamu penasaran?” “Iya, sih, tak semestinya aku bertanya terlalu jauh.” “Hmm, tidak masalah. Kamu sudah bagian dari keluarga ini.” “Baiklah. Kita tidur, yuk. Besok mulai masuk dapur.” “Santai saja, besok masih tahap adaptasi. Kamu akan diajari paman dan Dilvica.”

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post