Niken wahyuni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KUMISKU SAYANG

KUMISKU SAYANG

Aku adalah laki-laki berperawakan biasa saja. Rambut tebal melintang di atas bibirku, menambah gagah dan rupawan wajahku. Tiap hari rambut itu ku rawat, ku potong biar rapi, aku tidak mau rambut itu berantakan tak beraturan, karena aku membayangkan seandainya aku makan nasi jagung pasti akan nyangkut di sana dan itu sangat tidak sedap dipandang mata. Makanya aku selalu memperhatikan dan merawat dia. Kumis oh kumisku kaulah mahkota indah dalam hidupku sebagai sarana untuk memperkuat citra diriku di mata orang lain, terutama gadis impianku.

Tapi sayang gadis impianku tidak suka kumis, terus apa yang harus aku lakukan? Padahal kumis itu adalah kebanggaanku, aku tidak mau memangkas habis kumis kebanggaanku tapi aku juga tidak mau kehilangan gadis pujaanku. Ah ..bingung rasanya.

Suatu saat gadis impianku bilang padaku “ mas kumisnya kayak uler (ulat)” duh..rasa hatiku tidak karu karuan, mau marah tidak bisa karena aku terlalu sayang dia. Tidak marah tapi hatiku bergemuruh bagai gunung merapi yang mau meletus. Sejenak aku terdiam sambil memndang gadis pujaanku yang lagi cemberut. Kudekati dia..dia menghindar dan membuang muka. Kudekati lagi dan kuraih tangannya sambil tersenyum aku bilang “ mau kamu apa sayangku”. Sesaat dia terdiam dan memandangku penuh cinta sambil bilang “ potong kumisnya sayang, aku geli”

Kumisku tipis dan rapi, menurutku aku semakin ganteng dan mempesona dengan kumis itu, mengapa si dia tidak suka ya? Bahkan dia bilang kumisku kayak ulat. Heran aku. Seandainya kumisku ini tebal dan tidak teratur mungkin pujaan hatiku akan lari terbirit-birit karena takut. Dia mungkin membayangkan kumisku kayak sumpel botol... hiiiiii.....

Duh kumisku.. terpaksa aku harus merelakan kamu untuk aku pangkas habis demi pujaanku calon istriku. Sejenek aku bercermin di depan kaca melihat kumisku yang terakhir sebelum ku pangkas. Pelan-pelan pisau cukur mulai beraksi dalam waktu lima menit kumisku hilang, aku memejamkan mata membayangkan kalau wajahku bagai uler keket tanpa bulu. Aku buka mata perlahan aku amati wajahku di depan cermin, senyum, cemberut,senyum lagi. Wow ternyata aku ganteng juga tanpa kumis. Bulan depan siap nikah sama pujaan hatiku walau tanpa kumis kebanggaanku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wow bun Niken hebaat! Teruskan menulis bun.. cakep banget gaya bahasanya..

05 Apr
Balas

Insya Allah mbak dyan..baru belajar mbk dan terinspirasi tulisan2 mbak dyan..

06 Apr



search

New Post