Nike Ringgawany

Penyuka rindu, alat musik, especially piano, biola, gitar akustik dan saxophone. Nggak pernah kenyang untuk soal nulis dan baca. Hobi nonton film horor dan dram...

Selengkapnya
Navigasi Web
Baby Blues Syndrom

Baby Blues Syndrom

Si kakak yang masih manja, masih mengkek dan masih menganggap dirinya masih sendiri. Masih seperti dulu, coret-coret di kertas, main boneka dan segala printilan yang lain, di susunin, dan dibuat dalam kondisi cerita dengan suara dan ekspresi yang beda. Belum lagi suaranya yang nyaring nyaris ngalahin Diva Indonesia sampai sampai terdengar ke rumah tetangga kalo lagi nyanyi.

Si kakak yang mulai ngerasain perubahan setahap demi setahap dalam usianya yang masih lima tahun. Ngerasain kasih sayang saya yang mulai terbagi dengan adeknya sampai nangis karena saya kurang perhatian terhadapnya. Kadang saya suka marah kakak ganggu adek tidur, dengan nada yang keras juga ekspresi yang nggak ngenakin. Meskipun si kakak nggak pernah ngomong, saya bisa ngerasain kecewanya kakak yang terlihat dari mimik wajahnya. Setelah ini, saya cuma bisa nyesal dan merenung, nggak seharusnya bersikap begitu.

Saya tahu, saya salah. Kakak harus dirangkul, jangan ditinggalkan. Jangan buat dia punya kesimpulan sendiri, bahwa punya adek itu nggak enak sampai dia ngerasa dicuekin. Bahkan sering dimarahi akibat hal-hal kecil. Tanpa sadar saya udah melukai hatinya. Terus, saya menyesal, lagi dan lagi, meratapi keadaan.

But, apa ini ada hubungannya dengan baby blues syndrom? Ya, bisa jadi. Menurut yang saya baca, di awal masa pasca kelahiran dari hari pertama sampai empat belas hari ibu melahirkan rawan sekali terkena baby blues syndrom. Nah, sekedar informasi buat kita, baby blues adalah suatu kondisi ibu pasca melahirkan akibat perubahan hormonal pada dirinya. Ciri-cirinya adalah mudah marah, mudah tersinggung, sensitif, suka sedih tanpa sebab, mudah menangis, bosan, lelah bahkan bisa berujung stres. Makanya nggak heran ya ada di berita kita temukan kasus ibu yang tega membunuh bayinya. Kebanyakan para netizen yang maha benar menyalahkan ibu, padahal kasus tersebut nggak hanya semata-mata salah ibunya. Bisa jadi karena suami, keluarga dan lingkungannya. Syukur alhamdulillah saya nggak sampai ke tahap yang mengenaskan itu. Huft!

Sekadar berbagi pengalaman, di awal masa pasca melahirkan saya sempat terkena baby blues, *saya kira begitu.

Sensitif iya, mudah marah iya, mau nangis aja rasanya dan berasa jadi makhluk tersedih di dunia. Apalagi kondisi pasca melahirkan kali ini berbeda dengan masa melahirkan si kakak. Di mana waktu itu suami dan keluarga kandung masih bisa menemani saya seratus persen. Beda dengan sekarang, suami jauh di luar kota, hanya bisa menemani sebentar. Rasanya pengen pulang ke rumah orang tua tapi tersebab suatu hal saya mengurungkan niat itu. Jadi ya.. saya merasa sendirian, merasa nggak punya teman cerita padahal masih ada suami yang belum balik ke luar kota. Ditambah juga kondisi pasca operasi caesar yang menyakitkan di mana saya sulit berjalan, menyamping, bahkan untuk tidur saja tidak nyaman, nggak nyamannya itu ketika mau bangkit dari posisi tiduran, sakitnya luar biasa. Terpaksa deh tidur dalam kondisi duduk. Jalan belum bisa tegak alias membungkuk. Ditambah nggak bisa BAB selama enam hari. Sekalinya mau BAB, sampai satu jam di kamar mandi, untuk keluarin satu kotoran saja buat anus berdarah efek kotoran tersebut sudah mengeras dan berbentuk seperti bola-bola. Mau ngeden, nggak mampu. Apa karena otot di anus jadi melemah ya pasca operasi? Ah entahlah. Akhirnya merasa jadi makhluk yang paling tidak berdaya. Segala macam pikiran yang bikin hati enggak enak campur aduk jadi satu. Dan endingnya, pecahlah tangisan saya di kamar mandi. Nah ini salah satu contohnya.

Selain itu, si kakak selalu kena sambaran petir dari kemarahan saya, karena suami sudah kembali, ibu yang udah jarang datang menginap, otomatis saya begadang sendirian. Ibu mertua kebetulan sakit flu. Jadi nggak satu kamar dengan saya dan anak-anak. Saya merasa lelah, mengantuk tingkat dewa, trus jadi selalu menyalahkan keadaan. Kenapa begini? Kok bisa begitu? Perubahan yang signifikan dari kondisi lahiran anak pertama saya. Beda sekali dengan kondisi melahirkan kali ini.

Tapi, alhamdulillah saya udah mengantongi ilmu baby blues ini, jadi saya cepat tersadar dan nggak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Demi si kakak juga si adek yang masih butuh ASI. Nah, kalo saya sedih terus, kan kasihan babynya.. ASInya jadi sedikit. Kalo saya marah-marah terus akibatnya bisa merusak mental si kakak. Oh No!

Nah, sedikit tambahan dari saya, untuk para suami juga keluarga terdekat jangan anggap sepele ya yang namanya baby blues syndrom itu. Buatlah istrimu bahagia, bantu ia merawat si kecil, atau paling tidak bantu beres-beres rumah, maklumi saja kalo nggak sempat masak, syukuri, makan apa adanya, bantu nyuci atau nitip pakaian kotor ke laundry. Istri yang melahirkan itu udah cukup banyak menguras energi untuk melahirkan anakmu, udah cukup banyak pengorbanannya dari masa kehamilan sampai ia melahirkan. Bantu ia dan berilah dukungan.

Untuk para keluarga terdekat, jangan suka menghakimi ibu yang melahirkan dengan kata-kata yang tidak enak didengar. Ya... menurut kita sih biasa belum tentu menurut ibu yang melahirkan. Dan memberi pengarahan boleh-boleh saja, tetapi sampaikanlah dengan cara yang benar sehingga ibu melahirkan tidak merasa tengah dihakimi. Akhirnya dia merasa sedih, mengalami stres dan bisa melukai dirinya sendiri atau bayinya. So, jadilah manusia cerdas baik perkataan maupun perbuatan. Lindungi istri, anak perempuan, menantu, dan kerabat kita dari bahaya baby blues syndrom.

**Sekian dari mommy Caca dan Baby Azka yang udah sembilan bulan enggak nulis panjang 😘. See u in the other stories 😊😊

Medan, 13 Mei 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post