Aku suka malam hari, kadang sedikit menakutkan, liat kiri,kanan, depan, belakang, atas maupun bawah tetap sama. Gelap. Yang tampak hanya kegelapan tapi di sinilah arus lalu lintas memori mampu mengalahkan arus balik mudiknya orang-orang lebaran yang pulang ke kampung halaman.

Aku sedikit sulit memejamkan mata malam ini. Mungkin sang pemilik memori telah mengerti apa yang harus dilakukan seorang perempuan malam-malam begini?

Mata pun terasa kurang bersinergi dengan si pemilik memori.

Kataku, "Ayo.. mulai, waktumu udah sempit!"

Katanya, " Jangan.. mending tidur. Jaga kesehatan. Nanti kalau banyak pikiran dan terus begadang kamu kecapean. Kamu kan sedang di program, nanti proses instalasimu gagal, mau?"

Lagi-lagi mereka beradu argumen.

Sementara tadinya mata terus memelototi layar yang akhir-akhir ini jarang aku sentuh. Sedikit bingung memulai kembali. Akhirnya, aku hanya membaca draft rahasia (lagi).

Berharap akan lahir kalimat-kalimat penentu yang menyenangkan.

Sial!

Mereka belum waktunya untuk dilahirkan. Mereka masih belum matang. Masih banyak asupan energi dan nutrisi untuk membuat janin tulisan ini berkembang, hingga mereka siap berkontraksi dan akhirnya lahir ke dunia.

Dunia yang kata orang kejam. Kejam karena siap menenggelamkan aku kapan saja.

Dan di ujung malam menjelang dini hari, aku masih saja bermesraan dengannya. Bukan dengan pasangan sehidup semati. Tetapi dengan jemari dan si pemilik memori. Sesekali mataku memandang ke sekeliling ruangan, kali-kali memang ada yang memperhatikanku dengan seksama dan diam-diam. Sebab mataku tak bisa menangkap penampakannya.

Selamat Menyambut Dini Hari

😊😊😊

*Jalan Tol Belmera

Belawan - Tanjung Morawa