Nike Ringgawany

Penyuka rindu, alat musik, especially piano, biola, gitar akustik dan saxophone. Nggak pernah kenyang untuk soal nulis dan baca. Hobi nonton film horor dan dram...

Selengkapnya
Navigasi Web
Untukmu, Inspirasiku.
Sumber : Google

Untukmu, Inspirasiku.

Kita terhubung lewat Messenger di tanggal 26 Juli 2017 tepatnya pukul 18.09 WIB. Saat itu aku mengucapkan selamat atas prestasi yang telah kau raih. Katamu, niatmu hanya berbagi di usia yang tak muda lagi. Tak perlu resep mahal. Ya, karena dirimu memang suka berbicara. Itu pengakuanmu.

Lalu, sedikit saja aku menyinggung soal kata "menulis". Langsung kau ajak aku untuk bergabung dalam komunitas menulismu. Katamu, agar bisa berbagi lewat buku. Niat dari awal tidak ada sama sekali. Aku hanya mengatakan, aku hanya bisa menulis diari. Sekadar curhat. Tidak lebih. Dan, kau terus menyemangatiku untuk menuliskan apa-apa yang jadi curahan hatiku.

Kemudian, kau menyarankan aku untuk membaca lebih banyak buku agar kaya bahasa dan pilihan kata. Dalihku, aku tak mampu merangkai kata indah. Tapi, katamu, dicoba dulu, satu paragraf, dua paragraf..

Dan kau menyarankan aku ikut kelas menulis agar bisa terbantu. Akhirnya, kau menyuruhku untuk berburu buku agar dapat meminjam kata. Jadilah aku mengikuti semua kata-katamu. Dan benar, kau memang benar, semua harus dicoba, harus semangat dan pantang menyerah.

Maaf, tiba-tiba diriku jadi sedih karena merasa diri tak tahu diri. Selalu bertanya dan bertanya padamu. Namun, kau tetap sabar menjawabnya. Jujur, itu yang aku suka darimu. Tidak sombong dan selalu berbagi.

Dulu, aku suka bermimpi ingin menjadi guruku, akhirnya Tuhan menjawabnya. Aku menjadi seperti dirinya. Sekarang, aku terkadang juga suka bermimpi, ingin menjadi sepertimu, tetapi apa ini mungkin? Aku pikir ini butuh proses yang panjang.

Bukan selangkah lagi, namun perlu lebih banyak langkah untuk mengikuti jejak-jejak kebaikanmu. Maafkan aku yang selalu muncul dalam daftar like dan komentar facebookmu. Maafkan aku yang selalu menanyakan segala hal dari whatsapp dan messengermu. Sungguh, aku hanya ingin belajar dan berusaha untuk lebih dekat denganmu, karena kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Ups! Ini hanya perumpamaan.

Jadi, tetaplah menjadi inspirasiku. Jangan berubah. Semangatmu, semangatku. Semangatku mudah-mudahan akan terus dapat dipelihara dalam lembar-lembar semangatmu. Kini, aku sedang berada di tengah-tengah telaga air yang sangat dalam, bantu aku untuk berenang menuju tepiannya. Agar aku dapat meraih mimpiku. Hanya Tuhan pemilik semesta alam yang bisa membalas jasamu. Jika engkau membaca tulisanku ini kini atau nanti, ingatlah bahwa pada suatu masa ada seseorang yang masih belajar untuk berenang menggapai mimpinya bersamamu. Ia takkan melupakanmu.

Catatan Hati

Medan, 20 Mei 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ketika menulis telah menjadi sebuah kebutuhan. Maka tak akan ada satu pun alasan untuk meredam. Teruslah menulis Mama Caca. Kelak semua tulisan akan menjadi prasasti bagi diri. Sebab sejatinya, menulis hanya untuk berbagi. Karena itulah, sederhanakan niat, bahwa kita hanya ingin berbagi, bukan untuk meraih paja - puji. Jika pun itu terjadi, anggaplah itu sebagai evaluasi diri, untuk berbuat lebih baik lagi. Andai waktu bisa kembali, sebenarnya, saya pun ingin memulai menulis lebih awal lagi. Sebab menulis, mempertemukan saya dengan jiwa jiwa pembelajar yang tangguh. Seperti Mama Caca. Barakallah Ma.. Mohon maaf lahir batin, .. Salam Literasi!!

21 May
Balas

Berulangkali saya membaca komentar dari bunda. Berulangkali pula saya bingung untuk membalasnya. Entah karena tak percaya bunda memberi komentar Indah pada tulisan saya. Tulisan tentang seorang penggiat literasi yang betah bersemayam dalam benak kepala. Kata apalagi selain terima kasih dan syukur yang dapat saya haturkan pada bunda. Karena melalui pertemuan kita yang tak pernah saya kira sebelumnya kini telah melahirkan rasa haru didalamnya. Sejatinya kita semua adalah pembelajar yang tangguh, namun itu semua tergantung niat yang kita punya. Bunda itu sudah saya anggap seperti ibu sendiri, seperti adiknya mama saya. Terimakasih ya bund sudah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu yang bermanfaat. Semoga hubungan Pertemanan ini dapat menjadi hubungan persaudaraan sampai akhir hayat kita. Aamiin

21 May

Ketika menulis telah menjadi sebuah kebutuhan. Maka tak akan ada satu pun alasan untuk meredam. Teruslah menulis Mama Caca. Kelak semua tulisan akan menjadi prasasti bagi diri. Sebab sejatinya, menulis hanya untuk berbagi. Karena itulah, sederhanakan niat, bahwa kita hanya ingin berbagi, bukan untuk meraih paja - puji. Jika pun itu terjadi, anggaplah itu sebagai evaluasi diri, untuk berbuat lebih baik lagi. Andai waktu bisa kembali, sebenarnya, saya pun ingin memulai menulis lebih awal lagi. Sebab menulis, mempertemukan saya dengan jiwa jiwa pembelajar yang tangguh. Seperti Mama Caca. Barakallah Ma.. Mohon maaf lahir batin, .. Salam Literasi!!

21 May
Balas

Ketika menulis telah menjadi sebuah kebutuhan. Maka tak akan ada satu pun alasan untuk meredam. Teruslah menulis Mama Caca. Kelak semua tulisan akan menjadi prasasti bagi diri. Sebab sejatinya, menulis hanya untuk berbagi. Karena itulah, sederhanakan niat, bahwa kita hanya ingin berbagi, bukan untuk meraih paja - puji. Jika pun itu terjadi, anggaplah itu sebagai evaluasi diri, untuk berbuat lebih baik lagi. Andai waktu bisa kembali, sebenarnya, saya pun ingin memulai menulis lebih awal lagi. Sebab menulis, mempertemukan saya dengan jiwa jiwa pembelajar yang tangguh. Seperti Mama Caca. Barakallah Ma.. Mohon maaf lahir batin, .. Salam Literasi!!

21 May
Balas

Ketika menulis telah menjadi sebuah kebutuhan. Maka tak akan ada satu pun alasan untuk meredam. Teruslah menulis Mama Caca. Kelak semua tulisan akan menjadi prasasti bagi diri. Sebab sejatinya, menulis hanya untuk berbagi. Karena itulah, sederhanakan niat, bahwa kita hanya ingin berbagi, bukan untuk meraih paja - puji. Jika pun itu terjadi, anggaplah itu sebagai evaluasi diri, untuk berbuat lebih baik lagi. Andai waktu bisa kembali, sebenarnya, saya pun ingin memulai menulis lebih awal lagi. Sebab menulis, mempertemukan saya dengan jiwa jiwa pembelajar yang tangguh. Seperti Mama Caca. Barakallah Ma.. Mohon maaf lahir batin, .. Salam Literasi!!

21 May
Balas

Ketika menulis telah menjadi sebuah kebutuhan. Maka tak akan ada satu pun alasan untuk meredam. Teruslah menulis Mama Caca. Kelak semua tulisan akan menjadi prasasti bagi diri. Sebab sejatinya, menulis hanya untuk berbagi. Karena itulah, sederhanakan niat, bahwa kita hanya ingin berbagi, bukan untuk meraih paja - puji. Jika pun itu terjadi, anggaplah itu sebagai evaluasi diri, untuk berbuat lebih baik lagi. Andai waktu bisa kembali, sebenarnya, saya pun ingin memulai menulis lebih awal lagi. Sebab menulis, mempertemukan saya dengan jiwa jiwa pembelajar yang tangguh. Seperti Mama Caca. Barakallah Ma.. Mohon maaf lahir batin, .. Salam Literasi!!

21 May
Balas



search

New Post